Kulon Progo (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, hingga saat ini belum menerima laporan adanya wilayah yang terjadi kekuragan air bersih memasuki musim kemarau 2019 ini.

"Sampai saat ini, belum ada laporan wilayah yang mengalami kekekurangan air bersih. Artinya, ketersediaan air di masyarakat masih mencukupi," kata Kepala Pelaksana BPBD Kulon Progo Ariadi di Kulon Progo, Selasa.

Meski demikian, ia mengatakan BPBD tetap mewaspadai potensi terjadinya beberapa kecamatan, seperti di Kecamatan Kokap, Girimulyo, Kalibawang, Samigaluh, sebagian Pengasih, sebagian Sentololo, Panjatan, dan Lendah.

"Delapan kecamatan tersebut, setiap tahunnya mengalami kekurangan air bersih saat kemarau," katanya.

Ia mengatakan saat ini, berdasarkan hasil peninjauan sementara, terjadi penurunan volume sumber mata air di empat kecamatan, yakni Kecamatan Kokap, Girimulyo, Samigaluh dan Kalibawang.

Namun volume air yang tersedia masih cukup untuk memenuhi kebutuhan dasar, seperti mandi cuci dan kakus. Selain itu, jika nanti krisis air melanda, BPBD sudah melakukan koordinasi dengan BUMD dan perusahaan lainnya untuk ikut membantu dropping air bersih.

"Kami yakin, krisis air tidak akan separah tahun lalu. Pada 2018, intake Kalibawang ditutup sementara, sehingga berdampak pada penurunan air di sumur-sumur warga. Tahun ini, saluran irigasi sudah buka, sehingga potensi kekurangan air sangat rendah," katanya.

Sementara itu, Komandan Taruna Siaga Bencana (Tagana) Kulon Progo Miskijo mengatakan sampai saat ini, pihaknya belum mendapat permohonan bantuan dropping air bersih dari warga atau pemerintah desa.

"Kalau yang resmi belum ada, baru sebatas komunikasi lisan dari salah satu desa, mungkin sekarang lagi buat permohonan bantuan," kata dia.

Baca juga: DIY siapkan Program Droping Air Bersih di Gunung Kidul

Pewarta : Sutarmi
Editor : Herry Soebanto
Copyright © ANTARA 2024