Sleman (ANTARA) - Pedagang kaki lima (PKL) mainan anak yang sebelumnya menempati kawasan Taman Denggung, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta mengeluhkan tempat relokasi di kawasan Gedung Serbaguna Sleman karena dinilai kurang layak.
"Tempat baru tidak seluas lokasi sebelumnya, selain itu juga kurang strategis dan minim fasilitas pendukung," kata salah satu PKL mainan anak Taman Denggung Andi Sulistiyo di Sleman, Sabtu.
Menurut dia, para PKL siap dan bersedia jika harus pindah dari kawasan Taman Denggung, namun diharapkan pemkab agar merelokasi ke tempat yang lebih strategis.
"Seperti di selatan lapangan tenis Sleman. Atau paling tidak kalau tetap di sini fasilitas pendukung juga ditambah, agar memadai," katanya.
Pemerintah Kabupaten Sleman terus melakukan penataan kawasan Taman Denggung yang juga merupakan ruang bermain ramah anak tersebut.
Sebelumnya Pemkab Sleman memindahkan PKL makanan, giliran PKL mainan yang direlokasi pada Senin (30/9).
PKL mainan anak menempati lokasi baru di belakang Gedung Serbaguna Sleman. Jaraknya sekitar 15 meter dari lokasi lama.
Andi mengatakan, di lokasi baru masih banyak yang harus dibenahi. Salah satunya belum ada instalasi listrik dan penerangan.
"Juga tidak tersedia toilet, tempat ibadah dan tanah yang masih belum rata. Bahkan pintu gerbang gedung serbaguna juga dalam kondisi rusak," katanya.
Ia mengatakan, pada siang hari cuaca sangat panas. Sebab, berbeda dengan lokasi lama yang terdapat banyak pohon perindang, di lokasi baru ini hampir tidak ada perindang.
"Ya mau bagaimana lagi, kami hanya pasrah kalau kebijakannya seperti ini. Pengunjung juga sepi," katanya.
Menurut pria yang telah menekuni usaha di Taman Denggung selama hampir 10 tahun ini mengakui selama ini memang tidak ada pemungutan restribusi di Taman Denggung.
"Namun untuk mengoperasikan alat-alat permainan dibutuhkan pembangkit listrik dengan daya sekitar 5.000 Watt. Waktu di Taman Denggung kami pasang listrik prabayar, kalau pakai genset, boros bahan bakar," katanya.
Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Stadion Maguwoharjo Sumadi yang mengelola Taman Denggung mengatakan, berdasarkan kebijakan Pemkab Sleman, Taman Denggung harus bersih. Baik dari pkl makanan dan pkl mainan.
"Total ada 27 pkl mainan yang dipindah. Lokasi Taman Denggung itu wajahnya Kota Sleman, jangan sampai terkesan kumuh," katanya.
Ia mengatakan, pihaknya hanya memfasilitasi pemindahan instalasi listrik dari jaringan lama, karena jika membuat instalasi baru ada kendala pada anggaran.
"Kami hanya memfasilitasi pemindahan meter listrik ke lokasi baru sekaligus memberi arahan agar masing-masing pengelola hanya membuka dua wahana mainan saja," katanya.
"Tempat baru tidak seluas lokasi sebelumnya, selain itu juga kurang strategis dan minim fasilitas pendukung," kata salah satu PKL mainan anak Taman Denggung Andi Sulistiyo di Sleman, Sabtu.
Menurut dia, para PKL siap dan bersedia jika harus pindah dari kawasan Taman Denggung, namun diharapkan pemkab agar merelokasi ke tempat yang lebih strategis.
"Seperti di selatan lapangan tenis Sleman. Atau paling tidak kalau tetap di sini fasilitas pendukung juga ditambah, agar memadai," katanya.
Pemerintah Kabupaten Sleman terus melakukan penataan kawasan Taman Denggung yang juga merupakan ruang bermain ramah anak tersebut.
Sebelumnya Pemkab Sleman memindahkan PKL makanan, giliran PKL mainan yang direlokasi pada Senin (30/9).
PKL mainan anak menempati lokasi baru di belakang Gedung Serbaguna Sleman. Jaraknya sekitar 15 meter dari lokasi lama.
Andi mengatakan, di lokasi baru masih banyak yang harus dibenahi. Salah satunya belum ada instalasi listrik dan penerangan.
"Juga tidak tersedia toilet, tempat ibadah dan tanah yang masih belum rata. Bahkan pintu gerbang gedung serbaguna juga dalam kondisi rusak," katanya.
Ia mengatakan, pada siang hari cuaca sangat panas. Sebab, berbeda dengan lokasi lama yang terdapat banyak pohon perindang, di lokasi baru ini hampir tidak ada perindang.
"Ya mau bagaimana lagi, kami hanya pasrah kalau kebijakannya seperti ini. Pengunjung juga sepi," katanya.
Menurut pria yang telah menekuni usaha di Taman Denggung selama hampir 10 tahun ini mengakui selama ini memang tidak ada pemungutan restribusi di Taman Denggung.
"Namun untuk mengoperasikan alat-alat permainan dibutuhkan pembangkit listrik dengan daya sekitar 5.000 Watt. Waktu di Taman Denggung kami pasang listrik prabayar, kalau pakai genset, boros bahan bakar," katanya.
Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Stadion Maguwoharjo Sumadi yang mengelola Taman Denggung mengatakan, berdasarkan kebijakan Pemkab Sleman, Taman Denggung harus bersih. Baik dari pkl makanan dan pkl mainan.
"Total ada 27 pkl mainan yang dipindah. Lokasi Taman Denggung itu wajahnya Kota Sleman, jangan sampai terkesan kumuh," katanya.
Ia mengatakan, pihaknya hanya memfasilitasi pemindahan instalasi listrik dari jaringan lama, karena jika membuat instalasi baru ada kendala pada anggaran.
"Kami hanya memfasilitasi pemindahan meter listrik ke lokasi baru sekaligus memberi arahan agar masing-masing pengelola hanya membuka dua wahana mainan saja," katanya.