Sleman (ANTARA) - Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta merelokasi ratusan pedagang barang klitikan dan unggas yang biasanya berjualan di sekitar Pasar Godean dan Bibis ke lokasi baru di Rewulu Wetan, Sidokarto, Godean yang terletak tidak jauh dari Pasar Bibis, Rabu.

"Ada sekitar 530 pedagang klitikan dan unggas yang menempati tempat yang dinamakan Pasar Kowen ini," kata Kabid Pembinaan dan Pengembangan Pasar Tradisional Disperindag Kabupaten Sleman Haris Martapa.

Lokasi pasar baru tersebut menempati tanah kas desa dengan luasan sekitar 6.000 meter persegi.

"Untuk yang berjualan didominasi pedagang klitikan yang jumlahnya mencapai 300 an pedagang," katanya.

Penataan pedagang klitikan dan unggas ini pada dasarnya sudah berlangsung sejak beberapa tahun yang lalu.

Pedagang klitikan di sekitar Pasar Godean sebelumnya sempat dipindahkan di Lapangan Ahmad Yani.

Ia mengatakan, lokasi ini pada dasarnya dipersiapkan untuk menampung pedagang unggas. Namun, atas permintaan dari Desa Sidoagung, Godean, akhirnya pedagang klitikan juga turut dipindah.

"Sebenarnya yang belum tertata tinggal yang unggas tapi karena ini ada permintaan dari desa jadi yang klitikan sekalian," katanya.

Haris mengatakan, salah satu pertimbangan pemindahan para pedagang yaitu agar tidak mengganggu arus lalu lintas.

"Karena lokasi berjualan para pedagang tidak jarang hingga sampai badan jalan dan membahayakan pengguna jalan lain," katanya.

Ia mengatakan, belum tertatanya para pedagang di hari pertama relokasi merupakan suatu kewajaran. Apalagi yang berada di lokasi tersebut ada tiga kelompok pedagang klitikan dan dua kelompok pedagang unggas.

"Kalau hari selanjutnya pasti sudah tertata. Kami juga akan membantu untuk menata," katanya.

Di Sleman, ada tiga lokasi yang menjadi jujugan pedagang saat pasaran. Yakni Pasar Cebongan (Kliwon), Pasar Sleman (Pahing) dan Godean (Pon).

"Semua lokasi itu sudah ditata dan lokasinya sudah tidak di pinggir jalan raya lagi. Pengelolaannya saat ini juga sudah diserahkan ke Badan Usaha Milik Desa (BUMDes). Kami hanya membantu menata," katanya.

Komisaris BUMDes Karta Sembada Sidokarto, Godean Istiarto Agus Sutaryo mengatakan nantinya masih akan dilakukan berbagai penataan.

"Belum semua pedagang bisa terakomodir di lokasi tersebut. Kami nanti juga merencanakan di hari pasaran lain agar pedagang bisa jualan hingga sore, karena biasanya hanya sampai pukul 11.00 WIB," katanya.

Ia mengatakan, pihaknya saat ini baru berkoordinasi dengan perangkat desa lain untuk bisa memperluas lokasi yang digunakan sebagai lapak pedagang.

"Ini seadanya dulu, tapi nanti dikembangkan akan kami bangun kios juga," katanya.

Agus yang juga menjabat sebagai Kades Sidokarto ini mengataka saat ini pedagang masih dibebaskan dari biaya sewa. Namun, tidak menutup kemungkinan jika sudah tertata dan terdata akan ada biaya sewa.

"Karena ini tanah kas desa, nanti kami siapkan mekanismenya dulu," katanya.

Salah satu pedagang, Untung, yang tergabung dalam Paguyuban Rukun Manunggal mengatakan lokasi yang digunakan kurang strategis karena berada di tengah perkampungan dan agak jauh dari jalan.

"Kalau enak tetap di pinggir jalan, tapi karena sudah perintah mau bagaimana lagi," katanya.

 

Pewarta : Victorianus Sat Pranyoto
Editor : Herry Soebanto
Copyright © ANTARA 2024