Yogyakarta (ANTARA) - Dalam masa tanggap darurat COVID-19, Pemerintah Kota Yogyakarta tetap menjalankan agenda rutin tahunan yaitu kegiatan musyawarah perencanaan pembangunan (musrenbang) tingkat Kota Yogyakarta melalui teleconference.
“Karena harus memenuhi protokol kesehatan untuk pencegahan penularan COVID-19 dengan penerapan jaga jarak, maka pelaksanaan musyawarah perencanaan pembangunan (musrenbang) yang biasanya digelar secara langsung, kini dilakukan melalui teleconference,” kata Wakil Wali Kota Yogyakarta Heroe Poerwadi di Yogyakarta, Selasa.
Menurut dia, tidak ada kendala apapun dalam pelaksanaan musrenbang melalui teleconference tersebut, meskipun sempat terjadi kendala di salah satu kecamatan karena setting peralatan yang kurang tepat. “Tetapi, masalah tersebut bisa segera diatasi dan pelaksanaan musrenbang bisa berjalan dengan baik. Tidak ada kendala jaringan,” katanya.
Musrenbang tingkat Kota Yogyakarta untuk penyusunan rencana pembangunan pada tahun anggaran 2021 tersebut diikuti oleh setidaknya 100 orang yang tersebar di kelurahan, kecamatan, forum maupun institusi di masyarakat hingga di DPRD Kota Yogyakarta.
“Bahkan, bisa dikatakan jika pelaksanaan musrenbang dengan teleconference ini bisa menjadi pengalaman yang baik untuk diterapkan di masa yang akan datang. Pelaksanaannya pun berjalan efektif dan efisien karena seluruh peserta bisa menyampaikan usulannya,” katanya.
Sedangkan untuk usulan perencanaan pembangunan pada 2021, lanjut Heroe, akan difokuskan pada upaya pemulihan kondisi di Kota Yogyakarta akibat wabah COVID-19.
“Oleh karenanya, kami harus melakukan upaya maksimal pada 2020 sehingga rencana pembangunan pada 2021 tetap bisa direalisasikan,” katanya.
Meskipun demikian, Heroe tidak menampik jika pelaksanaan program pembangunan pada 2020 akan banyak terkoreksi akibat merebaknya wabah COVID-19 yang kemudian berdampak pada banyak aspek, termasuk kondisi sosial dan ekonomi masyarakat.
“Restrukturisasi APBD 2020 harus dilakukan agar tetap responsif terhadap berbagai perubahan kondisi akibat dampak COVID-19. Ada lima hal yang akan kami fokuskan tahun ini,” katanya.
Fokus penggunaan APBD 2020 meliputi, penanganan COVID-19 dari aspek kesehatan, alokasi bantuan dan afirmasi pada masyarakat terdampak, pemulihan kondisi sosial dan ekonomi masyarakat, kebangkitan Yogyakarta, dan memastikan capaian kinerja sesuai Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD).
“Kami ingin agar Yogyakarta bisa bangkit lebih cepat dari dampak COVID-19 dibanding daerah lain,” kata Heroe.
Sementara itu, Ketua Komisi B DPRD Kota Yogyakarta Susanto Dwi Antoro juga mengatakan hal serupa yaitu mendorong pemerintah daerah untuk mempercepat penanganan COVID-19.
“Proses pemulihan ini yang sangat penting. Harapannya, wabah bisa diatasi dengan cepat sehingga pada pertengahan tahun, kita bisa ‘berlari kencang’ lagi,” katanya.