Yogyakarta (ANTARA) - Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta menggandeng Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) menyelenggarakan kegiatan Training of Trainers (TOT) Isyarat Al Quran sebagai upaya mengembangkan potensi mahasiswa difabel.
"Kegiatan ini berangkat dari salah satu tagline UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, yaitu membangun kampus yang inklusif, yang saat ini memiliki 84 mahasiswa difabel aktif," kata Ketua LPPM UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Abdul Qoyum dalam keterangannya pada kegiatan tersebut di Yogyakarta, Jumat.
Menurut dia, LPPM UIN Sunan Kalijaga khususnya pada Pusat Layanan Difabel (PLD) memiliki fokus untuk memberikan layanan kepada difabel, namun tidak hanya di kampus, melainkan layanan yang diberikan juga dapat berdampak di lingkungan teman-teman difabel tinggal.
"Program Pelatihan Guru dan Tenaga Pendidik bagi Difabel tuli menjadi salah satu solusi agar teman-teman difabel tuli khususnya dapat berperan aktif di lingkungan masyarakat," katanya.
Dia mengatakan pendidikan inklusif merupakan salah satu aspek penting dalam menciptakan masyarakat yang adil dan setara. Guru dan tenaga pendidik memiliki peran strategis dalam memastikan peserta didik difabel, khususnya difabel tuli sehingga mereka dapat menerima pendidikan sesuai kebutuhan mereka.
"Oleh karena itu, kami memandang perlu adanya pelatihan khusus untuk meningkatkan kapasitas para pendidik dalam memberikan layanan terbaik bagi difabel tuli," katanya.
Pelatihan yang diikuti 30 orang, terdiri atas 14 difabel tuli dan 16 mahasiswa UIN dari berbagai jurusan pada 24 dan 25 Desember tersebut menghadirkan berbagai narasumber yang memaparkan di antaranya tentang konsep dasar disabilitas, pendidikan inklusif dan kebijakan pemenuhan hak keagamaan bagi difabel tuli.
Koordinator PLD UIN Sunan Kalijaga Asep Jahidin mengatakan selama pelaksanaan, para peserta mendapatkan sesi pelatihan interaktif, dan praktik langsung untuk memperkuat pemahaman dan keterampilan membaca Al Quran bahasa isyarat baik dengan metode Kitabah maupun Tilawah.
Seluruh peserta juga mendapatkan sertifikat sebagai bukti telah mengikuti pelatihan.
"Kami berharap pelatihan ini dapat memberikan dampak yang berkelanjutan dan mendukung terciptanya sistem pendidikan inklusif yang lebih baik di Indonesia," katanya.