Kulon Progo (ANTARA) - Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, akan mengembangkan industri kecil dan menengah berbahan empon-empon dalam mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat dan memiliki pangsa pasar yang luas.
"Pengembangan industri kecil dan menengah (IKM) pembuatan empon-empon ini mendapat dukungan anggaran dari dana keistimewaan DIY," kata Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Iffah Mufidati di Kulon Progo, Selasa.
Ia mengatakan pada masa pandemi COVID-19 ini, menyadarkan semua lapisan masyarakat bahwa produk empon-empon benar-benar menjadi primadona. Pada masa pandemi COVID-19 ini, pelaku IKM yang menggeluti produk empon-empon produknya meningkat.
"Hingga saat ini, permintaan empon-empon kemas sangat tinggi. Permintaan datang dari berbagai daerah, dan pasar internasional. Permintaan empon-empon sangat tinggi. Masyarakat umum yang akan membeli produk ini harus pesan jauh-jauh hari," katanya.
Kabid Perindustrian Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kulon Progo Dewantoro mengatakan pihaknya memberikan pelatihan-pelatihan kepada pelaku IKM mengolah potensi lokal untuk diproduksi supaya memiliki nilai jual dan mampu meningkatkan ekonomi masyarakat.
"Kami memberikan pelatihan pemanfaatan bahan baku untuk produk - produk yang bisa dipromosikan dan laku untuk mendukung Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Borobudur. Masyarakat harus siap menyambut Bukit Menoreh sebagai pusat wisata baru," kata Dewantoro.
Ia mengatakan potensi di Bukit Menoreh sangat banyak, serti empon-empon, teh, kopi, bunga krisan, durian, kelengkeng hingga minyak atsiri. Bahan baku lokal tersebut dapat dimanfaatkan untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi masyarakat di kawasan Bukit Menoreh, yakni Kecamatan Kokap, Samigaluh, Kalibawang, Nanggulan dan Girimulyo.
"Adanya KSPN Borobudur, sepanjang jalan di kawasan Bukit Menoreh "uang berceceran". Untuk itu, kami mulai mempersiakan sumber daya manusia (SDM) dari sisi keterampilan supaya mereka tidak hanya menjadi penonton saat wisata Bukit Menoreh menjadi tujuan utama wisata," katanya.
Rencananya, lanjut Dewantoro, Disperindag akan mendampingi masyarakat Jatimulyo, Girimulyo mengembangkan kawasan usaha rakyat untuk komoditas empon-empon. Yakni mengajari masyarakat membuat jamu dan bagaimana pengemasan, serta penjualan.
"Kami berharap pengembangan IKM empon-empon menggerakan ekonomi masyarakat dan mendukung pariwisata. Pelaku IKM dapat menjual jamu mereka di objek-objek wisata yang dikembangkan masyarakat," katanya.
Selanjutnya, Disperindag juga akan mendampingi masyarakat mengembangkan komoditas teh, kopi, minyak atsiri dan bunga krisan di Kecamatan Samigaluh. Potensi bahan baku tersebut mudah dijumpai, sehingga perlu dikemas dengan baik supaya mendukung pariwisata di wilayah tersebut.
"Kami berharap masyarakat mulai mengembangkan potensi lokal untuk kesejahteraan mereka," harapnya.
"Pengembangan industri kecil dan menengah (IKM) pembuatan empon-empon ini mendapat dukungan anggaran dari dana keistimewaan DIY," kata Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Iffah Mufidati di Kulon Progo, Selasa.
Ia mengatakan pada masa pandemi COVID-19 ini, menyadarkan semua lapisan masyarakat bahwa produk empon-empon benar-benar menjadi primadona. Pada masa pandemi COVID-19 ini, pelaku IKM yang menggeluti produk empon-empon produknya meningkat.
"Hingga saat ini, permintaan empon-empon kemas sangat tinggi. Permintaan datang dari berbagai daerah, dan pasar internasional. Permintaan empon-empon sangat tinggi. Masyarakat umum yang akan membeli produk ini harus pesan jauh-jauh hari," katanya.
Kabid Perindustrian Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kulon Progo Dewantoro mengatakan pihaknya memberikan pelatihan-pelatihan kepada pelaku IKM mengolah potensi lokal untuk diproduksi supaya memiliki nilai jual dan mampu meningkatkan ekonomi masyarakat.
"Kami memberikan pelatihan pemanfaatan bahan baku untuk produk - produk yang bisa dipromosikan dan laku untuk mendukung Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Borobudur. Masyarakat harus siap menyambut Bukit Menoreh sebagai pusat wisata baru," kata Dewantoro.
Ia mengatakan potensi di Bukit Menoreh sangat banyak, serti empon-empon, teh, kopi, bunga krisan, durian, kelengkeng hingga minyak atsiri. Bahan baku lokal tersebut dapat dimanfaatkan untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi masyarakat di kawasan Bukit Menoreh, yakni Kecamatan Kokap, Samigaluh, Kalibawang, Nanggulan dan Girimulyo.
"Adanya KSPN Borobudur, sepanjang jalan di kawasan Bukit Menoreh "uang berceceran". Untuk itu, kami mulai mempersiakan sumber daya manusia (SDM) dari sisi keterampilan supaya mereka tidak hanya menjadi penonton saat wisata Bukit Menoreh menjadi tujuan utama wisata," katanya.
Rencananya, lanjut Dewantoro, Disperindag akan mendampingi masyarakat Jatimulyo, Girimulyo mengembangkan kawasan usaha rakyat untuk komoditas empon-empon. Yakni mengajari masyarakat membuat jamu dan bagaimana pengemasan, serta penjualan.
"Kami berharap pengembangan IKM empon-empon menggerakan ekonomi masyarakat dan mendukung pariwisata. Pelaku IKM dapat menjual jamu mereka di objek-objek wisata yang dikembangkan masyarakat," katanya.
Selanjutnya, Disperindag juga akan mendampingi masyarakat mengembangkan komoditas teh, kopi, minyak atsiri dan bunga krisan di Kecamatan Samigaluh. Potensi bahan baku tersebut mudah dijumpai, sehingga perlu dikemas dengan baik supaya mendukung pariwisata di wilayah tersebut.
"Kami berharap masyarakat mulai mengembangkan potensi lokal untuk kesejahteraan mereka," harapnya.