Disdag Kulon Progo mengadakan pelatihan pemanfaatam bahan baku lokal
Kulon Progo (ANTARA) - Dinas Perdagangan Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, mengadakan pelatihan pemanfaatan bahan baku lokal, yakni minuman tradisional dalam rangka memberdayakan ekonomi masyarakat.
Kepala Dinas Perdagangan Kulon Progo Iffah Muffidati di Kulon Progo, Jumat, mengatakan pelatihan diberikan kepada kelompok usaha bersama usaha meningkatkan ekonomi keluarga (KUB Umega) di Desa Hargowilis, Kecamatan Kokap.
"Tujuan kegiatan ini, diharapkan mampu mengembangkan kemampuan para anggota KUB Umega untuk dapat mengolah potensi bahan baku lokal yang ada di sekitar wilayah Klepu yaitu empon-empon berupa jahe, secang, kunyit, kencur," kata Iffah.
Ia mengatakan pelatihan ini juga diharapkan mampu meningkatkan nilai ekonomis, yang pada akhirnya akan meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan keluarga, serta juga meningkatkan pemberdayaan warga sekitar.
Pelatihan dasar yakni praktik membuat wedang uwuh kristal, sirup wedang uwuh, kunyit asam kristal dan segar, beras kencur krital dan segar. Selain materi praktik, juga diberikan materi tentang kewirausahaan, kelembagaan kelompok dan analisa usahanya.
"Ke depan, kami akan mengupayakan bantuan alat produksi, sehingga mereka lebih optimal dalam mengolah potensi lokal," katanya.
Sementara itu, Kepala Bidang Perindustrian Dinas Perdagangan Kulon Progo Dewantoro, pihaknya memberikan pelatihan-pelatihan kepada pelaku industri kecil dan menengah mengolah potensi lokal untuk diproduksi supaya memiliki nilai jual dan mampu meningkatkan ekonomi masyarakat.
"Kami memberikan pelatihan pemanfaatan bahan baku untuk produk - produk yang bisa dipromosikan dan laku untuk mendukung KSPN Borobudur. Masyarakat harus siap menyambut Bukit Menoreh sebagai pusat wisata baru," kata Dewantoro.
Ia mengatakan potensi di Bukit Menoreh sangat banyak, serti empon-empon, teh, kopi, bunga krisan, durian, kelengkeng hingga minyak atsiri. Bahan baku lokal tersebut dapat dimanfaatkan untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi masyarakat di kawasan Bukit Menoreh, yakni Kecamatan Kokap, Samigaluh, Kalibawang, Nanggulan dan Girimulyo.
"Adanya KSPN Borobudur, sepanjang jalan di kawasan Bukit Menoreh "uang berceceran". Untuk itu, kami mulai mempersiakan sumber daya manusia (SDM) dari sisi ketrampilan supaya mereka tidak hanya menjadi penonton saat wisata Bukit Menoreh menjadi tujuan utama wisata," katanya.
Rencananya, lanjut Dewantoro, Dinas Perdagangan akan mendampingi masyarakat Jatimulyo, Girimulyo mengembangkan kawasan usaha rakyat untuk konoditas empon-empon. Yakni mengajari masyarakat membuat jamu dan bagaimana pengemasan, serta penjualan.
"Kami berharap pengembangan industri kecil empon-empon menggerakan ekonomi masyarakat dan mendukung pariwisata. Pelaku IKM dapat menjual jamu mereka di objek-objek wisata yang dikembangkan masyarakat," katanya.
Selanjutnya, Dinas Perdagangan juga akan mendampingi masyarakat mengembangkan komoditas teh, kopi, minyak atsiri dan bunga krisan di Kecamatan Samigaluh. Potensi bahan baku tersebut mudah dijumpai, sehingga perlu dikemas dengan baik supaya mendukung pariwisata di wilayah tersebut.
"Kami berharap masyarakat mulai mengembangkan potensi lokal untuk kesejahteraan mereka," harapnya.
Kepala Dinas Perdagangan Kulon Progo Iffah Muffidati di Kulon Progo, Jumat, mengatakan pelatihan diberikan kepada kelompok usaha bersama usaha meningkatkan ekonomi keluarga (KUB Umega) di Desa Hargowilis, Kecamatan Kokap.
"Tujuan kegiatan ini, diharapkan mampu mengembangkan kemampuan para anggota KUB Umega untuk dapat mengolah potensi bahan baku lokal yang ada di sekitar wilayah Klepu yaitu empon-empon berupa jahe, secang, kunyit, kencur," kata Iffah.
Ia mengatakan pelatihan ini juga diharapkan mampu meningkatkan nilai ekonomis, yang pada akhirnya akan meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan keluarga, serta juga meningkatkan pemberdayaan warga sekitar.
Pelatihan dasar yakni praktik membuat wedang uwuh kristal, sirup wedang uwuh, kunyit asam kristal dan segar, beras kencur krital dan segar. Selain materi praktik, juga diberikan materi tentang kewirausahaan, kelembagaan kelompok dan analisa usahanya.
"Ke depan, kami akan mengupayakan bantuan alat produksi, sehingga mereka lebih optimal dalam mengolah potensi lokal," katanya.
Sementara itu, Kepala Bidang Perindustrian Dinas Perdagangan Kulon Progo Dewantoro, pihaknya memberikan pelatihan-pelatihan kepada pelaku industri kecil dan menengah mengolah potensi lokal untuk diproduksi supaya memiliki nilai jual dan mampu meningkatkan ekonomi masyarakat.
"Kami memberikan pelatihan pemanfaatan bahan baku untuk produk - produk yang bisa dipromosikan dan laku untuk mendukung KSPN Borobudur. Masyarakat harus siap menyambut Bukit Menoreh sebagai pusat wisata baru," kata Dewantoro.
Ia mengatakan potensi di Bukit Menoreh sangat banyak, serti empon-empon, teh, kopi, bunga krisan, durian, kelengkeng hingga minyak atsiri. Bahan baku lokal tersebut dapat dimanfaatkan untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi masyarakat di kawasan Bukit Menoreh, yakni Kecamatan Kokap, Samigaluh, Kalibawang, Nanggulan dan Girimulyo.
"Adanya KSPN Borobudur, sepanjang jalan di kawasan Bukit Menoreh "uang berceceran". Untuk itu, kami mulai mempersiakan sumber daya manusia (SDM) dari sisi ketrampilan supaya mereka tidak hanya menjadi penonton saat wisata Bukit Menoreh menjadi tujuan utama wisata," katanya.
Rencananya, lanjut Dewantoro, Dinas Perdagangan akan mendampingi masyarakat Jatimulyo, Girimulyo mengembangkan kawasan usaha rakyat untuk konoditas empon-empon. Yakni mengajari masyarakat membuat jamu dan bagaimana pengemasan, serta penjualan.
"Kami berharap pengembangan industri kecil empon-empon menggerakan ekonomi masyarakat dan mendukung pariwisata. Pelaku IKM dapat menjual jamu mereka di objek-objek wisata yang dikembangkan masyarakat," katanya.
Selanjutnya, Dinas Perdagangan juga akan mendampingi masyarakat mengembangkan komoditas teh, kopi, minyak atsiri dan bunga krisan di Kecamatan Samigaluh. Potensi bahan baku tersebut mudah dijumpai, sehingga perlu dikemas dengan baik supaya mendukung pariwisata di wilayah tersebut.
"Kami berharap masyarakat mulai mengembangkan potensi lokal untuk kesejahteraan mereka," harapnya.