Sleman (ANTARA) - Forum Anak Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, menyampaikan delapan tuntutan selama masa pandemi COVID-19, yang salah satunya adalah meminta adanya ruang ekspresi untuk menuangkan gagasan dan kreativitas secara daring (online).
"Delapan suara anak Sleman ini merupakan hasil penjaringan yang kami sebarkan secara daring dengan formulir google form," kata Ketua Forum Anak Sleman Urmila Syifa Kurniawan di Sleman, Minggu.
Menurut dia, terdapat 230 anak yang mengisi formulir, anak-anak ini berasal dari 17 kecamatan yang ada di Kabupaten Sleman.
"Dalam penjaringan tersebut kami mengajukan beberapa pertanyaan dan apa yang diharapkan anak-anak Sleman. Dari usulan-usulan mereka kami diskusikan dan rumuskan menjadi delapan suara anak Sleman," katanya.
Ia mengatakan, kedelapan tuntutan anak Sleman terkait dengan pandemi COVID-19 ini kemudian diteruskan ke Pemda DIY agar bisa diteruskan ke pusat.
"Delapan tuntutan yang disuarakan anak-anak Sleman, meliputi harapan mereka untuk mendapatkan pendampingan dari keluarga saat belajar di rumah selama pandemi COVID-19, adanya dukungan psikologis dan penjaminan terpenuhinya hak anak, serta pendampingan khusus bagi anak selama pandemi COVID-19," katanya.
Kemudian anak-anak Sleman berharap selalu dilindungi dari kekerasan fisik atau verbal, stigmatisasi, dan segala sesuatu yang merendahkan martabat anak dalam masa pandemi COVID-19.
"Mereka juga mengharapkan adanya fasilitas pendukung dalam pembelajaran daring berupa akses Internet yang memadai," katanya.
Forum Anak Sleman mengharapkan pula adanya pembelajaran yang menyenangkan serta praktis selama pembelajaran berlangsung saat pandemi COVID-19.
Mereka juga mengharapkan adanya sinergi dari pemerintah, swasta, media, dan lembaga untuk mengedukasi anak terkait protokol kesehatan saat pandemi COVID-19.
"Anak-anak Sleman juga mengharapkan menjadi prioritas dalam pemberian bantuan berupa alat pelindung diri maupun penunjang nutrisi untuk meningkatkan imunitas selama pandemi dan mengharapkan adanya ruang ekspresi daring untuk menyalurkan kreativitas selama pandemi COVID-19," katanya.
Syifa mengatakan, untuk ikut mendampingi anak-anak selama masa pandemi COVID-19, Forum Anak Sleman juga menyediakan layanan curhat secara daring.
"Anak-anak bisa ikut curhat daring ini bisa DM di instagram kami @forumanak.sleman atau menguhungi salah satu dari kami- 083867260700," katanya.
Pengurus Forum Anak Sleman lainnya, Aisyah Halimah mengatakan ruang curhat daring tersebut berupaya untuk merangkul dan memberikan solusi bagi anak-anak yang membutuhkan teman selama menerapkan "social distancing".
"Selama pandemi, kan banyak anak-anak yang bosan atau jenuh tinggal di rumah. Kami siapkan ruang curhat online ini. Kami juga menyiapkan psikolog bagi anak-anak yang membutuhkan," katanya.
Menurut dia, hingga kini, sudah puluhan anak yang memanfaatkan ruang curhat daring tersebut. Selain pelajar SMP, ada juga pelajar tingkat SMA yang mengikuti layanan tersebut.
"Sampai sekarang belum ada pelajar yang sampai harus mendapatkan pendampingan psikolog. Rata-rata mereka curhat soal tugas-tugas sekolah yang sangat banyak. Ada yang masalah pribadi selama pandemi. Ada yang cerita mengidolakan sesuatu," katanya.
Sekretaris Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (P3AP2KB) Kabupaten Sleman Tina Hastani mengatakan selama masa pandemi COVID-19 ini anak-anak juga membutuhkan ruang ekspresi secara online.
"Kami masih akan membahas seperti apa ruang ekspresi secara online ini yang cocok, agar anak-anak bisa melepas kejenuhan," katanya.
"Delapan suara anak Sleman ini merupakan hasil penjaringan yang kami sebarkan secara daring dengan formulir google form," kata Ketua Forum Anak Sleman Urmila Syifa Kurniawan di Sleman, Minggu.
Menurut dia, terdapat 230 anak yang mengisi formulir, anak-anak ini berasal dari 17 kecamatan yang ada di Kabupaten Sleman.
"Dalam penjaringan tersebut kami mengajukan beberapa pertanyaan dan apa yang diharapkan anak-anak Sleman. Dari usulan-usulan mereka kami diskusikan dan rumuskan menjadi delapan suara anak Sleman," katanya.
Ia mengatakan, kedelapan tuntutan anak Sleman terkait dengan pandemi COVID-19 ini kemudian diteruskan ke Pemda DIY agar bisa diteruskan ke pusat.
"Delapan tuntutan yang disuarakan anak-anak Sleman, meliputi harapan mereka untuk mendapatkan pendampingan dari keluarga saat belajar di rumah selama pandemi COVID-19, adanya dukungan psikologis dan penjaminan terpenuhinya hak anak, serta pendampingan khusus bagi anak selama pandemi COVID-19," katanya.
Kemudian anak-anak Sleman berharap selalu dilindungi dari kekerasan fisik atau verbal, stigmatisasi, dan segala sesuatu yang merendahkan martabat anak dalam masa pandemi COVID-19.
"Mereka juga mengharapkan adanya fasilitas pendukung dalam pembelajaran daring berupa akses Internet yang memadai," katanya.
Forum Anak Sleman mengharapkan pula adanya pembelajaran yang menyenangkan serta praktis selama pembelajaran berlangsung saat pandemi COVID-19.
Mereka juga mengharapkan adanya sinergi dari pemerintah, swasta, media, dan lembaga untuk mengedukasi anak terkait protokol kesehatan saat pandemi COVID-19.
"Anak-anak Sleman juga mengharapkan menjadi prioritas dalam pemberian bantuan berupa alat pelindung diri maupun penunjang nutrisi untuk meningkatkan imunitas selama pandemi dan mengharapkan adanya ruang ekspresi daring untuk menyalurkan kreativitas selama pandemi COVID-19," katanya.
Syifa mengatakan, untuk ikut mendampingi anak-anak selama masa pandemi COVID-19, Forum Anak Sleman juga menyediakan layanan curhat secara daring.
"Anak-anak bisa ikut curhat daring ini bisa DM di instagram kami @forumanak.sleman atau menguhungi salah satu dari kami- 083867260700," katanya.
Pengurus Forum Anak Sleman lainnya, Aisyah Halimah mengatakan ruang curhat daring tersebut berupaya untuk merangkul dan memberikan solusi bagi anak-anak yang membutuhkan teman selama menerapkan "social distancing".
"Selama pandemi, kan banyak anak-anak yang bosan atau jenuh tinggal di rumah. Kami siapkan ruang curhat online ini. Kami juga menyiapkan psikolog bagi anak-anak yang membutuhkan," katanya.
Menurut dia, hingga kini, sudah puluhan anak yang memanfaatkan ruang curhat daring tersebut. Selain pelajar SMP, ada juga pelajar tingkat SMA yang mengikuti layanan tersebut.
"Sampai sekarang belum ada pelajar yang sampai harus mendapatkan pendampingan psikolog. Rata-rata mereka curhat soal tugas-tugas sekolah yang sangat banyak. Ada yang masalah pribadi selama pandemi. Ada yang cerita mengidolakan sesuatu," katanya.
Sekretaris Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (P3AP2KB) Kabupaten Sleman Tina Hastani mengatakan selama masa pandemi COVID-19 ini anak-anak juga membutuhkan ruang ekspresi secara online.
"Kami masih akan membahas seperti apa ruang ekspresi secara online ini yang cocok, agar anak-anak bisa melepas kejenuhan," katanya.