Jakarta (ANTARA) - Arsene Wenger mengabaikan reaksi Jose Mourinho yang tidak dimasukkan dalam biografi mantan pelatih Arsenal asal Prancis itu meskipun mereka berseteru selama bertahun-tahun, dengan mengatakan bahwa berurusan dengan pelatih asal Portugal itu membuatnya seperti berada di taman-kanak-kanak lagi.
Seperti disiarkan Reuters, Senin, otobiografi Wenger, "My Life in Red and White" (Hidup Saya dalam Merah dan Putih), menceritakan 22 tahun keberadaannya di Arsenal tapi tidak menyebut duelnya dengan Mourinho, yang klubnya Chelsea meruntuhkan status 'Tak terkalahkan' pria asal Prancis itu pada 2004-2005.
Mourinho telah mengatakan alasan dia tidak disebut dalam buku itu adalah, "Karena dia tidak pernah mengalahkan saya."
"Itu tidak mengganggu saya. Ini provokasi permanen." kata Wenger kepada Canal Plus. "Saya merasa seperti saya berada di taman kanak-kanak bersama dia. Tapi itu adalah bagian dari kepribadiannya."
Rivalitas Mourinho dengan Wenger mencapai titik didih pada 2014 ketika mereka berkelahi secara fisik di tepi lapangan dalam pertandingan Liga Premier di Stamford Bridge.
Wenger membutuhkan 14 kali upaya untuk akhirnya mengalahkan Mourinho, yang pernah menyebutnya sebagai "spesialis kegagalan", dan ia hanya berhasil dua kali menang dalam 19 pertemuan.
"Kami mengalahkan dia dua kali. Kami menang, dan juga banyak hasil seri," Wenger menambahkan.
"Bukan 'kamu' yang menang, kamu hanya berpartisipasi dalam kemenangan. 'Kami' lah yang menang. Manajer berada di sana untuk mendapat hasil maksimal dari tim."
Wenger, yang meninggalkan Arsenal pada 2018, ditunjuk sebagai kepala pemgembangan sepak bola global oleh FIFA tahun lalu sedangkan Mourinho sekarang menangani Tottenham Hotspur.
Seperti disiarkan Reuters, Senin, otobiografi Wenger, "My Life in Red and White" (Hidup Saya dalam Merah dan Putih), menceritakan 22 tahun keberadaannya di Arsenal tapi tidak menyebut duelnya dengan Mourinho, yang klubnya Chelsea meruntuhkan status 'Tak terkalahkan' pria asal Prancis itu pada 2004-2005.
Mourinho telah mengatakan alasan dia tidak disebut dalam buku itu adalah, "Karena dia tidak pernah mengalahkan saya."
"Itu tidak mengganggu saya. Ini provokasi permanen." kata Wenger kepada Canal Plus. "Saya merasa seperti saya berada di taman kanak-kanak bersama dia. Tapi itu adalah bagian dari kepribadiannya."
Rivalitas Mourinho dengan Wenger mencapai titik didih pada 2014 ketika mereka berkelahi secara fisik di tepi lapangan dalam pertandingan Liga Premier di Stamford Bridge.
Wenger membutuhkan 14 kali upaya untuk akhirnya mengalahkan Mourinho, yang pernah menyebutnya sebagai "spesialis kegagalan", dan ia hanya berhasil dua kali menang dalam 19 pertemuan.
"Kami mengalahkan dia dua kali. Kami menang, dan juga banyak hasil seri," Wenger menambahkan.
"Bukan 'kamu' yang menang, kamu hanya berpartisipasi dalam kemenangan. 'Kami' lah yang menang. Manajer berada di sana untuk mendapat hasil maksimal dari tim."
Wenger, yang meninggalkan Arsenal pada 2018, ditunjuk sebagai kepala pemgembangan sepak bola global oleh FIFA tahun lalu sedangkan Mourinho sekarang menangani Tottenham Hotspur.