Yogyakarta (ANTARA) - Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan Kesejahteraan Sosial (BBPPKS) Yogyakarta meningkatkan kemampuan pendamping Program Keluarga Harapan (PKH) melalui "workshop" peningkatan kompetensi.

Kepala Badan Pendidikan, Penelitian, dan Penyuluhan (BP3S) Sosial Kemensos Prof Syahabuddin mengatakan pendamping PKH harus menjadi sumber daya manusia yang unggul dan siap dalam menghadapi dinamika perubahan.

"Salah satu perubahan seperti saat ini adalah situasi pendemi COVID-19. Pendamping dituntut kreatif dalam mendampingi keluarga penerima manfaat (KPM) PKH dengan meminimalkan pertemuan secara langsung," kata Syahabuddin saat membuka "workshop" peningkatan kapasitas SDM PKH di Yogyakarta, Rabu.

BBPPKS Yogyakarta telah melatih 4.371 pendamping PKH dalam tahun 2020. Mereka berasal dari Jawa Tengah, Jawa Timur, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Bali, Nusa Tenggara Barat (NTB), dan Nusa Tenggara Timur (NTT).

Syahabuddin menambahkan peserta "workshop" harus dapat berinovasi dalam melaksanakan pertemuan peningkatan kapasitas keluarga (P2K2) berbasis teknologi.

Menurut dia, SDM PKH harus melek teknologi dan bisa memanfaatkan IT dalam melaksanakan tugasnya.

"Apresiasi kepada BBPPKS Yogyakarta yang telah menyelesaikan pelatihan 100 persen sesuai jumlah peserta yang ditargetkan. Di tengah pandemi COVID-19 saat ini, ternyata tidak mengurangi kinerja BBPPKS Yogyakarta dalam mencetak dan meningkatkan kompetensi SDM Kesos," kata Syahabuddin.

Kepala BBPPKS Yogyakarta Murhardjani mengatakan "workshop" selama dua hari diikuti 60 orang koordinator kota/kabupaten di wilayah Jateng dan DIY.

"Mereka kita harapkan dapat menularkan hasil 'workshop' kepada pendamping lainnya," katanya.

Murhardjani berharap seluruh SDM PKH dapat terus berkarya mendorong agar KPM PKH dapat cepat graduasi sehingga posisi mereka dapat digantikan warga miskin lainnya.

 

Pewarta : Bambang Sutopo Hadi
Editor : Herry Soebanto
Copyright © ANTARA 2024