Jakarta (ANTARA) - Ketua Komisi Hubungan Antaragama dan Kepercayaan Konferensi Waligereja Indonesia (HAK-KWI) Mgr. Yohanes Harun Yuwono mengungkapkan rasa keprihatinan, doa dan duka cita mendalam atas peristiwa bom bunuh diri di depan Gereja Katedral, Makassar, yang mencederai rasa kemanusiaan seluruh bangsa dan telah mengakibatkan korban luka-luka.
"Peristiwa bom bunuh diri tersebut bukan hanya menjadi keprihatinan umat Katolik semata, melainkan keprihatinan seluruh bangsa dan negara Indonesia," kata Yohanes di Jakarta, Minggu.
Pihaknya mengecam keras tindakan teror tersebut dan mengimbau seluruh umat Katolik dan masyarakat untuk tetap tenang dan tidak terprovokasi.
"Kecaman keras atas tindakan bom bunuh diri yang merendahkan martabat manusia, menghancurkan nilai-nilai kemanusiaan dan menambah daftar panjang tindakan terorisme di bumi Nusantara yang kita cintai," katanya.
Yohanes juga mengimbau seluruh umat untuk tidak takut dan resah, namun tetap waspada.
Dia pun meminta agar semua pihak tidak mengunggah gambar-gambar dari lokasi kejadian ke media sosial.
HAK-KWI memberikan kepercayaan penuh kepada aparat keamanan untuk mengusut tuntas kasus ini.
Sebelumnya, aksi bom bunuh diri dilakukan dua orang terduga teroris di depan Gereja Katedral, Jalan Kajaolalido, Kelurahan Baru, Kota Makassar, Provinsi Sulsel, sekitar pukul 10.30 WITA, Minggu (28/3).
Aksi pelaku bisa dicegah pihak keamanan gereja tidak sampai masuk ke dalam gereja. Atas peristiwa itu sejumlah petugas keamanan gereja mengalami luka-luka.
Kejadian tersebut di sela pelaksanaan ibadah Misa Minggu Palma. Polisi menyebut ada dua terduga pelaku.
Data pihak Kepolisian, tercatat sebanyak 20 orang menjadi korban luka dan telah mendapat perawatan medis. Sementara terduga pelaku bom bunuh diri yang menggunakan sepeda motor, dinyatakan tewas. Satu pelaku dapat dikenali meski sebagian tubuhnya terurai dan satu lainnya kondisi tubuhnya hancur.
"Peristiwa bom bunuh diri tersebut bukan hanya menjadi keprihatinan umat Katolik semata, melainkan keprihatinan seluruh bangsa dan negara Indonesia," kata Yohanes di Jakarta, Minggu.
Pihaknya mengecam keras tindakan teror tersebut dan mengimbau seluruh umat Katolik dan masyarakat untuk tetap tenang dan tidak terprovokasi.
"Kecaman keras atas tindakan bom bunuh diri yang merendahkan martabat manusia, menghancurkan nilai-nilai kemanusiaan dan menambah daftar panjang tindakan terorisme di bumi Nusantara yang kita cintai," katanya.
Yohanes juga mengimbau seluruh umat untuk tidak takut dan resah, namun tetap waspada.
Dia pun meminta agar semua pihak tidak mengunggah gambar-gambar dari lokasi kejadian ke media sosial.
HAK-KWI memberikan kepercayaan penuh kepada aparat keamanan untuk mengusut tuntas kasus ini.
Sebelumnya, aksi bom bunuh diri dilakukan dua orang terduga teroris di depan Gereja Katedral, Jalan Kajaolalido, Kelurahan Baru, Kota Makassar, Provinsi Sulsel, sekitar pukul 10.30 WITA, Minggu (28/3).
Aksi pelaku bisa dicegah pihak keamanan gereja tidak sampai masuk ke dalam gereja. Atas peristiwa itu sejumlah petugas keamanan gereja mengalami luka-luka.
Kejadian tersebut di sela pelaksanaan ibadah Misa Minggu Palma. Polisi menyebut ada dua terduga pelaku.
Data pihak Kepolisian, tercatat sebanyak 20 orang menjadi korban luka dan telah mendapat perawatan medis. Sementara terduga pelaku bom bunuh diri yang menggunakan sepeda motor, dinyatakan tewas. Satu pelaku dapat dikenali meski sebagian tubuhnya terurai dan satu lainnya kondisi tubuhnya hancur.