Jakarta (ANTARA) - Ahli epidemiologi dari Universitas Indonesia Tri Yunis Miko Wahyono mengatakan varian Delta dari India sebagai salah satu varian virus SARS-CoV-2 penyebab COVID-19 lebih cepat menular dibanding varian Alpha dari Inggris.
"Penularannya (varian Delta) 10 kali lipat lebih cepat dari yang biasa," kata Yunis saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Kamis.
Varian B.1.617 dari India mengalami mutasi ganda dibanding varian B.1.1.7 dari Inggris yang hanya mempunyai mutasi tunggal. Oleh karena itu, varian India memiliki bahaya penularan yang lebih cepat dibanding varian Inggris.
Baca juga: Pasien positif COVID-19 di Kulon Progo bertambah 65 menjadi 6.387 orang
Mutasi ganda pada varian Delta virus SARS-CoV-2 penyebab COVID-19 tersebut menyebabkan adaptasi virus terhadap antibodi, dan tingkat keparahan penyakit lebih parah karena adaptasi itu.
"Sifatnya bisa beradaptasi dengan lingkungan, jika lingkungan berat dia (varian Delta) bisa beradaptasi," ujarnya.
Selain penularannya yang jauh lebih cepat, yang membuat virus Delta ini bahaya juga adalah keparahan penyakitnya lebih berat dan dari semua kalangan umur bisa terserang dengan cepat.
Baca juga: Wamenkes : Lonjakan COVID-19 di Kudus tolok ukur kemunculan varian baru
"Bahayanya varian India ini adalah penularannya cepat, severitasnya atau keparahannya juga cepat dan tidak memandang umur mau tua mau muda akan terserang lebih cepat," tutur Yunis.
Baca juga: Lonjakan COVID-19 di Kudus dan Bangkalan contoh abai prokes
Memang, kata dia, mutasi pada virus corona jenis baru penyebab COVID-19 menyebabkan efektivitas vaksin berkurang, namun vaksin yang digunakan saat ini masih tetap efektif melawan varian-varian yang ada sehingga vaksinasi COVID-19 itu membantu seseorang jika terinfeksi COVID-19 tidak sampai jatuh pada kesakitan yang sangat parah.
"Penularannya (varian Delta) 10 kali lipat lebih cepat dari yang biasa," kata Yunis saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Kamis.
Varian B.1.617 dari India mengalami mutasi ganda dibanding varian B.1.1.7 dari Inggris yang hanya mempunyai mutasi tunggal. Oleh karena itu, varian India memiliki bahaya penularan yang lebih cepat dibanding varian Inggris.
Baca juga: Pasien positif COVID-19 di Kulon Progo bertambah 65 menjadi 6.387 orang
Mutasi ganda pada varian Delta virus SARS-CoV-2 penyebab COVID-19 tersebut menyebabkan adaptasi virus terhadap antibodi, dan tingkat keparahan penyakit lebih parah karena adaptasi itu.
"Sifatnya bisa beradaptasi dengan lingkungan, jika lingkungan berat dia (varian Delta) bisa beradaptasi," ujarnya.
Selain penularannya yang jauh lebih cepat, yang membuat virus Delta ini bahaya juga adalah keparahan penyakitnya lebih berat dan dari semua kalangan umur bisa terserang dengan cepat.
Baca juga: Wamenkes : Lonjakan COVID-19 di Kudus tolok ukur kemunculan varian baru
"Bahayanya varian India ini adalah penularannya cepat, severitasnya atau keparahannya juga cepat dan tidak memandang umur mau tua mau muda akan terserang lebih cepat," tutur Yunis.
Baca juga: Lonjakan COVID-19 di Kudus dan Bangkalan contoh abai prokes
Memang, kata dia, mutasi pada virus corona jenis baru penyebab COVID-19 menyebabkan efektivitas vaksin berkurang, namun vaksin yang digunakan saat ini masih tetap efektif melawan varian-varian yang ada sehingga vaksinasi COVID-19 itu membantu seseorang jika terinfeksi COVID-19 tidak sampai jatuh pada kesakitan yang sangat parah.