Gunung Kidul (ANTARA) - Kelompok Tani Bima Utama Sambirejo di Desa Sidorejo, Kecamatan Pojong, Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, melakukan gerakan tanam dan panen bawang merah seluas tiga hektare.
Ketua Tani Bima Utama Sambirejo Sutiyono di Gunung Kidul, Senin, mengatakan penanaman bawang merah ini bermula pada Mei 2021 dengan melibatkan 10 petani dengan luas lahan 1,5 hektare dengan memanfaatkan lahan pribadi yang terpisah-pisah.
Tani Bima Utama Sambirejo muncul akibat dampak dari pandemi dan modal mandiri dan terus bertahan seiring waktu mampu berkembang dan bertambah anggotanya menjadi 20 orang dan lahan mencakup 3 hektare.
"Bermodal niat, tekad dan nekat karena belum punya pengalaman penanaman bawang merah, kami bersama-sama bahkan rela melakukan studi di Karangrejek hingga wilayah Klaten. Kami ingin maju bersama, dan hasil panen hari ini cukup bagus," kata Sutiyono.
Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan DIY Sugeng Purwanto mengatakan pengembangan bawang merah di DIY dan khususnya di Gunung Kidul sangat masif. Dirinya mengapresiasi efektifitas penanaman bawang merah melalui benih.
Produktivitas bawang merah ubinan mencapai 12,7 ton per hektare padahal rata rata sekitar 10 ton. Jika di hitung biaya impas produksi (BEP) nya hanya pada kisaran harga Rp12 ribu sampai Rp15 ribu, sehingga apabila dengan harga saat ini pada kisaran harga Rp22 ribu per kilogram, sangat menguntungkan.
"Kami berharap akan ada terus upaya penambahan luas tanam. Selain itu akan ada terus pendampingan dari Dinas Pertanian dan Pangan sebagai upaya untuk memajukan pertanian," katanya.
Bupati Gunung Kidul Sunaryanta mengucapkan terimakasih kepada masyarakat telah melakukan apa yang menjadi cita-cita pemerintah dengan pertanian serta pihak-pihak terkait dengan upaya dan dukungan.
"Sesuai orientasi awal pemerintah kabupaten menyemangati dengan segitiga kehidupan meliputi pertanian, pariwisata, dan investasi," katanya.
Ketua Tani Bima Utama Sambirejo Sutiyono di Gunung Kidul, Senin, mengatakan penanaman bawang merah ini bermula pada Mei 2021 dengan melibatkan 10 petani dengan luas lahan 1,5 hektare dengan memanfaatkan lahan pribadi yang terpisah-pisah.
Tani Bima Utama Sambirejo muncul akibat dampak dari pandemi dan modal mandiri dan terus bertahan seiring waktu mampu berkembang dan bertambah anggotanya menjadi 20 orang dan lahan mencakup 3 hektare.
"Bermodal niat, tekad dan nekat karena belum punya pengalaman penanaman bawang merah, kami bersama-sama bahkan rela melakukan studi di Karangrejek hingga wilayah Klaten. Kami ingin maju bersama, dan hasil panen hari ini cukup bagus," kata Sutiyono.
Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan DIY Sugeng Purwanto mengatakan pengembangan bawang merah di DIY dan khususnya di Gunung Kidul sangat masif. Dirinya mengapresiasi efektifitas penanaman bawang merah melalui benih.
Produktivitas bawang merah ubinan mencapai 12,7 ton per hektare padahal rata rata sekitar 10 ton. Jika di hitung biaya impas produksi (BEP) nya hanya pada kisaran harga Rp12 ribu sampai Rp15 ribu, sehingga apabila dengan harga saat ini pada kisaran harga Rp22 ribu per kilogram, sangat menguntungkan.
"Kami berharap akan ada terus upaya penambahan luas tanam. Selain itu akan ada terus pendampingan dari Dinas Pertanian dan Pangan sebagai upaya untuk memajukan pertanian," katanya.
Bupati Gunung Kidul Sunaryanta mengucapkan terimakasih kepada masyarakat telah melakukan apa yang menjadi cita-cita pemerintah dengan pertanian serta pihak-pihak terkait dengan upaya dan dukungan.
"Sesuai orientasi awal pemerintah kabupaten menyemangati dengan segitiga kehidupan meliputi pertanian, pariwisata, dan investasi," katanya.