Kulon Progo (ANTARA) - Badan Narkotika Nasional Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta membentuk proyek percontohan Desa Bersih Narkoba di enam desa di Kabupaten Kulon Progo.
Kepala Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) DIY Andi Fairan di Kulon Progo, Kamis, mengatakan BNNP DIY menggagas Desa Bersih Narkoba (Bersinar) yang menjadi program memerangi narkoba untuk menuju Indonesia bersih dari narkoba.
Sebanyak enam desa di Kabupaten Kulon Progo yang menjadi proyek percontohan Desa Bersinar yakni Wates, Jangkaran, Jatisarono, Sentolo, Cerme dan Pendoworejo.
"Kami harapkan terjalin sinergi dan dukungan dari seluruh pemangku kepentingan serta pemerintah desa yang perannya sangat strategis dan penting dalam upaya pencegahan penyalahgunaan narkoba di kelurahan," ucap Andi.
Ia mengatakan Kabupaten Kulon Progo merupakan wilayah yang cukup rawan terhadap potensi peredaran gelap dan penyalahgunaan narkoba. Sehingga perlu adanya berbagai pencegahan. Upaya itu diwujudkan dengan pembentukan Desa Bersinar di kabupaten tersebut.
"Saat ini peredaran gelap dan penyalahgunaan narkoba tidak hanya terjadi di wilayah perkotaan. Namun juga menyasar wilayah pedesaan, dan bahkan kasusnya cenderung banyak terjadi di desa. Sasaran penggunanya pun beragam, mulai dari nelayan, petani hingga pekerja swasta," katanya.
Andi menambahkan, desa-desa yang berada di wilayah penyangga kota, perbatasan provinsi dan pesisir pantai seperti di Kulon Progo menjadi daerah yang sangat rawan terhadap peredaran gelap narkoba. Terlebih, saat ini Kulon Progo juga memiliki bandara internasional yang menjadi tempat keluar masuknya barang dan manusia domestik maupun internasional.
Lebih lanjut, menurut Andi, dengan adanya program pemerintah yang fokus pada kesejahteraan masyarakat desa dan kehadiran bandara internasional di Kulon Progo, tentu hal tersebut berdampak pada peningkatan perekonomian desa. Kondisi itu menjadikan desa sebagai potensi bisnis baru bagi bandar narkoba.
"Maka diperlukan ketahanan yang kuat dari desa untuk menanggulangi permasalahan narkoba," katanya.
Sementara itu, Bupati Kulon Progo Sutedjo berharap kegiatan pencanangan Desa Bersinar di Kabupaten Kulon Progo bisa memberi dampak positif kepada masyarakat. Khususnya terhadap upaya penanggulangan serta pencegahan penyalahgunaan narkoba.
"Kami meminta pihak-pihak yang menjadi bagian dalam Desa Bersinar itu juga dapat mengedukasi masyarakat tentang bahaya narkoba. Sehingga harapannya kabupaten Kulon Progo bisa bebas dari peredaran gelap maupun penyalahgunaan narkoba," katanya.
Kepala Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) DIY Andi Fairan di Kulon Progo, Kamis, mengatakan BNNP DIY menggagas Desa Bersih Narkoba (Bersinar) yang menjadi program memerangi narkoba untuk menuju Indonesia bersih dari narkoba.
Sebanyak enam desa di Kabupaten Kulon Progo yang menjadi proyek percontohan Desa Bersinar yakni Wates, Jangkaran, Jatisarono, Sentolo, Cerme dan Pendoworejo.
"Kami harapkan terjalin sinergi dan dukungan dari seluruh pemangku kepentingan serta pemerintah desa yang perannya sangat strategis dan penting dalam upaya pencegahan penyalahgunaan narkoba di kelurahan," ucap Andi.
Ia mengatakan Kabupaten Kulon Progo merupakan wilayah yang cukup rawan terhadap potensi peredaran gelap dan penyalahgunaan narkoba. Sehingga perlu adanya berbagai pencegahan. Upaya itu diwujudkan dengan pembentukan Desa Bersinar di kabupaten tersebut.
"Saat ini peredaran gelap dan penyalahgunaan narkoba tidak hanya terjadi di wilayah perkotaan. Namun juga menyasar wilayah pedesaan, dan bahkan kasusnya cenderung banyak terjadi di desa. Sasaran penggunanya pun beragam, mulai dari nelayan, petani hingga pekerja swasta," katanya.
Andi menambahkan, desa-desa yang berada di wilayah penyangga kota, perbatasan provinsi dan pesisir pantai seperti di Kulon Progo menjadi daerah yang sangat rawan terhadap peredaran gelap narkoba. Terlebih, saat ini Kulon Progo juga memiliki bandara internasional yang menjadi tempat keluar masuknya barang dan manusia domestik maupun internasional.
Lebih lanjut, menurut Andi, dengan adanya program pemerintah yang fokus pada kesejahteraan masyarakat desa dan kehadiran bandara internasional di Kulon Progo, tentu hal tersebut berdampak pada peningkatan perekonomian desa. Kondisi itu menjadikan desa sebagai potensi bisnis baru bagi bandar narkoba.
"Maka diperlukan ketahanan yang kuat dari desa untuk menanggulangi permasalahan narkoba," katanya.
Sementara itu, Bupati Kulon Progo Sutedjo berharap kegiatan pencanangan Desa Bersinar di Kabupaten Kulon Progo bisa memberi dampak positif kepada masyarakat. Khususnya terhadap upaya penanggulangan serta pencegahan penyalahgunaan narkoba.
"Kami meminta pihak-pihak yang menjadi bagian dalam Desa Bersinar itu juga dapat mengedukasi masyarakat tentang bahaya narkoba. Sehingga harapannya kabupaten Kulon Progo bisa bebas dari peredaran gelap maupun penyalahgunaan narkoba," katanya.