Bantul, DIY (ANTARA) - Satgas Penanggulangan COVID-19 Bantul , Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menyatakan kasus konfirmasi COVID-19 di daerah itu dalam sehari pada Minggu (28/11) bertambah 11 orang, sehingga total kasus positif menjadi sebanyak 57.360 orang.

Berdasarkan data Satgas Penanggulangan COVID-19 Bantul di Bantul,Senin,  tambahan kasus baru itu berasal dari Bantul empat orang, Banguntapan tiga orang, dan Kasihan dua orang, serta Piyungan dan Sewon masing-masing satu orang.

Dalam periode yang sama tidak terdapat kasus konfirmasi COVID-19 yang sembuh, sehingga jumlah angka kesembuhan di Bantul tetap 55.652 orang.

Begitu juga dengan kasus konfirmasi COVID-19 yang meninggal dunia tidak ada penambahan data, sehingga kasus kematian di Bantul masih 1.569 orang.

Dengan demikian jumlah kasus aktif COVID-19 atau pasien yang masih terinfeksi dan menjalani isolasi maupun karantina di selter dan rumah sakit wilayah Bantul per hari Minggu (28/11) menjadi 139 orang.

Kasus isolasi itu berdasarkan domisili tersebar di seluruh 17 kecamatan se-Bantul dengan jumlah terbanyak dari Bambanglipuro 29 orang, disusul Sewon 24 orang, sementara kecamatan dengan kasus aktif terendah dari Pleret dan Sanden masing-masing satu orang.

Sementara itu, Bupati Bantul Abdul Halim Muslih mengatakan, sebagai upaya mendukung percepatan terbentuknya kekebalan komunal, pemkab bersinergi dengan jajaran terkait terus melakukan vaksinasi COVID-19 dengan target 100 persen dari total sasaran.

"Yang penting bahwa vaksinasi COVID-19 harus dilanjutkan sampai 100 persen, sekarang ini posisi di Bantul capaiannya sudah 84 persen," katanya.

Bupati mengatakan, kalau berdasarkan rumus bahwa untuk bisa tercapai 'herd immunity' itu kalau vaksinasi sudah mencapai 70 persen, namun percepatan vaksinasi tetap terus dilakukan hingga tuntas.

"Bantul itu sudah mencapai 'herd immunity' atau 70 persen vaksinasi itu sejak sebulan yang lalu. Tetapi kita ingin berupaya 100 persen, kecuali memang mereka yang mempunyai komorbid-komorbid (penyakit penyerta) yang tidak bisa divaksin," demikian  Abdul Halim Muslih .

Pewarta : Hery Sidik
Editor : Victorianus Sat Pranyoto
Copyright © ANTARA 2024