Kulon Progo (ANTARA) - Petani di Kecamatan Girimulyo, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, menggelar "wiwitan" panen raya padi di lahan tadah hujan dengan tingkat produktivitas sebanyak 9,8 ton gabah kering panen per hektare.

Wiwitan adalah ritual persembahan tradisional masyarakat Jawa sebelum panen padi dilakukan. Ritual itu dilakukan sebagai wujud terima kasih dan rasa syukur kepada Tuhan yang telah menumbuhkan padi sebelum panen.

Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kulon Progo Muh Aris Nugroho di Kulon Progo, Selasa, mengatakan kegiatan ini merupakan wujud syukur masyarakat dan tanda dimulainya panen raya di lahan sawah tadah hujan.

"Potensi panen di lahan tadah hujan sangat potensial, di mana per hektare lahan dapat menghasilkan 9,8 ton gabah kering panen. Petani kita luar biasa bisa menanam padi di lahan tadah hujan, hasilnya pun luar biasa tidak kalah dengan lahan sawah irigasi, ini baru satu kali masa tanam," kata Aris.

Ia mengatakan potensi tersebut masih bisa ditingkatkan dengan tambahan ketersediaan air yang mencukupi. Hal tersebut didukung dengan adanya sumber mata air yang mengalir sepanjang musim yang berjarak sekitar tiga kilometer dari lahan sawah dan nantinya dapat dialirkan untuk menambah ketersediaan air.

"Di sini ada potensi mata air yang sepanjang musim tidak kering, ini kita upayakan dengan pipanisasi untuk mengairi wilayah sini, jadi harapannya minimal bisa menambah satu kali masa tanam lagi sehingga tidak lagi bera (tidak digarap)," katanya.

Aris juga mengatakan bahwa dengan upaya meningkatkan usaha pertanian tersebut utamanya bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. "Selain itu juga turut meningkatkan jumlah produksi tanaman pangan di Kabupaten Kulon Progo," katanya.

Sementara itu, Bupati Kulon Progo Sutedjo sangat mengapresiasi upaya kerja keras masyarakat menanam padi pada lahan tadah hujan, di mana dengan keterbatasan mampu mendapatkan hasil yang maksimal.

Ia juga berharap semangat petani Bulak Penggung bisa menginspirasi petani tadah hujan lain, mengingat banyak potensi-potensi lahan tadah hujan yang ada di wilayah Kulon Progo.

"Kami sangat mengapresiasi kegiatan petani disini, ini tadah hujan ini perlu semangat lebih karena tergantung hujan, tapi hasilnya bagus tidak kalah dengan sawah irigasi," kata Sutedjo.

 


Pewarta : Sutarmi
Editor : Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2024