Bantul (ANTARA) - Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta menyebut luas panen padi selama musim tanam 2024 hingga akhir September mencapai 28.600 hektare atau hampir sama dengan luas panen selama musim tanam 2023.
"Saya sudah memprediksi di 2024 ini luas panen padi kita itu hampir sama dengan 2023, tahun ini yang dipanen sekitar 28.600 hektare, sementara pada 2023 lalu juga seluas 28.500 hektare," kata Kepala DKPP Bantul Joko Waluyo di Bantul, Senin.
Menurut dia, tidak adanya perubahan signifikan pada 2024 dibandingkan dengan musim tanam 2023 tersebut karena pengaruh fenomena La Nina, yang berdampak pada curah hujan yang mengalami mundur, sehingga kegiatan tanam juga mundur dari kondisi normal.
"Pada 2023 itu hujannya sudah di akhir tahun, sehingga yang seharusnya bulan Oktober sudah tanam, menjadi mundur dan Januari baru panen, makanya luas panen kita hampir sama dengan 2023, tapi untuk produksi padi kita tidak ada masalah," katanya.
Dia mengatakan, untuk musim tanam (MT) dua yang dipanen September, hasil panen padi di beberapa lokasi berdasarkan hitungan ubinan rata-rata 10 ton per hektare, bahkan, ada beberapa lokasi sawah wilayah Bantul yang produksinya 11 ton per hektare.
Lebih lanjut dia mengatakan, pada musim tanam dua tahun 2024, para petani juga sudah diminta melakukan antisipasi keterbatasan air irigasi pertanian dengan menanam padi umur pendek, dan benih padi yang butuh air tidak banyak.
"Kami sudah antisipasi agar petani menanam padi umur pendek, dan yang tidak butuh air banyak. Jadi petani juga sudah mencari bibit bibit tanaman padi yang umur pendek, misalnya yang umurnya 80 sampai 90 hari sudah bisa dipanen," katanya.
Dia juga mengatakan, secara umum kondisi sawah di Bantul menghadapi musim kemarau panjang ini tidak berdampak signifikan terhadap kegiatan budidaya padi, sebab selain petani sudah antisipasi dengan varietas yang cocok, juga didukung dengan ketersediaan pupuk melimpah.
"Target tanam di Agustus maupun di September hampir sama seperti target yang kita canangkan, tidak ada penurunan. Nanti di bulan Oktober semoga benar benar ada hujan, sehingga produksi di 2025 kita bisa meningkat," katanya.