Yogyakarta (ANTARA) - Kegiatan operasi pasar minyak goreng curah yang dilaksanakan sejak pekan lalu terus berlanjut di berbagai kecamatan dan pasar di Kota Yogyakarta pada pekan ini dan diharapkan bisa terus dilakukan sepanjang bulan puasa.
"Hari ini kami melakukan operasi pasar (OP) minyak goreng curah di Kecamatan Gondokusuman dan Gedongtengen. Sehari sebelumnya kami lakukan di Kecamatan Ngampilan dan Pasar Pingit," kata Kepala Dinas Perdagangan Kota Yogyakarta Yunianto Dwi Sutono di Yogyakarta, Rabu.
Alokasi minyak goreng curah yang disiapkan di masing-masing kecamatan berbeda-beda didasarkan pada potensi jumlah warga yang menjadi sasaran operasi pasar.
Di Kecamatan Ngampilan dan Gedongtengen disiapkan sebanyak 1.000 liter minyak goreng masing-masing untuk 200 warga. Setiap warga dibatasi membeli lima liter minyak goreng dengan harga Rp70.000 atau Rp14.00 per liter. Sedangkan di Pasar Pingit dialokasikan sebanyak 600 kilogram minyak goreng curah untuk 16 pedagang.
Sementara itu di Kecamatan Gondokusuman dialokasikan sebanyak 1.200 kg minyak goreng untuk 240 warga. Setiap warga maksimal membeli 5kg minyak goreng dengan total harga Rp77.500 atau Rp15.500 per kg.
Sama seperti saat operasi pasar pekan lalu, warga yang menjadi sasaran adalah warga kurang mampu dan pelaku usaha mikro kecil dan menengah yang membutuhkan minyak goreng untuk usahanya.
Kegiatan operasi pasar masih akan berlanjut pada Kamis (14/4) yang digelar di dua kecamatan yaitu Kraton dengan alokasi 1.000 liter minyak goreng dan di Kecamatan Kotagede sebanyak 1.200 kg.
Yunianto mengatakan, kegiatan operasi pasar merupakan wujud komitmen Pemerintah Kota Yogyakarta dan distributor untuk mengalokasikan minyak goreng curah kepada masyarakat melalui kecamatan. Di Kota Yogyakarta terdapat dua distributor minyak goreng curah dan keduanya terlibat dalam operasi pasar tersebut.
"Kegiatan operasi pasar memang dilakukan di kecamatan supaya lebih tepat sasaran. Masyarakat bisa memperoleh minyak sesuai harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah," katanya.
Sebelumnya, Pemerintah Kota Yogyakarta berharap pasokan minyak goreng curah untuk distributor dapat dipulihkan, tidak lagi 50 persen, sehingga mampu memenuhi kebutuhan masyarakat.
"Hari ini kami melakukan operasi pasar (OP) minyak goreng curah di Kecamatan Gondokusuman dan Gedongtengen. Sehari sebelumnya kami lakukan di Kecamatan Ngampilan dan Pasar Pingit," kata Kepala Dinas Perdagangan Kota Yogyakarta Yunianto Dwi Sutono di Yogyakarta, Rabu.
Alokasi minyak goreng curah yang disiapkan di masing-masing kecamatan berbeda-beda didasarkan pada potensi jumlah warga yang menjadi sasaran operasi pasar.
Di Kecamatan Ngampilan dan Gedongtengen disiapkan sebanyak 1.000 liter minyak goreng masing-masing untuk 200 warga. Setiap warga dibatasi membeli lima liter minyak goreng dengan harga Rp70.000 atau Rp14.00 per liter. Sedangkan di Pasar Pingit dialokasikan sebanyak 600 kilogram minyak goreng curah untuk 16 pedagang.
Sementara itu di Kecamatan Gondokusuman dialokasikan sebanyak 1.200 kg minyak goreng untuk 240 warga. Setiap warga maksimal membeli 5kg minyak goreng dengan total harga Rp77.500 atau Rp15.500 per kg.
Sama seperti saat operasi pasar pekan lalu, warga yang menjadi sasaran adalah warga kurang mampu dan pelaku usaha mikro kecil dan menengah yang membutuhkan minyak goreng untuk usahanya.
Kegiatan operasi pasar masih akan berlanjut pada Kamis (14/4) yang digelar di dua kecamatan yaitu Kraton dengan alokasi 1.000 liter minyak goreng dan di Kecamatan Kotagede sebanyak 1.200 kg.
Yunianto mengatakan, kegiatan operasi pasar merupakan wujud komitmen Pemerintah Kota Yogyakarta dan distributor untuk mengalokasikan minyak goreng curah kepada masyarakat melalui kecamatan. Di Kota Yogyakarta terdapat dua distributor minyak goreng curah dan keduanya terlibat dalam operasi pasar tersebut.
"Kegiatan operasi pasar memang dilakukan di kecamatan supaya lebih tepat sasaran. Masyarakat bisa memperoleh minyak sesuai harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah," katanya.
Sebelumnya, Pemerintah Kota Yogyakarta berharap pasokan minyak goreng curah untuk distributor dapat dipulihkan, tidak lagi 50 persen, sehingga mampu memenuhi kebutuhan masyarakat.