Sleman gelar pasar murah sembako antisipasi dampak deflasi

id TPID Sleman ,Kabupaten Sleman ,Pasar murah sembako ,Sleman

Sleman gelar pasar murah sembako antisipasi dampak deflasi

Asisten Sekretaris Daerah Kabupaten Sleman bidang Perekonomian dan Pembangunan Haris Martapa (kiri) bersama dengan Sekretaris Dinas Koperasi UKM Sleman Siti Istiqomahb Tjatur saat memberikan keterangan terkait antisipasi kelesuan ekonomi du Sleman, Senin (21/10/2024). ANTARA/Victorianus Sat Pranyoto

Sleman (ANTARA) - Tim Pengendalian Inflasi Daerah, (TPID) Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, menyelenggarakan kegiatan pasar murah untuk beberapa jenis kebutuhan pokok sebagai sebagai upaya mengantisipasi dampak terjadinya deflasi.

"Sebagai upaya menghadapi kelesuan ekonomi akibat deflasi dan mengantisipasi Inflasi, TPID Sleman akan mengadakan pasar murah beberapa kebutuhan pokok seperti beras dan gula pasir," kata Asisten Sekretaris Daerah Kabupaten Sleman bidang Perekonomian dan Pembangunan Haris Martapa di Sleman, Senin.

Menurut dia, kegiatan pasar murah dilaksanakan selama 10 hari yakni pada 5 hingga 15 November di 17 kapanewon (kecamatan) di Sleman.

"Kegiatan pasar murah dengan tema 'Semar Mesem lan Mrantasi' ini bekerja sama
dengan Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD) Kabupaten Sleman dalam penyediaan QRIS oleh Bank BPD DIY dan Bank Indonesia dalam dukungan anggaran," katanya.

Ia mengatakan, selain pasar murah, TPID Sleman juga memberikan program reduksi biaya distribusi sebesar Rp2.000 per kilogram (kg) untuk komoditas beras, gula pasir, telur ayam dan daging ayam.

"Pemberian reduksi ini guna mengendalikan perubahan harga, baik kenaikan maupun penurunan harga bahan pokok menjelang Natal 2025 dan Tahun Baru 2026," katanya.

Haris mengatakan, Pemkab Sleman juga menjalin kerja sama antardaerah "business to business" dalam pemenuhan bahan pangan pokok.

"Dalam kerja sama tersebut Pemkab Sleman memasok kebutuhan beras ke Bantul, sedangkan Bantul memasok kebutuhan bawang merah ke Sleman. Ini karena produksi beras di Sleman surplus, dan Bantul merupakan daerah penghasil bawang merah di DIY," katanya.

Ia mengatakan, dalam kerja sama tersebut Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Sidomulyo Godean Sleman telah memasok beras produksi Sleman ke Samsat Bantul sebesar 2.600 kg per bulan, Mirota Tirtonirmolo 6.000 kg per bulan dan Mirota Jalan Imogiri 5.000 kg per bulan.

"Selain itu, telah ada kegiatan peningkatan kapasitas sumber daya alam petani Bantul melalui studi tiru pengelolaan pasar lelang di Perkumpulan Petani Hortikultura Puncak Merapi (PPHPM) Kabupaten Sleman guna mempelajari sistem pasar lelang yang sudah dijalankan oleh PPHPM Kabupaten Sleman," katanya.
 
Pewarta :
Editor: Mahmudah
COPYRIGHT © ANTARA 2024