Bantul (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mengembangkan kelompok wanita tani (KWT) tingkat dusun sebagai upaya mengoptimalkan pemanfaatan lahan pekarangan untuk ditanami berbagai macam sayuran.
"Kita mengembangkan KWT-KWT, di Bantul sudah ada 441 kelompok yang tersebar di beberapa dusun, harapan kami 933 dusun se-Bantul nanti semua ada KWT," kata Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Bantul Joko Waluyo di Bantul, DIY, Senin.
Dia mengatakan, dengan KWT tersebut akan bisa menambah kegiatan para ibu-ibu rumah tangga atau masyarakat untuk memanfaatkan pekarangan yang ada di lingkungan tempat tinggal, dengan harapan bisa meningkatkan pendapatan keluarga.
"Tentunya, bisa mengurangi angka pengangguran, mengurangi angka kemiskinan, dan mengurangi angka stunting, karena kan usahanya menanam sayuran," katanya.
Dia mengatakan, pemanfaatan lahan pekarangan untuk ditanami sayuran perlu terus diupayakan karena potensi yang besar, bahkan luasannya lebih luas dibanding lahan pertanian produktif di wilayah Bantul yang seluas 15 ribu hektare.
"Luas lahan pekarangan di Bantul lebih luas dibandingkan lahan sawah, sekitar 20 ribu hektare, dan sekarang baru dimanfaatkan hampir 50 persen, karena jumlah KWT kita baru 441 dari total 933 dusun," katanya.
Dia mengatakan, berbagai macam tanaman sayuran yang bisa dan berpotensi tumbuh di lahan pekarangan diantaranya cabai, terong, bayam, ada sawi dan jenis sayuran lainnya sesuai dengan kehendak masing masing KWT.
"Sehingga ini akan kita genjot terus, jadi nanti ada pelatihan, terus dikasih bibit bibit sayuran dan sarana yang lain seperti polibag dan media tanam, jadi ada pelatihan caranya budidaya sayuran, dan praktik sekalian," katanya.
"Kita mengembangkan KWT-KWT, di Bantul sudah ada 441 kelompok yang tersebar di beberapa dusun, harapan kami 933 dusun se-Bantul nanti semua ada KWT," kata Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Bantul Joko Waluyo di Bantul, DIY, Senin.
Dia mengatakan, dengan KWT tersebut akan bisa menambah kegiatan para ibu-ibu rumah tangga atau masyarakat untuk memanfaatkan pekarangan yang ada di lingkungan tempat tinggal, dengan harapan bisa meningkatkan pendapatan keluarga.
"Tentunya, bisa mengurangi angka pengangguran, mengurangi angka kemiskinan, dan mengurangi angka stunting, karena kan usahanya menanam sayuran," katanya.
Dia mengatakan, pemanfaatan lahan pekarangan untuk ditanami sayuran perlu terus diupayakan karena potensi yang besar, bahkan luasannya lebih luas dibanding lahan pertanian produktif di wilayah Bantul yang seluas 15 ribu hektare.
"Luas lahan pekarangan di Bantul lebih luas dibandingkan lahan sawah, sekitar 20 ribu hektare, dan sekarang baru dimanfaatkan hampir 50 persen, karena jumlah KWT kita baru 441 dari total 933 dusun," katanya.
Dia mengatakan, berbagai macam tanaman sayuran yang bisa dan berpotensi tumbuh di lahan pekarangan diantaranya cabai, terong, bayam, ada sawi dan jenis sayuran lainnya sesuai dengan kehendak masing masing KWT.
"Sehingga ini akan kita genjot terus, jadi nanti ada pelatihan, terus dikasih bibit bibit sayuran dan sarana yang lain seperti polibag dan media tanam, jadi ada pelatihan caranya budidaya sayuran, dan praktik sekalian," katanya.