Bantul (ANTARA) - Bupati Bantul Abdul Halim Muslih mengatakan bahwa pos pelayanan terpadu atau posyandu merupakan institusi yang sangat penting dalam sistem pembangunan kesehatan di Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta.
"Posyandu ini juga jadi garda terdepan dalam hal kesehatan masyarakat karena ada di setiap pedukuhan. Upaya-upaya promotif dan pencegahan semua ada di posyandu," kata Halim saat menghadiri Evaluasi Pengelolaan Posyandu tingkat DIY Tahun 2022 di Posyandu Mekar Bantul, Selasa.
Menurut dia, berbagai macam tantangan kesehatan terus dihadapi Indonesia, termasuk Kabupaten Bantul. Ketika pandemi COVID-19 melandai, kini dunia kesehatan tengah berkutat pada penanganan demam berdarah hingga gangguan ginjal akut.
Mengingat tantangan kesehatan yang terus berubah-ubah, puskesmas maupun rumah sakit tidak bisa bekerja sendirian, sehingga dibutuhkan sebuah lembaga atau institusi yang lebih dekat dengan masyarakat untuk menjalankan fungsi promotif dan preventif.
"Satu-satunya lembaga yang bisa diandalkan dalam hal ini adalah posyandu. Pentingnya keberadaan posyandu dalam pembangunan kesehatan sistematis ini tengah diupayakan Pemkab Bantul," katanya.
Kabupaten Bantul, kata dia, terus berupaya melakukan terobosan-terobosan agar posyandu senantiasa menjalankan peran dengan efektif dan efisien. Sejak tahun 2021, pemkab menggelontorkan dana sebesar Rp50 juta tiap pedukuhan yang sebagian diperuntukkan bagi posyandu.
Selain itu, kader-kader posyandu diharapkan memiliki kompetensi mumpuni dan pengetahuan yang memadai ketika melaksanakan tugas. Oleh sebab itu, dilakukan uji kompetensi bagi 1.700 kader posyandu di Bantul yang difasilitasi Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Kelurahan.
Sementara itu, Ketua Tim Evaluasi Pengelolaan Posyandu Tingkat DIY Sukamto mengatakan posyandu juga merupakan upaya sinergi layanan kesehatan yang dibutuhkan masyarakat.
"Dalam posyandu, fungsi promotif dan preventif itu penting. Bagaimana memperbaiki gizi dan kesehatan, mengukur tumbuh kembang anak, menekan permasalahan stunting, mengontrol kesehatan remaja dan lansia, hingga pendidikan kesehatan," katanya.
"Posyandu ini juga jadi garda terdepan dalam hal kesehatan masyarakat karena ada di setiap pedukuhan. Upaya-upaya promotif dan pencegahan semua ada di posyandu," kata Halim saat menghadiri Evaluasi Pengelolaan Posyandu tingkat DIY Tahun 2022 di Posyandu Mekar Bantul, Selasa.
Menurut dia, berbagai macam tantangan kesehatan terus dihadapi Indonesia, termasuk Kabupaten Bantul. Ketika pandemi COVID-19 melandai, kini dunia kesehatan tengah berkutat pada penanganan demam berdarah hingga gangguan ginjal akut.
Mengingat tantangan kesehatan yang terus berubah-ubah, puskesmas maupun rumah sakit tidak bisa bekerja sendirian, sehingga dibutuhkan sebuah lembaga atau institusi yang lebih dekat dengan masyarakat untuk menjalankan fungsi promotif dan preventif.
"Satu-satunya lembaga yang bisa diandalkan dalam hal ini adalah posyandu. Pentingnya keberadaan posyandu dalam pembangunan kesehatan sistematis ini tengah diupayakan Pemkab Bantul," katanya.
Kabupaten Bantul, kata dia, terus berupaya melakukan terobosan-terobosan agar posyandu senantiasa menjalankan peran dengan efektif dan efisien. Sejak tahun 2021, pemkab menggelontorkan dana sebesar Rp50 juta tiap pedukuhan yang sebagian diperuntukkan bagi posyandu.
Selain itu, kader-kader posyandu diharapkan memiliki kompetensi mumpuni dan pengetahuan yang memadai ketika melaksanakan tugas. Oleh sebab itu, dilakukan uji kompetensi bagi 1.700 kader posyandu di Bantul yang difasilitasi Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Kelurahan.
Sementara itu, Ketua Tim Evaluasi Pengelolaan Posyandu Tingkat DIY Sukamto mengatakan posyandu juga merupakan upaya sinergi layanan kesehatan yang dibutuhkan masyarakat.
"Dalam posyandu, fungsi promotif dan preventif itu penting. Bagaimana memperbaiki gizi dan kesehatan, mengukur tumbuh kembang anak, menekan permasalahan stunting, mengontrol kesehatan remaja dan lansia, hingga pendidikan kesehatan," katanya.