Yogyakarta (ANTARA) - Kepala Kepolisian Daerah Istimewa Yogyakarta Irjen Pol Suwondo Nainggolan memastikan menyelidiki kasus runtuhnya atap SD Muhammadiyah Bogor, di Kabupaten Gunungkidul, yang mengakibatkan salah seorang pelajar SD meninggal dunia.
"Setiap peristiwa pasti ada proses pencarian informasi, dikemas dengan bahasa penyelidikan untuk mengetahui peristiwanya seperti apa. Pasti itu akan dicari," kata Suwondo seusai bertemu Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X di Kompleks Kepatihan, Yogyakarta, Rabu.
Menurut Suwondo, saat ini penyelidikan kasus itu sepenuhnya diserahkan kepada jajaran Polres Gunungkidul.
"Penelitian (penyelidikan) itu diserahkan kepada Polres Gunungkidul untuk langkah-langkahnya," ujar dia.
Meski demikian, menurut Suwondo, apabila tidak terpenuhi unsur pidana dalam kasus itu maka tidak akan dilanjutkan ke tahap penyidikan.
"Harus menyatakan dulu, itu pidana atau bukan, kalau itu bukan pidana tidak bakal naik ke tahap penyidikan," kata dia.
Sebelumnya, atap salah satu bangunan di SD Muhammadiyah Bogor, Kecamatan Playen, Kabupaten Gunungkidul, DIY ambrol pada Selasa (8/11) sekitar pukul 07.00 WIB.
Ambrolnya atap bangunan SD tersebut menimpa sejumlah pelajar yang ada di dalam ruangan tersebut.
Dari sebanyak 12 pelajar yang menjadi korban ambrolnya atap bangunan tersebut, satu di antara berinisial FA (12) meninggal dunia pada Selasa, 8 November 2022 malam.
Polres Gunungkidul memeriksa 10 saksi atas peristiwa ambrolnya atap ruangan SD Muhammadiyah Bogor, Playen, Kabupaten Gunungkidul.
Kasat Reskrim Polres Gunungkidul AKP Mahardian Dewo Negoro menjelaskan bahwa 10 saksi itu berasal dari sekolah, komite, kontraktor, dan hingga kini belum ada yang ditetapkan sebagai tersangka.
"Setiap peristiwa pasti ada proses pencarian informasi, dikemas dengan bahasa penyelidikan untuk mengetahui peristiwanya seperti apa. Pasti itu akan dicari," kata Suwondo seusai bertemu Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X di Kompleks Kepatihan, Yogyakarta, Rabu.
Menurut Suwondo, saat ini penyelidikan kasus itu sepenuhnya diserahkan kepada jajaran Polres Gunungkidul.
"Penelitian (penyelidikan) itu diserahkan kepada Polres Gunungkidul untuk langkah-langkahnya," ujar dia.
Meski demikian, menurut Suwondo, apabila tidak terpenuhi unsur pidana dalam kasus itu maka tidak akan dilanjutkan ke tahap penyidikan.
"Harus menyatakan dulu, itu pidana atau bukan, kalau itu bukan pidana tidak bakal naik ke tahap penyidikan," kata dia.
Sebelumnya, atap salah satu bangunan di SD Muhammadiyah Bogor, Kecamatan Playen, Kabupaten Gunungkidul, DIY ambrol pada Selasa (8/11) sekitar pukul 07.00 WIB.
Ambrolnya atap bangunan SD tersebut menimpa sejumlah pelajar yang ada di dalam ruangan tersebut.
Dari sebanyak 12 pelajar yang menjadi korban ambrolnya atap bangunan tersebut, satu di antara berinisial FA (12) meninggal dunia pada Selasa, 8 November 2022 malam.
Polres Gunungkidul memeriksa 10 saksi atas peristiwa ambrolnya atap ruangan SD Muhammadiyah Bogor, Playen, Kabupaten Gunungkidul.
Kasat Reskrim Polres Gunungkidul AKP Mahardian Dewo Negoro menjelaskan bahwa 10 saksi itu berasal dari sekolah, komite, kontraktor, dan hingga kini belum ada yang ditetapkan sebagai tersangka.