Sleman (ANTARA) - Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X didampingi Bupati Sleman, Kustini Sri Purnomo meresmikan Pasar Tradisional Perikanan Cangkringan dan panen serta penyebaran benih udang Galah Sijawa di KPI Mino Lestari Brongkol Argomulyo, Sleman, Senin.
Dalam kesempatan tersebut Gubernur DIY bersama Bupati Sleman juga sekaligus melakukan panen Udang Galah Sijawa atau Udang Galah Produksi Jogja Istimewa, yang merupakan jenis ikan perairan asli Indonesia dan tergolong komoditas ekonomis tertinggi.
Udang Galah Sijawa merupakan nama yang diberikan oleh Sri Sultan HB X.
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan DIY Bayu Mukti Sasongka mengatakan bahwa Kabupaten Sleman menjadi produsen penyumbang terbesar benih ikan DIY.
"Tercatat dari total 96.000 ton produksi benih ikan yang dihasilkan dalam satu tahun, Sleman menyumbang bagian sebesar 57 persen," katanya.
Ia mengatakan, dengan peresmian Pasar Tradisional Perikanan, panen, dan penyebaran benih udang yang telah dilakukan, maka Sleman dapat terus berkembang menjadi sentra persediaan benih yang lebih besar.
"Dengan pembangunan pasar ini semoga bisa sebagai sentra niaga hasil perikanan di Sleman, terutama untuk pemasaran benih di Kabupaten Sleman," katanya.
Bupati Sleman Kustini Sri Purnomo mengatakan pada kurun 2019-2021, produksi benih ikan di Kabupaten Sleman meningkat dengan rata-rata 4,10 persen.
"Peningkatan tersebut didukung oleh peningkatan produksi benih dominan ikan, seperti nila, lele, dan gurami," katanya.
Menurut dia, Sleman juga telah menetapkan wilayah sentra pembenihan ikan untuk meningkatkan produksi benih ikan. Selanjutnya program peningkatan benih ikan akan lebih difokuskan pada lokasi tersebut, termasuk di pasar tradisional benih ikan Cangkringan.
"Kami berharap dengan diresmikannya pasar tradisional benih ikan Cangkringan, maka akan semakin mendorong peningkatan produksi benih ikan di Kabupaten Sleman, sekaligus dapat berkontribusi dalam peningkatan kesejahteraan para petani," katanya.
Gubernur DIY Sri Sultan HB X mengatakan bahwa Pemda DIY ingin mengubah pertumbuhan ekonomi menjadi lebih berkembang di tingkat kecamatan, bahkan di tingkat desa. Hal tersebut diwujudkan dengan pemberdayaan masyarakat yang menjadi fokus utama dengan menciptakan lapangan kerja di desa.
Gubernur menambahkan, pemberdayaan tersebut harus dimulai dari seluruh perangkat desa dan didukung dari organisasi pemuda, seperti karang taruna.
"Kami akan terus mengawal Dana Keistimewaan (Danais) DIY ini tidak hanya untuk infrastruktur, tetapi juga dapat digunakan untuk pengembangan SDM di desa-desa," katanya.
Usai memberikan sambutan, Gubernur didampingi Bupati Sleman juga menyerahkan Sertifikat Cara Pembenihan Ikan yang Baik kepada Unit Pembenihan Rakyat (UPR), Sertifikat Cara Budidaya Ikan yang Baik (CBIB) kepada Kelompok Pembudidaya Ikan, Sertifikasi Kelayakan Pengolahan, serta menyematkan rompi Kelompok Masyarakat Pengawas Perikanan.
Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X didampingi Bupati Sleman Kustini Sri Purnomo panen serta penyebaran benih udang Galah Sijawa di KPI Mino Lestari Brongkol Argomulyo, Cangkringan, Sleman, Senin (14/11/22). ANTARA/HO-Bagian Prokopim Setda Sleman
Dalam kesempatan tersebut Gubernur DIY bersama Bupati Sleman juga sekaligus melakukan panen Udang Galah Sijawa atau Udang Galah Produksi Jogja Istimewa, yang merupakan jenis ikan perairan asli Indonesia dan tergolong komoditas ekonomis tertinggi.
Udang Galah Sijawa merupakan nama yang diberikan oleh Sri Sultan HB X.
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan DIY Bayu Mukti Sasongka mengatakan bahwa Kabupaten Sleman menjadi produsen penyumbang terbesar benih ikan DIY.
"Tercatat dari total 96.000 ton produksi benih ikan yang dihasilkan dalam satu tahun, Sleman menyumbang bagian sebesar 57 persen," katanya.
Ia mengatakan, dengan peresmian Pasar Tradisional Perikanan, panen, dan penyebaran benih udang yang telah dilakukan, maka Sleman dapat terus berkembang menjadi sentra persediaan benih yang lebih besar.
"Dengan pembangunan pasar ini semoga bisa sebagai sentra niaga hasil perikanan di Sleman, terutama untuk pemasaran benih di Kabupaten Sleman," katanya.
Bupati Sleman Kustini Sri Purnomo mengatakan pada kurun 2019-2021, produksi benih ikan di Kabupaten Sleman meningkat dengan rata-rata 4,10 persen.
"Peningkatan tersebut didukung oleh peningkatan produksi benih dominan ikan, seperti nila, lele, dan gurami," katanya.
Menurut dia, Sleman juga telah menetapkan wilayah sentra pembenihan ikan untuk meningkatkan produksi benih ikan. Selanjutnya program peningkatan benih ikan akan lebih difokuskan pada lokasi tersebut, termasuk di pasar tradisional benih ikan Cangkringan.
"Kami berharap dengan diresmikannya pasar tradisional benih ikan Cangkringan, maka akan semakin mendorong peningkatan produksi benih ikan di Kabupaten Sleman, sekaligus dapat berkontribusi dalam peningkatan kesejahteraan para petani," katanya.
Gubernur DIY Sri Sultan HB X mengatakan bahwa Pemda DIY ingin mengubah pertumbuhan ekonomi menjadi lebih berkembang di tingkat kecamatan, bahkan di tingkat desa. Hal tersebut diwujudkan dengan pemberdayaan masyarakat yang menjadi fokus utama dengan menciptakan lapangan kerja di desa.
Gubernur menambahkan, pemberdayaan tersebut harus dimulai dari seluruh perangkat desa dan didukung dari organisasi pemuda, seperti karang taruna.
"Kami akan terus mengawal Dana Keistimewaan (Danais) DIY ini tidak hanya untuk infrastruktur, tetapi juga dapat digunakan untuk pengembangan SDM di desa-desa," katanya.
Usai memberikan sambutan, Gubernur didampingi Bupati Sleman juga menyerahkan Sertifikat Cara Pembenihan Ikan yang Baik kepada Unit Pembenihan Rakyat (UPR), Sertifikat Cara Budidaya Ikan yang Baik (CBIB) kepada Kelompok Pembudidaya Ikan, Sertifikasi Kelayakan Pengolahan, serta menyematkan rompi Kelompok Masyarakat Pengawas Perikanan.