Wonosari, DIY (ANTARA) - Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), menyalurkan alat bantu dengar, kursi roda, kruk dan tongkat kepada 108 penyandang disabilitas.
Kepala Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Dinsos-P3A) Gunungkidul, Asty Wijayanti di Wonosari, Ibu Kota Kabupaten Gunungkidul, Jumat, mengatakan bantuan alat dari Kementerian Sosial melalui program Asistensi Rehabilitasi Sosial (Atensi) Tahun 2022.
"Pada 2022, kami mengusulkan bantuan alat sebanyak 135 namun setelah diverifikasi hanya 109 yang berhak menerima. Alat yang diberikan berupa alat bantu dengar, kursi roda, kruk dan tongkat,” katanya.
Adapun bantuan dibagikan kepada penyandang disabilitas di 14 kecamatan/kapanewon. Kapanewon lain yang menerima diantaranya Karangomo empat orang, Girisubo dua orang, Ngawen dua orang, Panggang satu orang, Patuk satu orang, Playen 14 orang.
Selanjutnya, Ponjong dua orang, Purwosari dua orang, Rongkop delapan orang, Saptosari tiga orang, Semanu satu orang, Tanjungsari satu orang dan Wonosari 12 orang.
“Keluarga penerima manfaat terbantak ada di Kapanewon Paliyan sebanyak 56 orang,” kata Asty Wijayanti.
Ketua DPRD Gunungkidul, Endah Subekti Kuntariningsih mengatakan, bantuan alat tersebut diharapkan dapat dimanfaatkan dengan baik dan ke depan bisa digunakan warga lain yang membutuhkan.
“Jadi alat alat seperti ini bisa diinventarisir kedepanya bisa digunakan warga lain jika penerima bantuan saat ini sudah tidak membutuhkan,” katanya.
Bupati Gunungkidul, Sunaryanta mengatakan selain bantuan alat Kementerian Sosial juga akan memberikan bantuan permakanan. Bantuan diberikan bagi lansia terlantar dan disabilitas.
“Bantuan permakanan tersebut nanti akan diberikan dalam bentuk makanan siap makan. Teknisnya masing-masing kapanewon akan membentuk kelompok masyarakat (pokmas). Masing- masing pokmas akan mengurusi 50 keluarga penerima manfaat,” kata bupati.
Menurutnya program ini masih terus dibahas oleh OPD terkait. Hingga saat ini baru ada beberapa kapanewon yang siap membentuk pokmas. Data lansia terlantar jumlahnya mencapai 2.980 orang dan disabilitas 314 orang.
“Semoga bantuan ini bermanfaat, dan dapat membantu masyarakat sebagai upaya bukti hadir pemerintah di tengah masyarakat,” demikian Sunaryanta.
Kepala Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Dinsos-P3A) Gunungkidul, Asty Wijayanti di Wonosari, Ibu Kota Kabupaten Gunungkidul, Jumat, mengatakan bantuan alat dari Kementerian Sosial melalui program Asistensi Rehabilitasi Sosial (Atensi) Tahun 2022.
"Pada 2022, kami mengusulkan bantuan alat sebanyak 135 namun setelah diverifikasi hanya 109 yang berhak menerima. Alat yang diberikan berupa alat bantu dengar, kursi roda, kruk dan tongkat,” katanya.
Adapun bantuan dibagikan kepada penyandang disabilitas di 14 kecamatan/kapanewon. Kapanewon lain yang menerima diantaranya Karangomo empat orang, Girisubo dua orang, Ngawen dua orang, Panggang satu orang, Patuk satu orang, Playen 14 orang.
Selanjutnya, Ponjong dua orang, Purwosari dua orang, Rongkop delapan orang, Saptosari tiga orang, Semanu satu orang, Tanjungsari satu orang dan Wonosari 12 orang.
“Keluarga penerima manfaat terbantak ada di Kapanewon Paliyan sebanyak 56 orang,” kata Asty Wijayanti.
Ketua DPRD Gunungkidul, Endah Subekti Kuntariningsih mengatakan, bantuan alat tersebut diharapkan dapat dimanfaatkan dengan baik dan ke depan bisa digunakan warga lain yang membutuhkan.
“Jadi alat alat seperti ini bisa diinventarisir kedepanya bisa digunakan warga lain jika penerima bantuan saat ini sudah tidak membutuhkan,” katanya.
Bupati Gunungkidul, Sunaryanta mengatakan selain bantuan alat Kementerian Sosial juga akan memberikan bantuan permakanan. Bantuan diberikan bagi lansia terlantar dan disabilitas.
“Bantuan permakanan tersebut nanti akan diberikan dalam bentuk makanan siap makan. Teknisnya masing-masing kapanewon akan membentuk kelompok masyarakat (pokmas). Masing- masing pokmas akan mengurusi 50 keluarga penerima manfaat,” kata bupati.
Menurutnya program ini masih terus dibahas oleh OPD terkait. Hingga saat ini baru ada beberapa kapanewon yang siap membentuk pokmas. Data lansia terlantar jumlahnya mencapai 2.980 orang dan disabilitas 314 orang.
“Semoga bantuan ini bermanfaat, dan dapat membantu masyarakat sebagai upaya bukti hadir pemerintah di tengah masyarakat,” demikian Sunaryanta.