Bantul (ANTARA) - Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, berupaya melakukan modernisasi pedagang pasar tradisional dengan memfasilitasi berjualan secara online atau dalam jaringan.
Kepala Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian dan Perdagangan Bantul, Agus Sulistiyana di Bantul, Minggu, mengatakan, ketika pandemi COVID-19 reda, pasar-pasar tradisional sudah kelihatan menurun pembelinya, karena masyarakat terbiasa belanja online.
"Makanya kami berusaha bagaimana modernisasi pasar itu tidak hanya fisiknya saja, tetapi pedagangnya juga harus bisa modern salah satunya adalah berjualan dengan online. Ini kita bantu, kita fasilitasi kerja sama dengan gojek, grab dan sebagainya," katanya.
Dia mengatakan, dengan nantinya para pedagang bisa berjualan secara online, maka yang membantu dalam pengantaran atau kurirnya adalah dari platform penyedia layanan transportasi tersebut.
Agus mengatakan, kemudian upaya lainnya adalah penerapan e-retribusi, atau retribusi elektronik, menurutnya langkah itu penting dilakukan, karena modernisasi pedagang pasar salah satunya juga e retribusi.
"Agar mereka makin paham, kalau sekarang semuanya sudah bawa handphone, sehingga pedagang sudah mendapatkan fasilitas yang nyaman, nanti ke depan kita tata manajemennya, agar bisa meningkatkan pendapatan daerah," katanya.
Dia mengatakan, bahkan penerapan e-retribusi pasar yang dimulai pada 2022 di sejumlah pasar rakyat di Bantul, harapan seluruh kios pasar di Bantul nantinya secara bertahap dimulai tahun 2023 sudah e-retribusi.
"Dengan e-retribusi kami berupaya untuk meningkatkan target retribusi, dan kami laporkan dari tahun 2022 berjumlah Rp3,34 miliar, ke depan mulai tahun 2023 akan kami naikkan sekitar hampir Rp2 miliar, sehingga menjadi Rp5,27 miliar," katanya.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Bantul modernisasi pedagang pasar dengan fasilitasi berjualan online
Kepala Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian dan Perdagangan Bantul, Agus Sulistiyana di Bantul, Minggu, mengatakan, ketika pandemi COVID-19 reda, pasar-pasar tradisional sudah kelihatan menurun pembelinya, karena masyarakat terbiasa belanja online.
"Makanya kami berusaha bagaimana modernisasi pasar itu tidak hanya fisiknya saja, tetapi pedagangnya juga harus bisa modern salah satunya adalah berjualan dengan online. Ini kita bantu, kita fasilitasi kerja sama dengan gojek, grab dan sebagainya," katanya.
Dia mengatakan, dengan nantinya para pedagang bisa berjualan secara online, maka yang membantu dalam pengantaran atau kurirnya adalah dari platform penyedia layanan transportasi tersebut.
Agus mengatakan, kemudian upaya lainnya adalah penerapan e-retribusi, atau retribusi elektronik, menurutnya langkah itu penting dilakukan, karena modernisasi pedagang pasar salah satunya juga e retribusi.
"Agar mereka makin paham, kalau sekarang semuanya sudah bawa handphone, sehingga pedagang sudah mendapatkan fasilitas yang nyaman, nanti ke depan kita tata manajemennya, agar bisa meningkatkan pendapatan daerah," katanya.
Dia mengatakan, bahkan penerapan e-retribusi pasar yang dimulai pada 2022 di sejumlah pasar rakyat di Bantul, harapan seluruh kios pasar di Bantul nantinya secara bertahap dimulai tahun 2023 sudah e-retribusi.
"Dengan e-retribusi kami berupaya untuk meningkatkan target retribusi, dan kami laporkan dari tahun 2022 berjumlah Rp3,34 miliar, ke depan mulai tahun 2023 akan kami naikkan sekitar hampir Rp2 miliar, sehingga menjadi Rp5,27 miliar," katanya.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Bantul modernisasi pedagang pasar dengan fasilitasi berjualan online