Chicago (ANTARA) - Anjlok dalam, harga emas  di pasaran Jumat pagi WIB menghentikan kenaikan selama lima sesi berturut-turut, kenaikan beruntun. 

Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Februari di Divisi Comex New York Exchange, merosot 12,6 dolar AS atau 0,65 persen menjadi ditutup pada 1.930,00 dolar AS per ounce, setelah diperdagangkan mencapai tingkat tertinggi sesi 1.949,80 dolar AS dan terendah 1.918,40 dolar AS.

Emas berjangka bertambah 7,20 dolar AS atau 0,37 persen menjadi 1.942,60 dolar AS pada Rabu (25/1/2023), setelah terangkat 6,80 dolar AS atau 0,35 persen menjadi 1.935,40 dolar AS pada Selasa (24/1/2023), dan menguat 0,40 dolar AS atau 0,02 persen menjadi 1.928,60 dolar AS pada Senin (23/1/2023).

Departemen Perdagangan AS melaporkan Kamis (26/1/2023) bahwa produk domestik bruto (PDB) AS meningkat pada tingkat tahunan sebesar 2,9 persen di kuartal keempat tahun 2022, meningkat pada tingkat di atas normal untuk kuartal kedua berturut-turut. Untuk tahun 2022 secara keseluruhan, PDB AS tumbuh 2,1 persen.

Dolar AS juga menguat mengikuti data PDB, sehingga meredam daya tarik emas karena membuat harga logam kuning lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya.

Kemunduran emas pada Kamis (26/1/2023) sebagian disebabkan oleh angka PDB AS yang lebih baik dari perkiraan untuk kuartal keempat tahun lalu.


Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Harga emas jatuh setelah data ekonomi AS lebih kuat dari perkiraan

Pewarta : Apep Suhendar
Editor : Herry Soebanto
Copyright © ANTARA 2024