Kulon Progo (ANTARA) - Anggota DPRD Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, Sendy Yulistya Prihandini mendesak Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak Yogyakarta segera memperbaiki talud Sungai Serang di Desa/Kalurahan Triharjo yang ambrol tergerus air yang meluap saat hujan deras beberapa waktu lalu.
Sendy Yulistya Prihandini di Kulon Progo, Selasa, mengatakan masyarakat Triharjo mengeluh karena Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak Yogyakarta tidak segera merespons surat permohonan Pemerintah Desa/Kalurahan Triharjo untuk segera memperbaiki talud Sungai Serang yang ambrol.
"Kami menyadari saat ini Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak (BBWSSO) sedang fokus penanganan banjir di kawasan Bandara Internasional Yogyakarta. Namun demikian, kami berharap BBWSSO sedikit mengalihkan anggaran untuk perbaikan talud sepanjang Sungai Serang, khususnya di Triharjo," kata Sendy Yulistya Prihandini.
Ia mengatakan beberapa tahun terakhir, kondisi talud sepanjang Sungai Serang di Triharjo rusak parah. Pemerintah Desa/Kalurahan Triharjo sudah sering mengajukan proposal perbaikan atau rehabilitasi. Namun tidak ada tindak lanjut.
"Berdasarkan informasi masyarakat, petugas dari BBWSSO sudah melakukan peninjauan lokasi. Namun BBWSSO tidak segera memperbaiki. Kami berharap BBWSSO memberikan penjelasan dan kepastian kepada masyarakat soal kapan talud Sungai Serang akan diperbaiki. Mereka hanya minta masyarakat melalui desa/kalurahan berkirim proposal ke BBWSSO, namun realitanya tidak ada tindak lanjut," katanya.
Kasi Pemerintahan atau Jogoboyo Desa/Kalurahan Triharjo Bambang mengatakan Pemerintah Desa/Kalurahan Triharjo beberapa kali mengajukan proposal perbaikan talud Sungai Serang di Triharjo. Namun tidak pernah ada tindak lanjut.
"Kami sudah mengajukan proposal ke BBWSSO. Sampai ganti empat camat/panewu tidak ada perbaikan. Mereka hanya mengecek lokasi, setelah itu tidak ada lanjutan," katanya.
Ia mengatakan pada akhir Desember 2022, masyarakat Triharjo kerja bakti memperbaiki talud yang ambles. Kemudian awal Februari ini, masyarakat Triharjo kembali kerja bakti.
Saat ini, kondisi talud Sungai Serang di Triharjo yang awalnya lebar empat meter, tinggal satu meter. Bahkan ada ruas yang kurang satu meter. Kalau kondisi seperti ini dibiarkan, akan mengancam permukiman warga.
"Kami sudah lelah mengajukan proposal ke BBWSSO. Apakah harus sampai ambrol semua dan merendam rumah warga, BBWSSO baru akan memperbaiki," katanya.
Bambang meminta BBWSSO juga melakukan normalisasi Sungai Serang. Saat ini terjadi pendangkalan yang cukup memprihatinkan. "Normalisasi Sungai Serang dapat mengantisipasi banjir di Triharjo, dan Kecamatan Wates pada umumnya," katanya.
Sementara itu, petugas dari BBWSSO Yogyakarta Johar Ismail meminta pemerintah mengajukan permohonan kepada BBWSSO. "Mohon dibuat surat permohonan ke BBWSSO agar segera ada tindaklanjutnya," kata Johar dalam pesan singkatnya.
Sendy Yulistya Prihandini di Kulon Progo, Selasa, mengatakan masyarakat Triharjo mengeluh karena Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak Yogyakarta tidak segera merespons surat permohonan Pemerintah Desa/Kalurahan Triharjo untuk segera memperbaiki talud Sungai Serang yang ambrol.
"Kami menyadari saat ini Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak (BBWSSO) sedang fokus penanganan banjir di kawasan Bandara Internasional Yogyakarta. Namun demikian, kami berharap BBWSSO sedikit mengalihkan anggaran untuk perbaikan talud sepanjang Sungai Serang, khususnya di Triharjo," kata Sendy Yulistya Prihandini.
Ia mengatakan beberapa tahun terakhir, kondisi talud sepanjang Sungai Serang di Triharjo rusak parah. Pemerintah Desa/Kalurahan Triharjo sudah sering mengajukan proposal perbaikan atau rehabilitasi. Namun tidak ada tindak lanjut.
"Berdasarkan informasi masyarakat, petugas dari BBWSSO sudah melakukan peninjauan lokasi. Namun BBWSSO tidak segera memperbaiki. Kami berharap BBWSSO memberikan penjelasan dan kepastian kepada masyarakat soal kapan talud Sungai Serang akan diperbaiki. Mereka hanya minta masyarakat melalui desa/kalurahan berkirim proposal ke BBWSSO, namun realitanya tidak ada tindak lanjut," katanya.
Kasi Pemerintahan atau Jogoboyo Desa/Kalurahan Triharjo Bambang mengatakan Pemerintah Desa/Kalurahan Triharjo beberapa kali mengajukan proposal perbaikan talud Sungai Serang di Triharjo. Namun tidak pernah ada tindak lanjut.
"Kami sudah mengajukan proposal ke BBWSSO. Sampai ganti empat camat/panewu tidak ada perbaikan. Mereka hanya mengecek lokasi, setelah itu tidak ada lanjutan," katanya.
Ia mengatakan pada akhir Desember 2022, masyarakat Triharjo kerja bakti memperbaiki talud yang ambles. Kemudian awal Februari ini, masyarakat Triharjo kembali kerja bakti.
Saat ini, kondisi talud Sungai Serang di Triharjo yang awalnya lebar empat meter, tinggal satu meter. Bahkan ada ruas yang kurang satu meter. Kalau kondisi seperti ini dibiarkan, akan mengancam permukiman warga.
"Kami sudah lelah mengajukan proposal ke BBWSSO. Apakah harus sampai ambrol semua dan merendam rumah warga, BBWSSO baru akan memperbaiki," katanya.
Bambang meminta BBWSSO juga melakukan normalisasi Sungai Serang. Saat ini terjadi pendangkalan yang cukup memprihatinkan. "Normalisasi Sungai Serang dapat mengantisipasi banjir di Triharjo, dan Kecamatan Wates pada umumnya," katanya.
Sementara itu, petugas dari BBWSSO Yogyakarta Johar Ismail meminta pemerintah mengajukan permohonan kepada BBWSSO. "Mohon dibuat surat permohonan ke BBWSSO agar segera ada tindaklanjutnya," kata Johar dalam pesan singkatnya.