Yogyakarta (ANTARA) - Bank Indonesia DIY bersama Pemprov DIY dan Pemkot Yogyakarta menggelar operasi pasar beras untuk stabilisasi harga bahan kebutuhan pokok dengan pembayarannya disarankan menggunakan QRIS, yang sekaligus sebagai sarana sosialisasi pembayaran digital.

"Operasi pasar (OP) ini digelar karena pada Januari dan Februari terjadi kenaikan harga beras yang mendorong terjadinya inflasi. Harapannya, ada penurunan harga sembari menanti panen raya dalam waktu dekat," kata Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) DIY Budiharto Setyawan di sela operasi pasar beras di Pasar Beringharjo Yogyakarta, Kamis.

Kegiatan operasi pasar dilakukan di tiga pasar tradisional di Kota Yogyakarta yang menjadi lokasi pemantauan harga untuk pengendalian inflasi yaitu di Pasar Beringharjo, Kranggan, dan Prawirotaman.

Baca juga: Warga Kota Yogyakarta mulai memanfaatkan pembayaran QRIS retribusi makam

Total beras yang disiapkan untuk kebutuhan operasi pasar mencapai tiga ton dengan kualitas medium yang sudah dikemas dalam kemasan lima kilogram. Pasar Beringharjo digelontor 1,5 ton beras, Kranggan satu ton beras, dan Prawirotaman 500 kg.

Masyarakat dapat membeli beras dengan harga lebih murah dibanding harga pasar yaitu Rp47.250 per kemasan.

"Karena kegiatan ini juga ditujukan untuk sosialisasi pembayaran digital menggunakan QRIS, maka ada promo yang disediakan untuk 25 pembeli pertama yaitu cukup membayar Rp2.023 per kemasan atau bisa mendapat suvenir payung jika membayar dengan harga normal yang ditetapkan," katanya.

Budiharto juga mengatakan kegiatan operasi pasar tersebut akan dilakukan berkelanjutan sehingga inflasi di DIY yang pada Januari masih cukup tinggi mencapai 6,05 persen bisa terus diturunkan sesuai target pemerintah yaitu tiga persen plus/minus satu persen.

Sementara itu, Penjabat Wali Kota Yogyakarta Sumadi mengatakan operasi pasar menjadi salah satu upaya untuk menurunkan inflasi karena harga beras menyumbang 60 persen penghitungan inflasi.

"Jika terjadi kenaikan harga beras, maka akan sangat mempengaruhi tingkat inflasi. Makanya, kami menggelar operasi pasar untuk pengendalian inflasi," katanya.

Ia pun mendukung upaya BI Perwakilan DIY untuk terus menggencarkan digitalisasi pembayaran menggunakan QRIS termasuk di pasar tradisional karena akan sangat memudahkan proses transaksi dan bisa menurunkan potensi peredaran uang palsu.

Sementara itu, Uni, salah satu warga Kota Yogyakarta, mengaku senang bisa membeli beras dengan harga lebih murah dibanding harga pasar dengan pembayaran menggunakan QRIS.

"Harga beras di pasar saat ini sekitar Rp11.000 sampai Rp12.000 per kg. Jadi, untuk harga di operasi pasar ini jauh lebih murah. Pembayaran pun mudah karena sudah pakai QRIS," katanya, yang mendapatkan beras dengan harga promo Rp2.023.

Baca juga: Pembayaran parkir QRIS di Kota Yogyakarta belum banyak diakses pengguna jasa

Pewarta : Eka Arifa Rusqiyati
Editor : Mahmudah
Copyright © ANTARA 2024