Denpasar (ANTARA) - Kerajinan ukiran patung asal Desa Petulu, Kabupaten Gianyar, Bali mampu merambah pasar di benua Eropa.
“Karena kami di sini dari daerah Batubulan ke utara memang sudah dikenal ukirannya dari tahun sembilan puluhan, jadi tidak ada pemasaran khusus yang kami lakukan, biasanya yang memesan dari luar negeri itu langganan kami, ordernya melalui WhatsApp” kata I Wayan, pemilik rumah ukir Ratni Goa Lawah Wood Carving, di Gianyar, Jumat.
Rata-rata dalam satu bulan, kata Wayan, ada lebih dari 100 buah patung ukiran yang diekspor ke Prancis dan Italia. Omzet yang diperoleh dari kerajinan ukiran patung ini adalah Rp100 juta sampai Rp150 juta per bulan.
Jenis kayu yang dipakai untuk membuat kerajinan patung didominasi oleh kayu suar. Namun ada juga yang menggunakan kayu panggal buaya, waru, dan jempinis.
Sebagian besar kayu tersebut merupakan kayu yang berasal dari Bali, namun terkadang kayu suar didatangkan dari Pulau Jawa karena memiliki ukuran yang lebih besar.
“Dulu ada kayu mahoni, sono, ulin, tapi sekarang barangnya susah dan mahal juga,” kata Wayan.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Kerajinan ukiran patung asal Gianyar Bali merambah pasar benua Eropa