Depok (ANTARA) - Doktor Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) dr. Budi Rahmat, SpBTKV(K)-P., menemukan teknik baru dalam operasi kebocoran katup jantung pada anak.
Temuan ini disampaikan dalam disertasi yang berjudul “Teknik Elevasi Anulus Posterior dalam Mengurangi Regurgitasi Residual pada Perbaikan Katup Mitral Pasien Anak” pada sidang terbuka promosi doktor yang diadakan oleh Program Doktor Ilmu Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), Kamis.
dr. Budi Rahmat mengatakan perbaikan katup mitral ini dinilai lebih memberikan manfaat luas dengan angka kematian dini dan lanjut yang lebih rendah, preservasi fungsi bilik kiri lebih baik, serta rendahnya risiko pembekuan darah, komplikasi terkait obat antikoagulan, dan infeksi jantung.
Ia menyampaikan, studi sebelumnya (Baghaei dkk, 2015) melaporkan bahwa dengan teknik operasi konvensional yang ada saat ini, insiden terjadinya regurgitasi residual (sisa kebocoran) katup mitral pasca-operasi adalah sebesar 62.3 persen.
Katup mitral merupakan katup yang menghubungkan antara serambi kiri dan bilik kiri jantung. Kebocoran atau regurgitasi pada katup mitral menyebabkan pompa dari bilik kiri jantung tidak optimal, sehingga dapat meningkatkan beban kerja otot jantung dan pompa darah ke seluruh tubuh terhambat.
"Apabila hal ini tidak ditangani, fungsi bilik jantung akan menurun dan berujung pada gagal jantung," katanya.
Selama ini, operasi untuk penanganan regurgitasi katup mitral dilakukan dengan mengganti katup mitral dengan katup prostetik. Namun, seiring dengan pemahaman struktur anatomi, fungsi, dan patofisiologi katup mitral yang berkembang pesat, strategi operasi regurgitasi katup mitral bergeser dari penggantian katup menjadi perbaikan katup.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Doktor FKUI temukan teknik baru operasi kebocoran katup jantung anak
Temuan ini disampaikan dalam disertasi yang berjudul “Teknik Elevasi Anulus Posterior dalam Mengurangi Regurgitasi Residual pada Perbaikan Katup Mitral Pasien Anak” pada sidang terbuka promosi doktor yang diadakan oleh Program Doktor Ilmu Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), Kamis.
dr. Budi Rahmat mengatakan perbaikan katup mitral ini dinilai lebih memberikan manfaat luas dengan angka kematian dini dan lanjut yang lebih rendah, preservasi fungsi bilik kiri lebih baik, serta rendahnya risiko pembekuan darah, komplikasi terkait obat antikoagulan, dan infeksi jantung.
Ia menyampaikan, studi sebelumnya (Baghaei dkk, 2015) melaporkan bahwa dengan teknik operasi konvensional yang ada saat ini, insiden terjadinya regurgitasi residual (sisa kebocoran) katup mitral pasca-operasi adalah sebesar 62.3 persen.
Katup mitral merupakan katup yang menghubungkan antara serambi kiri dan bilik kiri jantung. Kebocoran atau regurgitasi pada katup mitral menyebabkan pompa dari bilik kiri jantung tidak optimal, sehingga dapat meningkatkan beban kerja otot jantung dan pompa darah ke seluruh tubuh terhambat.
"Apabila hal ini tidak ditangani, fungsi bilik jantung akan menurun dan berujung pada gagal jantung," katanya.
Selama ini, operasi untuk penanganan regurgitasi katup mitral dilakukan dengan mengganti katup mitral dengan katup prostetik. Namun, seiring dengan pemahaman struktur anatomi, fungsi, dan patofisiologi katup mitral yang berkembang pesat, strategi operasi regurgitasi katup mitral bergeser dari penggantian katup menjadi perbaikan katup.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Doktor FKUI temukan teknik baru operasi kebocoran katup jantung anak