Bantul (ANTARA) - Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, gencar melakukan sosialisasi tentang pentingnya gemar makan ikan bagi masyarakat guna meningkatkan konsumsi ikan di Bantul yang masih rendah.
"Kita dorong dengan gemar makan ikan, dengan terus lakukan sosialisasi kepada seluruh lapisan masyarakat terutama ibu-ibu, karena ibu itu adalah pahlawan pangan dalam keluarga," kata Kepala DKP Bantul Istriyani di Bantul, Senin.
Menurut dia, anak menjadi sukar makan makanan tertentu karena perilaku ibu sejak awal, seperti contoh kalau ibu atau orang tua kebanyakan sibuk dengan aktivitas tanpa memperhatikan hidangan ikan bagi anak, maka akhirnya jadi kebiasaan anak sejak kecil itu tidak kenal ikan.
"Makanya kita sosialisasi gemar makan ikan dengan seluruh lapisan masyarakat, ibu rumah tangga, lansia, anak muda supaya mereka meningkatkan hidangan ikan di dalam keluarga, apabila hanya ada nenek perintahkan kepada mantu, kalau ibu perintahkan kepada anaknya," katanya.
Selain itu, kata dia, setelah dilakukan sosialisasi gemar makan ikan bagi masyarakat, perangkat desa atau dukuh yang hadir dalam sosialisasi agar mulai meningkatkan hidangan ikan pada setiap rapat atau pertemuan maupun hajatan di masyarakat.
"Jadi, kalau ada hajatan, rapat, kunjungan harus pakai ikan, kalau yang belum harus sudah mulai pakai ikan, dibudayakan saat ini, karena sekarang ini kecepatan konsumsi ayam luar biasa, makanya mulai diganti dengan ikan, agar masyarakat menjadi terbiasa konsumsi ikan," katanya.
Lebih lanjut dia mengatakan, tingkat konsumsi ikan di Kabupaten Bantul saat ini rata-rata masih sebanyak 31 kilogram per kapita per tahun, atau masih separo dari target nasional yang sebanyak 60 kilogram per kapita per tahun, sementara target provinsi DIY sebanyak 34 kg per kapita per tahun.
Dia juga mengatakan, dengan terus meningkatkan konsumsi ikan, maka akan berdampak baik bagi pertumbuhan anak itu sendiri, bahkan berkontribusi pada penurunan angka stunting di Bantul.
"Anak-anak stunting itu kekurangan protein hewani, bukan nabati, maka dibutuhkan protein hewani untuk baduta (bawah dua tahun) dan balita (bawah lima tahun), salah satunya disumbang dari ikan, makanya ikan sangat strategis dalam penurunan stunting," katanya.
"Kita dorong dengan gemar makan ikan, dengan terus lakukan sosialisasi kepada seluruh lapisan masyarakat terutama ibu-ibu, karena ibu itu adalah pahlawan pangan dalam keluarga," kata Kepala DKP Bantul Istriyani di Bantul, Senin.
Menurut dia, anak menjadi sukar makan makanan tertentu karena perilaku ibu sejak awal, seperti contoh kalau ibu atau orang tua kebanyakan sibuk dengan aktivitas tanpa memperhatikan hidangan ikan bagi anak, maka akhirnya jadi kebiasaan anak sejak kecil itu tidak kenal ikan.
"Makanya kita sosialisasi gemar makan ikan dengan seluruh lapisan masyarakat, ibu rumah tangga, lansia, anak muda supaya mereka meningkatkan hidangan ikan di dalam keluarga, apabila hanya ada nenek perintahkan kepada mantu, kalau ibu perintahkan kepada anaknya," katanya.
Selain itu, kata dia, setelah dilakukan sosialisasi gemar makan ikan bagi masyarakat, perangkat desa atau dukuh yang hadir dalam sosialisasi agar mulai meningkatkan hidangan ikan pada setiap rapat atau pertemuan maupun hajatan di masyarakat.
"Jadi, kalau ada hajatan, rapat, kunjungan harus pakai ikan, kalau yang belum harus sudah mulai pakai ikan, dibudayakan saat ini, karena sekarang ini kecepatan konsumsi ayam luar biasa, makanya mulai diganti dengan ikan, agar masyarakat menjadi terbiasa konsumsi ikan," katanya.
Lebih lanjut dia mengatakan, tingkat konsumsi ikan di Kabupaten Bantul saat ini rata-rata masih sebanyak 31 kilogram per kapita per tahun, atau masih separo dari target nasional yang sebanyak 60 kilogram per kapita per tahun, sementara target provinsi DIY sebanyak 34 kg per kapita per tahun.
Dia juga mengatakan, dengan terus meningkatkan konsumsi ikan, maka akan berdampak baik bagi pertumbuhan anak itu sendiri, bahkan berkontribusi pada penurunan angka stunting di Bantul.
"Anak-anak stunting itu kekurangan protein hewani, bukan nabati, maka dibutuhkan protein hewani untuk baduta (bawah dua tahun) dan balita (bawah lima tahun), salah satunya disumbang dari ikan, makanya ikan sangat strategis dalam penurunan stunting," katanya.