Jakarta (ANTARA) - Jenama batik buatan tangan yang menggabungkan seni dengan teknologi Batik Fractal berkolaborasi dengan Pemerintah Kota Jinju, Korea Selatan untuk mengembangkan motif batik yang diangkat dari cerita rakyat kota tersebut.

Chief Design Officer Batik Fractal Muhamad Lukman saat ditemui di Jakarta usai acara "Bagian Kedua Kisah Batik Indonesia dan Jinju Silk" di Jakarta, Selasa, menjelaskan mereka memuat cerita tentang bonghwang atau burung phoenix ke dalam tiga desain yang berbeda.

"Kita membuat di tiga buah kota. Yang pertama ada di Solo, namanya Sido Mulih, kemudian yang kedua ini di Pekalongan, dan yang ketiga itu dari Tuban. Jadi setiap motif itu ada cerita-cerita sendiri," kata Lukman. 

Dalam desain batik Sido Mulih dari Batik Fractal, bonghwang diharapkan untuk dapat kembali, seperti makna motif sido yaitu doa atau pengharapan.

Kemudian, dalam desain Kukila Rawuh Wedari dari Pekalongan, digambarkan dua bonghwang sudah kembali ke Jinju dan bertengger di pepohonan paulownia. Satu di antaranya terbang di antara pepohonan bambu untuk memakan buahnya.

Adapun dalam motif batik Bawana Kukila dari Tuban, kata Lukman, menceritakan tentang bonghwang yang menjadi pusat dunia sekembalinya ke Jinju.

Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Batik Fractal bawakan kisah "bonghwang" Jinju dalam tiga desain batik

Pewarta : Mecca Yumna Ning Prisie
Editor : Herry Soebanto
Copyright © ANTARA 2024