Jakarta (ANTARA) - Tim Pemenangan Nasional (TPN) menjelaskan strategi pasangan calon Ganjar-Mahfud, untuk menjadikan Indonesia sebagai Garda Samudra (Guardian of the Seas), diwujudkan melalui pembelian alat utama sistem persenjataan (alutsista).
"Garda Samudra diwujudkan melalui pembelian alutsista yang mengarah pada pertahanan 5.0 yang SAKTI, yakni perkasa dengan teknologi terkini," kata Deputi Politik TPN Ganjar-Mahfud Andi Widjajanto dalam keterangan tertulis di Jakarta, Selasa.
Dia menjelaskan saat ini Indonesia dihadapkan pada ancaman pertahanan, akibat adanya ketidakpastian geopolitik dan posisi Indonesia yang strategis. Indonesia semakin dihadapkan pada kerawanan dan risiko yang bersifat dinamis dan kekinian, utamanya di kawasan yang ditimbulkan dari tarung global AS-Tiongkok.
“Tantangan tidak hanya berasal dari negara lain, tetapi juga karena adanya pergeseran centre of gravity (CoG),” ujarnya.
Lanjut dia, Ibu Kota Nusantara (IKN) adalah pusat gravitasi baru sehingga menjadi keniscayaan untuk meningkatkan kekuatan pertahanan Indonesia, dengan daya gentar yang mampu menghalau berbagai jenis ancaman. Kemudian, pengembangan postur-postur militer yang saling terkoneksi dan terpusat pada IKN, harus diperkuat dengan peningkatan kapasitas Anti Akses/Penangkalan Wilayah (A2/AD) sebagai Benteng Nusantara, untuk melawan ancaman di berbagai zona pertahanan.
"Kebutuhan untuk menata ulang gelar pasukan (redeployment) akibat adanya pergeseran tersebut harus didasarkan pada sistem pertahanan rakyat semesta (Sishanrata) dan sistem pertahanan berlapis,” katanya menegaskan.
Sebelumnya calon presiden nomor urut 3 Ganjar Pranowo mengatakan pertahanan semestinya masuk pada wilayah 5.0, dengan teknologi SAKTI, dengan rudal hipersonik, senjata siber, sensor kuantum, dan sistem senjata otonom.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: TPN: Strategi Ganjar-Mahfud jadikan indonesia sebagai garda samudra
"Garda Samudra diwujudkan melalui pembelian alutsista yang mengarah pada pertahanan 5.0 yang SAKTI, yakni perkasa dengan teknologi terkini," kata Deputi Politik TPN Ganjar-Mahfud Andi Widjajanto dalam keterangan tertulis di Jakarta, Selasa.
Dia menjelaskan saat ini Indonesia dihadapkan pada ancaman pertahanan, akibat adanya ketidakpastian geopolitik dan posisi Indonesia yang strategis. Indonesia semakin dihadapkan pada kerawanan dan risiko yang bersifat dinamis dan kekinian, utamanya di kawasan yang ditimbulkan dari tarung global AS-Tiongkok.
“Tantangan tidak hanya berasal dari negara lain, tetapi juga karena adanya pergeseran centre of gravity (CoG),” ujarnya.
Lanjut dia, Ibu Kota Nusantara (IKN) adalah pusat gravitasi baru sehingga menjadi keniscayaan untuk meningkatkan kekuatan pertahanan Indonesia, dengan daya gentar yang mampu menghalau berbagai jenis ancaman. Kemudian, pengembangan postur-postur militer yang saling terkoneksi dan terpusat pada IKN, harus diperkuat dengan peningkatan kapasitas Anti Akses/Penangkalan Wilayah (A2/AD) sebagai Benteng Nusantara, untuk melawan ancaman di berbagai zona pertahanan.
"Kebutuhan untuk menata ulang gelar pasukan (redeployment) akibat adanya pergeseran tersebut harus didasarkan pada sistem pertahanan rakyat semesta (Sishanrata) dan sistem pertahanan berlapis,” katanya menegaskan.
Sebelumnya calon presiden nomor urut 3 Ganjar Pranowo mengatakan pertahanan semestinya masuk pada wilayah 5.0, dengan teknologi SAKTI, dengan rudal hipersonik, senjata siber, sensor kuantum, dan sistem senjata otonom.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: TPN: Strategi Ganjar-Mahfud jadikan indonesia sebagai garda samudra