Solo (ANTARA) - Ribuan orang mengunjungi festival kuliner legendaris yang diselenggarakan di Pendapi Gede Balai Kota Surakarta di Solo, Jawa Tengah.
Ketua penyelenggara acara Daryono di Solo, Jawa Tengah, Jumat mengatakan pada acara yang diselenggarakan pertama kali ini para pengunjung terlihat antusias.
"Kami mendedikasikan bagaimana kuliner tradisional yang hampir habis ini kami sentuh dengan kreativitas dan inovasi agar ada optimalisasi," katanya.
Ia mencontohkan seperti serabi Solo yang selama ini hanya dikenal sebagai kudapan, harapannya ke depan bisa dikembangkan menjadi makanan pembuka.
"Misalnya dikombinasikan dengan es krim. Selain itu juga bisa menjadi makanan pokok atau makanan penutup. Selat Solo juga demikian, perlu sentuhan," katanya.
Ia berharap makanan-makanan tradisional tersebut ke depan bisa menjadi makanan khas untuk menjamu tamu-tamu kenegaraan, mengingat bahan baku yang digunakan tersedia di dalam negeri dan pembuatnya merupakan orang-orang lokal.
"Selain itu juga murah dan aman, tidak ada pengawetnya. Harapannya makanan-makanan ini punya tempat, porsi dengan harga proporsional. Bisa disandingkan dengan makanan yang punya nama," katanya.
Ketua penyelenggara acara Daryono di Solo, Jawa Tengah, Jumat mengatakan pada acara yang diselenggarakan pertama kali ini para pengunjung terlihat antusias.
"Kami mendedikasikan bagaimana kuliner tradisional yang hampir habis ini kami sentuh dengan kreativitas dan inovasi agar ada optimalisasi," katanya.
Ia mencontohkan seperti serabi Solo yang selama ini hanya dikenal sebagai kudapan, harapannya ke depan bisa dikembangkan menjadi makanan pembuka.
"Misalnya dikombinasikan dengan es krim. Selain itu juga bisa menjadi makanan pokok atau makanan penutup. Selat Solo juga demikian, perlu sentuhan," katanya.
Ia berharap makanan-makanan tradisional tersebut ke depan bisa menjadi makanan khas untuk menjamu tamu-tamu kenegaraan, mengingat bahan baku yang digunakan tersedia di dalam negeri dan pembuatnya merupakan orang-orang lokal.
"Selain itu juga murah dan aman, tidak ada pengawetnya. Harapannya makanan-makanan ini punya tempat, porsi dengan harga proporsional. Bisa disandingkan dengan makanan yang punya nama," katanya.