Yogyakarta (ANTARA) - Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta menggelar "Gerakan Pangan Murah" di halaman parkir Stadion Mandala Krida, Kota Yogyakarta, Rabu, dalam rangka memeriahkan peringatan Hari Jadi ke-269 DIY.
Sekretaris Daerah DIY Benny Suharsono di sela acara, menuturkan "Gerakan Pangan Murah" menjadi salah satu rangkaian kegiatan utama hari jadi DIY agar masyarakat bisa mengakses bahan pangan dengan cara yang mudah dan harga yang lebih terjangkau.
"Ini adalah wujud kepedulian kita dengan menggelar 'Gerakan Pangan Murah', bukan beras murah saja sehingga ada kolaborasi Bulog, dinas pertanian, bersama asosiasi petani untuk mewujudkan pangan murah," kata dia.
Melalui Gerakan Pangan Murah, Benny berharap mampu menjaga stabilitas harga pangan strategis di DIY, termasuk komoditas beras memasuki Ramadhan.
"Di luar harga beras kan sudah melambung. Warga Yogyakarta untuk makan menginginkan beras premium, sementara (produksi) beras premium kita keluar sehingga harus digelontor dari daerah lain," kata dia.
Menurut Benny, bentuk peringatan Hari Jadi DIY diwujudkan dengan mengoptimalkan potensi yang dimiliki masing-masing organisasi perangkat daerah (OPD) mengingat Hari Jadi DIY baru saja ditetapkan melalui Perda Nomor 2 Tahun 2024.
Selain Gerakan Pangan Murah, para pengunjung dapat mengakses fasilitas cek kesehatan gratis, hingga bazar UMKM.
"Sehingga tidak hanya seremonial saja tapi ada gerakan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Kita punya hari jadi kan untuk memberi 'tetenger' (penanda) bahwa kita sudah sekian tahun harusnya lebih baik lagi," ujar Benny.
Analis Ketahanan Pangan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) DIY Sumaryatin menjelaskan dalam Gerakan Pangan Murah masyarakat dapat mengakses sejumlah kebutuhan pokok mulai dari telur ayam, beras, tepung terigu, minyak goreng, hingga daging sapi dan ayam dengan total keseluruhan 10 ton.
Masing-masing komoditas mendapat subsidi transportasi Rp1.850 per kilogram dari pemerintah sehingga harga jualnya bisa ditekan di bawah pasaran.
"Telur ayam seumpama di pasar Rp32 ribu per kilogram, di sini kita jual Rp28 ribu sampai Rp29 ribu per kg. Beras SPHP kita jual Rp10.200 per kg, kemudian beras premium yang harga di pasaran Rp16-17 ribu kita jual dengan harga Rp13.000 per kg," kata dia.
Agar banyak masyarakat yang dapat mengakses, menurut Sumaryatin, para pengunjung Gerakan Pangan Murah di Halaman Stadion Mandala Krida tidak diperbolehkan melakukan aksi borong.
"Setiap konsumen kami batasi satu kantong plastik per komoditas. Beras SPHP cukup satu kantong, khusus beras Premium bisa dua kantong. Jadi tidak ada sistem borong," kata dia.
Sekretaris Daerah DIY Benny Suharsono di sela acara, menuturkan "Gerakan Pangan Murah" menjadi salah satu rangkaian kegiatan utama hari jadi DIY agar masyarakat bisa mengakses bahan pangan dengan cara yang mudah dan harga yang lebih terjangkau.
"Ini adalah wujud kepedulian kita dengan menggelar 'Gerakan Pangan Murah', bukan beras murah saja sehingga ada kolaborasi Bulog, dinas pertanian, bersama asosiasi petani untuk mewujudkan pangan murah," kata dia.
Melalui Gerakan Pangan Murah, Benny berharap mampu menjaga stabilitas harga pangan strategis di DIY, termasuk komoditas beras memasuki Ramadhan.
"Di luar harga beras kan sudah melambung. Warga Yogyakarta untuk makan menginginkan beras premium, sementara (produksi) beras premium kita keluar sehingga harus digelontor dari daerah lain," kata dia.
Menurut Benny, bentuk peringatan Hari Jadi DIY diwujudkan dengan mengoptimalkan potensi yang dimiliki masing-masing organisasi perangkat daerah (OPD) mengingat Hari Jadi DIY baru saja ditetapkan melalui Perda Nomor 2 Tahun 2024.
Selain Gerakan Pangan Murah, para pengunjung dapat mengakses fasilitas cek kesehatan gratis, hingga bazar UMKM.
"Sehingga tidak hanya seremonial saja tapi ada gerakan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Kita punya hari jadi kan untuk memberi 'tetenger' (penanda) bahwa kita sudah sekian tahun harusnya lebih baik lagi," ujar Benny.
Analis Ketahanan Pangan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) DIY Sumaryatin menjelaskan dalam Gerakan Pangan Murah masyarakat dapat mengakses sejumlah kebutuhan pokok mulai dari telur ayam, beras, tepung terigu, minyak goreng, hingga daging sapi dan ayam dengan total keseluruhan 10 ton.
Masing-masing komoditas mendapat subsidi transportasi Rp1.850 per kilogram dari pemerintah sehingga harga jualnya bisa ditekan di bawah pasaran.
"Telur ayam seumpama di pasar Rp32 ribu per kilogram, di sini kita jual Rp28 ribu sampai Rp29 ribu per kg. Beras SPHP kita jual Rp10.200 per kg, kemudian beras premium yang harga di pasaran Rp16-17 ribu kita jual dengan harga Rp13.000 per kg," kata dia.
Agar banyak masyarakat yang dapat mengakses, menurut Sumaryatin, para pengunjung Gerakan Pangan Murah di Halaman Stadion Mandala Krida tidak diperbolehkan melakukan aksi borong.
"Setiap konsumen kami batasi satu kantong plastik per komoditas. Beras SPHP cukup satu kantong, khusus beras Premium bisa dua kantong. Jadi tidak ada sistem borong," kata dia.