Jakarta (ANTARA) - Film "Siksa Kubur" tidak hanya menjadi sebuah karya seni bagi Runny Rudiyanti dan Faradina Mufti sebagai aktris yang terlibat di dalamnya, namun juga membawa pemikiran mendalam tentang konsep siksa setelah kematian.
Runny mengungkapkan bahwa berdasarkan naskah film yang dibaca memicunya untuk merenungkan tentang konsep balasan di dunia dan kehidupan setelah kematian.
"Naskah 'Siksa Kubur' membuat saya berpikir akan konsep siksa sebagai balasan di dunia, hidup setelah kematian, dan hukuman setelah kematian. Ini membuat saya berpikir, percaya atau tidak, apa yang dilakukan di dunia pasti ada balasannya dengan cara lain, dan tidak harus langsung, serta tidak harus dalam bentuk yang sama," ujar Runny saat mengunjungi Wisma ANTARA B, Kamis, (21/3).
Baginya, film ini tidak hanya menyentuh aspek visual dan emosional, tetapi juga sebagai renungan untuk memperdalam iman.
Pada kesempatan yang sama, Faradina Mufti mengajak untuk lebih berkaca diri tentang konsep siksa kubur. Menurutnya, saat ini banyak orang cenderung lebih mementingkan diri sendiri tanpa mempertimbangkan dampaknya terhadap orang lain di sekitar.
"Harus lebih berkaca diri aja, kalo kita kan sekarang banyak orang yang lebih mementingkan dirinya sendiri, tanpa melihat sebenernya bagaimana. Apakah yang dilakukan di dunia ini sudah bermanfaat bagi diri sendiri dan orang sekitar," ujar Faradina.
Menurutnya, yang lebih penting bukanlah apakah tindakan tersebut baik atau buruk, tetapi apakah tindakan tersebut bermanfaat.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Runny dan Faradina tanggapi soal "Siksa Kubur"
Runny mengungkapkan bahwa berdasarkan naskah film yang dibaca memicunya untuk merenungkan tentang konsep balasan di dunia dan kehidupan setelah kematian.
"Naskah 'Siksa Kubur' membuat saya berpikir akan konsep siksa sebagai balasan di dunia, hidup setelah kematian, dan hukuman setelah kematian. Ini membuat saya berpikir, percaya atau tidak, apa yang dilakukan di dunia pasti ada balasannya dengan cara lain, dan tidak harus langsung, serta tidak harus dalam bentuk yang sama," ujar Runny saat mengunjungi Wisma ANTARA B, Kamis, (21/3).
Baginya, film ini tidak hanya menyentuh aspek visual dan emosional, tetapi juga sebagai renungan untuk memperdalam iman.
Pada kesempatan yang sama, Faradina Mufti mengajak untuk lebih berkaca diri tentang konsep siksa kubur. Menurutnya, saat ini banyak orang cenderung lebih mementingkan diri sendiri tanpa mempertimbangkan dampaknya terhadap orang lain di sekitar.
"Harus lebih berkaca diri aja, kalo kita kan sekarang banyak orang yang lebih mementingkan dirinya sendiri, tanpa melihat sebenernya bagaimana. Apakah yang dilakukan di dunia ini sudah bermanfaat bagi diri sendiri dan orang sekitar," ujar Faradina.
Menurutnya, yang lebih penting bukanlah apakah tindakan tersebut baik atau buruk, tetapi apakah tindakan tersebut bermanfaat.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Runny dan Faradina tanggapi soal "Siksa Kubur"