Gunungkidul (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mengeluarkan Surat Edaran Bupati tentang Gerakan Idul Fitri Tanpa Sampah yang diharapkan bisa mengurangi penggunaan sampah selama momentum Lebaran 2024.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Gunungkidul Harry Sukmono di Gunungkidul, Kamis, mengatakan dalam surat edaran tersebut, salah satu poin penting seperti masyarakat diimbau untuk membawa peralatan makan dan minum menggunakan wadah pakai ulang.
"Aktivitas apapun selama momentum atau libur lebaran ini kita dorong untuk ramah lingkungan,” kata Harry Sukmono.
Ia mengatakan DLH mendorong masyarakat untuk mengurangi konsumsi makanan atau minuman yang tidak ramah lingkungan saat silaturahim.
"Salah satunya seperti itu. Mereka untuk bisa menyampaikan ke warga bagaimana bisa meminimalkan sampah,” katanya.
Harry juga mendorong penggunaan daun pisang maupun jati untuk membungkus makanan dinilai menarik dan ramah lingkungan pada momen Lebaran 2024. Menurutnya, hal tersebut bisa menghadirkan nuansa tradisional terutama bagi warga Gunungkidul yang pulang kampung dari luar kota.
“Itu menarik karena orang yang berkunjung itu keluarga kita yang sudah lama meninggalkan Gunungkidul yang kangen dengan kemasan tradisional ataupun tamu yang rindu dengan kemasan tradisional,” katanya.
Lebih lanjut, Harry mengatakan dalam kegiatan takbir keliling, Pemkab Gunungkidul juga mengimbau peserta tidak menggunakan makanan dan minuman sekali pakai.
Harry mengatakan surat edaran tersebut disampaikan kepada pemangku kebijakan seperti lurah, dukuh dan panewu untuk menyampaikan perihal lebaran tanpa sampah.
"Surat edaran tersebut telah ditandatangani oleh Bupati Gunungkidul dan diedarkan ke dukuh, lurah dan panewu pada Rabu (3/4)," katanya.
Saat lebaran nanti, Harry mengatakan petugas kebersihan tidak cuti dan tetap membersihkan sampah selama aktivitas lebaran nanti.
“Seperti kegiatan ibadah salat Id tanpa sajadah koran dan sebagainya. Bisa menggunakan yang lain yang tidak menimbulkan sampah,” katanya.
Adapun sampah yang dimaksud ialah sampah organik maupun non-organik.
"Sampah yang kita kelola itu sampah rumah tangga dan sejenis rumah tangga kecuali sampah B3,” katanya.
DLH juga mengimbau hotel maupun pelaku usaha untuk ikut andil dalam gerakan lebaran tanpa sampah tersebut.
“Hotel dan pelaku usaha mengikuti gerakan tersebut," katanya.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Gunungkidul Harry Sukmono di Gunungkidul, Kamis, mengatakan dalam surat edaran tersebut, salah satu poin penting seperti masyarakat diimbau untuk membawa peralatan makan dan minum menggunakan wadah pakai ulang.
"Aktivitas apapun selama momentum atau libur lebaran ini kita dorong untuk ramah lingkungan,” kata Harry Sukmono.
Ia mengatakan DLH mendorong masyarakat untuk mengurangi konsumsi makanan atau minuman yang tidak ramah lingkungan saat silaturahim.
"Salah satunya seperti itu. Mereka untuk bisa menyampaikan ke warga bagaimana bisa meminimalkan sampah,” katanya.
Harry juga mendorong penggunaan daun pisang maupun jati untuk membungkus makanan dinilai menarik dan ramah lingkungan pada momen Lebaran 2024. Menurutnya, hal tersebut bisa menghadirkan nuansa tradisional terutama bagi warga Gunungkidul yang pulang kampung dari luar kota.
“Itu menarik karena orang yang berkunjung itu keluarga kita yang sudah lama meninggalkan Gunungkidul yang kangen dengan kemasan tradisional ataupun tamu yang rindu dengan kemasan tradisional,” katanya.
Lebih lanjut, Harry mengatakan dalam kegiatan takbir keliling, Pemkab Gunungkidul juga mengimbau peserta tidak menggunakan makanan dan minuman sekali pakai.
Harry mengatakan surat edaran tersebut disampaikan kepada pemangku kebijakan seperti lurah, dukuh dan panewu untuk menyampaikan perihal lebaran tanpa sampah.
"Surat edaran tersebut telah ditandatangani oleh Bupati Gunungkidul dan diedarkan ke dukuh, lurah dan panewu pada Rabu (3/4)," katanya.
Saat lebaran nanti, Harry mengatakan petugas kebersihan tidak cuti dan tetap membersihkan sampah selama aktivitas lebaran nanti.
“Seperti kegiatan ibadah salat Id tanpa sajadah koran dan sebagainya. Bisa menggunakan yang lain yang tidak menimbulkan sampah,” katanya.
Adapun sampah yang dimaksud ialah sampah organik maupun non-organik.
"Sampah yang kita kelola itu sampah rumah tangga dan sejenis rumah tangga kecuali sampah B3,” katanya.
DLH juga mengimbau hotel maupun pelaku usaha untuk ikut andil dalam gerakan lebaran tanpa sampah tersebut.
“Hotel dan pelaku usaha mengikuti gerakan tersebut," katanya.