Lazismu memperkuat digitalisasi keuangan akselerasi gerakan zakat

id Lazismu,gerakan zakat,Muhammadiyah,Yogyakarta

Lazismu memperkuat digitalisasi keuangan akselerasi gerakan zakat

Peserta berfoto bersama saat penutupan Rakernas Lembaga Amil Zakat, Infaq dan Sadaqah Muhammadiyah (Lazismu) 2025 di Sleman, D.I Yogyakarta, Minggu (1/12/2024) (ANTARA/Luqman Hakim)

Yogyakarta (ANTARA) - Lembaga Amil Zakat, Infak dan Sedekah Muhammadiyah (Lazismu) berkomitmen memperkuat penerapan sistem digitalisasi keuangan lembaga itu secara nasional untuk mengakselerasi gerakan zakat.

"Dengan adanya sistem keuangan atau digitalisasi, maka akan memudahkan kita dalam melakukan akselerasi gerakan zakat," ujar Ketua Badan Pengurus Lazismu Pusat Ahmad Imam Mujadid Rais saat penutupan Rapat Kerja Nasional Lazismu 2025 di Sleman, D.I Yogyakarta, Minggu.

Dengan menerapkan sistem digital, dia meyakini penghimpunan dana zakat, infak, sedekah (zis) Lazismu pada 2025 yang ditargetkan mencapai Rp610.593.000 bisa tercapai.

Menurut Mujadid Rais, Lazismu pusat bakal memberikan pendampingan proses penghimpunan dan pendistribusian zakat secara digital ke seluruh cabang hingga ranting di Indonesia.

"Untuk penerapan digitalisasi, kita lagi menyiapkan infrastrukturnya. Memang Lazismu ini unik. Karena berangkat dari komunitas. Jadi wilayah dulu yang punya, sehingga kita ingin integrasikan dengan kita yang sebagian ada di pusat," ujar dia.

Berdasarkan keputusan Rakernas 2025 yang mengusung tema "Sinergi Kebajikan untuk Inovasi Sosial dan Capaian SDGs", kata Mujadid Rais, Lazismu dalam penyelenggaraan program-program ke depan akan terus diselaraskan dengan agenda Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs).

Dengan merujuk SDGs, ia meyakini Lazismu mampu berkontribusi mewujudkan Indonesia Emas 2045 di tengah tantangan bonus demografi.

"Kami punya tanggung jawab moral untuk bisa berkontribusi dalam program-program yang telah diputuskan dalam SDGs, tentu tetap dengan merujuk prinsip-prinsip syariah," ucap dia.

Selain itu, lembaga zakat nasional milik Muhammadiyah itu juga berkomitmen mengawal sekaligus mengimplementasikan program Asta Cita Presiden RI Prabowo Subianto.

Mujadid Rais menyebut target-target dalam Asta Cita relevan dengan Lazismu, salah satunya terkait semangat mempercepat penurunan angka kemiskinan secara nasional.

"Target pemerintah kan tahun 2026 kemiskinan ekstrem di Indonesia bisa turun menjadi nol persen. Jadi ada program yang pengen cepat dan langsung sukses, termasuk makan bergizi dan lainnya," kata dia.

Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Agung Danarto mendorong Lazismu memperkuat sinergi internal mulai dari pusat, cabang, hingga ranting dengan menerapkan sistem yang akuntabel sehingga mampu meningkatkan kepercayaan publik.

"Kita perlu belajar dari perbankan. Bank itu walaupun cabangnya sampai belasan ribu, kantor layanannya banyak sekali, akan tetapi terintegrasi jadi satu, bahkan pengeluaran hanya Rp1.000 pun harus diketahui di pusat. Bahwa Lazismu berbeda dengan bank memang iya, tapi dalam akuntabilitas dan kesatuan sistem itu harus dibangun," tutur Agung.

Pewarta :
Editor: Bambang Sutopo Hadi
COPYRIGHT © ANTARA 2025