Moskow (ANTARA) - Sebanyak 110.000 orang terpaksa mengungsi dari Kota Rafah di Jalur Gaza selatan akibat operasi yang dilakukan militer Israel, kata Badan PBB untuk pengungsi Palestina (UNRWA) pada Jumat.
UNRWA juga kembali mendesak gencatan senjata segera di wilayah tersebut.
“Saat pasukan Israel gencar membombardir Rafah, pengungsian paksa terus terjadi. UNRWA memperkirakan sekitar 110.000 orang saat ini telah meninggalkan Rafah untuk menyelamatkan diri. Namun, tidak ada tempat yang aman di Jalur Gaza dan kondisinya mengerikan. Satu-satunya harapan adalah gencatan senjata segera,” tulis UNRWA di platform X.
Pada Senin (6/5) malam hingga Selasa (7/5) militer Israel memulai operasi militer di wilayah timur Kota Rafah dan mengambil alih sisi Gaza di persimpangan Rafah dengan Mesir.
Kelompok perlawanan Palestina, Hamas, mengaku telah menyetujui ketentuan perjanjian gencatan senjata yang diusulkan mediator Mesir dan Qatar.
Namun, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu malah menyatakan bahwa perjanjian tersebut tidak dapat diterima.
Saat ini lebih dari satu juta orang diyakini mengungsi di Kota Rafah.
Pada Kamis (9/5) surat kabar Politico, yang mengutip berbagai sumber, melaporkan bahwa negosiasi gencatan senjata antara Israel dan Hamas di Kairo ditangguhkan, termasuk karena operasi militer Israel di Rafah.
Sumber: Sputnik
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Sekitar 110.000 orang mengungsi dari Rafah
UNRWA juga kembali mendesak gencatan senjata segera di wilayah tersebut.
“Saat pasukan Israel gencar membombardir Rafah, pengungsian paksa terus terjadi. UNRWA memperkirakan sekitar 110.000 orang saat ini telah meninggalkan Rafah untuk menyelamatkan diri. Namun, tidak ada tempat yang aman di Jalur Gaza dan kondisinya mengerikan. Satu-satunya harapan adalah gencatan senjata segera,” tulis UNRWA di platform X.
Pada Senin (6/5) malam hingga Selasa (7/5) militer Israel memulai operasi militer di wilayah timur Kota Rafah dan mengambil alih sisi Gaza di persimpangan Rafah dengan Mesir.
Kelompok perlawanan Palestina, Hamas, mengaku telah menyetujui ketentuan perjanjian gencatan senjata yang diusulkan mediator Mesir dan Qatar.
Namun, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu malah menyatakan bahwa perjanjian tersebut tidak dapat diterima.
Saat ini lebih dari satu juta orang diyakini mengungsi di Kota Rafah.
Pada Kamis (9/5) surat kabar Politico, yang mengutip berbagai sumber, melaporkan bahwa negosiasi gencatan senjata antara Israel dan Hamas di Kairo ditangguhkan, termasuk karena operasi militer Israel di Rafah.
Sumber: Sputnik
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Sekitar 110.000 orang mengungsi dari Rafah