gaza (ANTARA) - Israel telah melanggar kesepakatan gencatan senjata di Jalur Gaza sebanyak ratusan kali, ungkap anggota kantor biro politik kelompok perjuangan Palestina, Hamas, Basem Naim, kepada RIA Novosti.
"Kami berkomitmen pada kesepakatan (gencatan senjata) dan melaksanakan kewajiban sesuai kesepakatan ini, namun [Perdana Menteri Benjamin] Netanyahu beserta pemerintahannya melanggar kesepakatan itu ratusan kali, melakukan pembunuhan, menutup perbatasan dan melarang masuk bantuan kemanusiaan," kata Naim berdasarkan sumber Sputnik-OANA.
Pada Selasa (18/3) Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengaku telah melancarkan serangan udara besar-besaran terhadap target Hamas di Jalur Gaza.
Kantor PM Benjamin mengaku kembali menyerang Jalur Gaza lantaran Hamas menolak menerima skema Amerika Serikat untuk memperpanjang gencatan senjata dan melanjutkan pembebasan tawanan.
Menurut data terbaru Kementerian Kesehatan Gaza, lebih dari 400 orang tewas dan 500 lebih lainnya terluka dalam sederet serangan baru-baru ini.
Sementara itu Kelompok perlawanan Palestina Hamas pada Selasa menyerukan protes dan unjuk rasa global atas dimulainya kembali genosida Israel di Gaza.
Dalam sebuah pernyataan, pejabat senior Hamas Izzat Al-Rishq menyerukan kepada negara-negara Arab dan Islam, serta orang-orang yang mencintai kebebasan di seluruh dunia, "untuk turun ke jalan dan alun-alun, menyuarakan penolakan mereka atas dimulainya kembali perang genosida Zionis terhadap rakyat Gaza."
"Netanyahu tidak berhenti hanya dengan mencegah bantuan makanan dan obat-obatan agar tidak sampai ke tangan mereka; ia juga mengebom dan membunuh anak-anak Gaza saat mereka sedang tidur," kata Al-Rishq.
Baca juga: Palestina kembali diserang Israel, dukungan dunia kian mendesak
Ia menambahkan bahwa keputusan Kepala Otoritas Israel Benjamin Netanyahu untuk melanjutkan perang di Gaza "adalah keputusan untuk mengorbankan tahanan pendudukan dan hukuman mati terhadap mereka."
Al-Rishq meminta para mediator dan pemimpin dunia untuk mengungkap kebenaran tentang tindakan Israel dan meminta pertanggungjawaban Netanyahu karena telah memicu kembali konflik tersebut.
"Tekanan militer dan agresi brutal Zionis tidak akan berhasil mematahkan keinginan rakyat dan perlawanan kami," kata pejabat Hamas itu.
Pemerintah daerah Gaza sebelumnya mengatakan lebih dari 322 warga Palestina tewas atau hilang setelah Israel melanjutkan serangan mematikan di Gaza, melanggar perjanjian gencatan senjata yang mulai berlaku pada 19 Januari.
Tentara Israel pada Selasa pagi mengatakan bahwa mereka melakukan serangan udara di Jalur Gaza, yang terbesar sejak gencatan senjata dengan kelompok Palestina Hamas berlaku pada 19 Januari.
Mereka mengklaim telah menyerang titik-titik kelompok Hamas di Gaza. Namun, gambar yang muncul dari Gaza menunjukkan bahwa mayoritas korban adalah warga sipil, termasuk anak-anak dan wanita, yang rumahnya dibom pada malam hari.
Meskipun ada gencatan senjata, otoritas lokal di Gaza telah melaporkan pelanggaran hampir setiap hari oleh tentara Israel.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Hamas: Israel langgar kesepakatan gencatan senjata ratusan kali