Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) menegaskan bahwa panduan mengajar sastra yang disusun oleh pemerintah bersama para guru, tim kurator sastra masuk kurikulum, serta para akademisi untuk memberi peringatan konten sensitif pada buku-buku sastra yang akan dijadikan bahan mengajar. 

"Tujuan buku panduan itu upaya guru untuk memberi peringatan, kalau menggunakan buku sastra ini hati-hati, ada konten-konten yang mungkin sensitif, guru harus memikirkan mengelola cara pembelajaran di kelas," kata Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan (BSKAP) Kemendikbudristek Anindito Aditomo pada temu media di Jakarta, Jumat.

Sebelumnya polemik tentang buku panduan sastra yang dinilai tidak sesuai karena masih mengandung kesalahan data dan konten-konten sensitif ramai beredar di internet. Kemendikbudristek telah mencabut buku panduan tersebut dan meminta masyarakat untuk tidak ikut menyebarkannya.

"Harus kami akui, ada beberapa data yang keliru dan sebetulnya buku panduan itu sudah ditarik per 22 Mei. Sedang kita revisi dan sudah dicabut, jadi kami minta jangan ikut menyebarkan," ucapnya.

Ia juga menekankan bahwa muatan-muatan sensitif yang ada dalam buku sastra mesti dibaca sesuai dengan konteks secara keseluruhan dan buku-buku dengan konten sensitif tersebut lebih banyak diletakkan di jenjang SMA.

Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Kemendikbudristek: Panduan ajar sastra beri peringatan konten sensitif

Pewarta : Lintang Budiyanti Prameswari
Editor : Herry Soebanto
Copyright © ANTARA 2024