Jakarta (ANTARA) - Belanda yang memuncaki fase grup dalam dua turnamen besar terakhir, tetap lolos ke fase berikutnya apa pun hasil pertandingan terakhir Grup D Piala Eropa 2024 melawan Austria di Stadion Olimpiade, Berlin, Selasa malam pukul 23.00 WIB.

The Oranye hanya butuh status juara grup, sedangkan Austria cukup bermain seri agar lolos ke fase grup, walau kekalahan tak menghilangkan peluang mereka ke fase gugur karena masih bisa mendapatkan tiket peringkat ketiga terbaik.

Setelah mengalahkan Polandia dan mengimbangi Prancis dalam dua pertandingan pertama, tim asuhan Ronald Koeman berusaha menjadi juara grup dengan menang dalam selisih gol lebih baik jika saat bersamaan Prancis mengalahkan Polandia.

Sementara itu, Austria berpeluang menjadi juara Grup D jika mengalahkan Belanda dan saat bersamaan Prancis gagal mengalahkan Polandia. Dalam skenario ini, mereka bisa menghadapi tim yang mungkin lebih ringan dalam fase gugur.

Tapi, pelatih mereka, Ralf Rangnick, membuang jauh-jauh skenario itu karena menyadari adalah sulit mengalahkan Belanda dan juga sulit membayangkan Prancis tak memperoleh poin penuh dari Polandia yang sudah tersisih.

Kedua tim saat ini berselisih satu poin. Belanda mengumpulkan 4 poin atau sama dengan Prancis, sedangkan Austria sudah memetik 3 poin.

Ironisnya, Das Team sedikit lebih produktif ketimbang Oranye. Jika Marko Arnautovic cs membuat tiga gol, maka Virgil van Dijk cs baru menciptakan dua gol.

Grup D memang grup yang paling irit gol dibandingkan dengan lima grup Euro 2024 lainnya. Dua teratas grup ini, yakni Belanda dan Prancis, dibuat pusing oleh mandulnya tim serang mereka.

Jika Prancis kesulitan memancing Kylian Mbappe dalam menciptakan gol, maka Belanda pun berharap Memphis Depay menunjukkan kesuburannya setelah gagal mencetak gol dalam dua pertandingan pertama.





Halaman berikut: Kekuatan Belanda dan Austria relatif berimbang Relatif seimbang

Belanda diunggulkan memenangkan pertandingan ini. Superkomputer Opta menaksir kemungkinan Oranye memenangkan laga ini dengan 43,8 persen, sedangkan Austria memiliki kemungkinan menang 28,2 persen.

Prediksi ini tidak menyimpang dari riwayat pertemuan kedua tim yang sebelum pertandingan di Berlin sudah 20 kali bertemu. Dalam tujuh pertandingan terakhir Austria selalu kalah dari Belanda.

Terakhir kali Belanda dibuat takluk oleh Austria terjadi pada Mei 1990 ketika menyerah 2-3 dalam laga persahabatan di Wina, ibu kota Austria, yang sebenarnya tidak menggambarkan kekuatan Oranye sebenarnya.

Jika tim asuhan Ralf Rangnick merebut tiga poin dari pasukan Ronald Koemen yang bisa membuat mereka memuncaki Grup D, maka itu adalah kemenangan pertama Das Team dalam 30 tahun terakhir.

Masalahnya, Austria tak bisa mengalahkan Belanda dalam dua pertemuan kedua tim pada turnamen besar sepak bola dunia. Mereka kalah telak 1-5 pada Piala Dunia 1978 dan bertekuk lutut 0-2 pada Euro 2020.

Tapi, jika melihat statistik kedua tim dalam dua pertandingan pertama mereka dalam Euro 2024, kesenjangan itu tak besar, bahkan relatif seimbang.

Austria memang sedikit lebih produktif dalam urusan mencetak gol. Das Team menciptakan 3 gol, sedangkan Oranye 1 gol. Tapi Belanda lebih baik dalam menjaga gawang, hanya kebobolan satu kali, sedangkan Austria dua kali.

Belanda juga lebih superior dalam menciptakan peluang dengan 28 peluang, sedangkan Austria 22 peluang. Tapi Austria lebih akurat karena melepaskan 12 peluang tepat sasaran, sedangkan Belanda memiliki 8 peluang tepat sasaran.

Kalau Belanda membuat total 977 umpan dengan rata-rata penguasaan bola 50 persen, maka Austria melepaskan total 939 umpan dengan rata-rata penguasaan bola 52 persen.


Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Belanda vs Austria: Oranye butuh ketajaman Depay, Das Team butuh poin

Pewarta : Jafar M Sidik
Editor : Herry Soebanto
Copyright © ANTARA 2024