Jakarta (ANTARA) - Peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengemukakan sejumlah manfaat penggunaan Synthetic Aperture Radar (SAR) yang dapat diaplikasikan untuk berbagai hal, terutama pada saat cuaca buruk.
"SAR dapat digunakan dalam penanggulangan bencana seperti banjir, gempa bumi, tanah longsor, dan letusan gunung berapi, serta pemantauan lingkungan seperti deforestasi, kelembaban tanah, dan perubahan penggunaan lahan," kata Peneliti Pusat Riset Geoinformatika BRIN Rahmat Arief dalam keterangan di Jakarta, Jumat.
Arief menjelaskan penggunaan SAR tidak memerlukan penggabungan dengan citra optik dan memiliki keunggulan dalam pengambilan data pada semua kondisi cuaca, baik siang maupun malam, serta dapat menembus kanopi vegetasi hingga tanah.
Ia juga menyebutkan bahwa SAR dapat digunakan untuk memetakan emisi karbon dioksida dari penurunan permukaan tanah gambut, mengamati infrastruktur perkotaan, dan sebagai model elevasi digital global.
"Dengan berbagai kelebihan tersebut, teknologi SAR mempermudah kami dalam berbagai riset, seperti memonitor gempa di Lombok, degradasi hutan tropis, dan pemetaan emisi karbon di Kalimantan Selatan," ungkapnya.
Hal yang sama juga disampaikan Peneliti Pusat Riset Geoinformatika BRIN lainnya, Joko Widodo. Ia menjelaskan SAR bekerja dengan active remote sensing, menggunakan transmitter dan receiver gelombang elektromagnetik.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: BRIN kemukakan sejumlah manfaat radar SAR dalam keadaan cuaca buruk
"SAR dapat digunakan dalam penanggulangan bencana seperti banjir, gempa bumi, tanah longsor, dan letusan gunung berapi, serta pemantauan lingkungan seperti deforestasi, kelembaban tanah, dan perubahan penggunaan lahan," kata Peneliti Pusat Riset Geoinformatika BRIN Rahmat Arief dalam keterangan di Jakarta, Jumat.
Arief menjelaskan penggunaan SAR tidak memerlukan penggabungan dengan citra optik dan memiliki keunggulan dalam pengambilan data pada semua kondisi cuaca, baik siang maupun malam, serta dapat menembus kanopi vegetasi hingga tanah.
Ia juga menyebutkan bahwa SAR dapat digunakan untuk memetakan emisi karbon dioksida dari penurunan permukaan tanah gambut, mengamati infrastruktur perkotaan, dan sebagai model elevasi digital global.
"Dengan berbagai kelebihan tersebut, teknologi SAR mempermudah kami dalam berbagai riset, seperti memonitor gempa di Lombok, degradasi hutan tropis, dan pemetaan emisi karbon di Kalimantan Selatan," ungkapnya.
Hal yang sama juga disampaikan Peneliti Pusat Riset Geoinformatika BRIN lainnya, Joko Widodo. Ia menjelaskan SAR bekerja dengan active remote sensing, menggunakan transmitter dan receiver gelombang elektromagnetik.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: BRIN kemukakan sejumlah manfaat radar SAR dalam keadaan cuaca buruk