Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) mengintegrasikan materi tentang perubahan iklim dalam kurikulum merdeka untuk memantik aksi nyata siswa agar bergerak secara kolektif mengatasi permasalahan lingkungan.

Ketua Tim Kerja Kurikulum, Pusat Kurikulum dan Pembelajaran Kemendikbudristek Nur Rofika Ayu Shinta Amali dalam diskusi yang diikuti dalam jaringan di Jakarta, Selasa, menyampaikan pentingnya memberi pemahaman secara holistik kepada siswa bahwa isu lingkungan juga terkait dengan ekonomi, sosial, dan kesejahteraan peradaban manusia.

"Selama ini perubahan iklim hanya dianggap isu saintifik, yang kaitannya hanya dengan IPA saja. Kita membangun pemahaman di dalam kurikulum merdeka secara lebih holistik, dengan harapan di akhir mereka dapat berbagi melakukan aksi kolektif sehingga bisa melakukan perubahan secara sistemik sebagai warga negara," katanya.

Rofika menegaskan apabila guru dan siswa telah memahami materi tentang perubahan iklim secara holistik, maka mereka akan terdorong untuk melakukan perubahan secara kolektif.

"Jadi yang kita dorong adalah siswa dan para pemangku kepentingan di sekolah untuk memahami secara utuh apa itu perubahan iklim. Kita mendorong mereka melakukan aksi nyata untuk mengubah kebiasaan sesuai dengan mitigasi, adaptasi, dan perilaku rendah karbon," paparnya.



Ia mengemukakan integrasi materi perubahan iklim dalam kurikulum merdeka tersebut tidak berupa beban, mata pelajaran, atau materi terpisah, tetapi memasukkan materi ke dalam proses pembelajaran yang memang sudah ada sebelumnya.


Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Materi perubahan iklim di kurikulum merdeka memantik aksi nyata siswa

Pewarta : Lintang Budiyanti Prameswari
Editor : Herry Soebanto
Copyright © ANTARA 2024