Jakarta (ANTARA) - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengatakan Indonesia dan Jepang dapat menggabungkan potensi mineral yang melimpah, mendorong inovasi, dan berkontribusi pada upaya global untuk mengatasi dampak perubahan iklim.
"Dengan menggabungkan sumber daya mineral Indonesia yang melimpah dengan keahlian teknologi Jepang, kedua negara dapat mendorong inovasi, mendorong pertumbuhan ekonomi, dan juga berkontribusi pada upaya global dalam memerangi perubahan iklim,” kata Bahlil dalam keterangan diterima di Jakarta, Sabtu.
Hal itu disampaikan Bahlil terkait penyelenggaraan Indonesia-Japan Energy Forum (IJEF) ke-8 sebagai ajang penting untuk memperkuat kerja sama strategis antara Indonesia dan Jepang di sektor energi pada Desember 2024 ini.
Indonesia, kata Bahlil, berkomitmen untuk mencapai emisi nol bersih (net zero emission) dengan target global pada tahun 2050, sementara Indonesia menetapkan tahun 2060 sebagai batas waktu untuk mencapai target tersebut.
“Indonesia telah menunjukkan komitmennya dalam pengurangan emisi dengan target 915 juta ton CO2 pada 2030, termasuk kontribusi sektor energi sebesar 358 juta ton. Sementara itu pencapaian Indonesia pada 2023, di mana emisi berhasil dikurangi sebesar 128 juta ton melalui efisiensi energi, pengembangan energi terbarukan, dan teknologi rendah karbon,” katanya.
Sementara itu dalam ajang The 7th Indonesia China Energy Forum (ICEF), Bahlil menegaskan komitmen Indonesia untuk soal transisi energi sebagai terobosan utama dalam mewujudkan komitmen global guna mencapai dekarbonisasi. Indonesia bahkan menunjukkan sikap serius atas upaya tersebut kepada pemerintah China.
"Kami telah mengembangkan Peta Jalan Emisi Nol Bersih atau net zero emission (NZE) yang komprehensif di sektor energi," ujarnya.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Menteri ESDM: RI-Jepang dapat dorong inovasi atasi perubahan iklim