Yogyakarta (ANTARA) - PT Sarihusada Generasi Mahardhika (Sarihusada) Plant Prambanan mengembangkan Program Pertanian Berkelanjutan di Desa Kemudo, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Program tersebut menggelar Panen Raya di enam lahan pertanian dan tiga kebun bersama beberapa KWT (Kelompok Wanita Tani).
Panen raya bertujuan untuk mengajak kesadaran petani dan publik lebih luas untuk mengenal dan menerapkan pertanian ramah lingkungan. Hasil panen yang diarak oleh masyarakat ke Balai Desa Kemudo diiringi gamelan untuk diserahkan ke kepala desa, muspika dan Sarihusada.
Sebanyak 200 peserta terdiri dari anak-anak, ibu-ibu dan petani, hadir pula dari BPP (Balai Penyuluh Pertanian) Klaten, Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian, petani unggulan dari DAS Pusur Klaten, Kota Surakarta dan Kota Yogyakarta, Tim Penggerak PKK Klaten dan dinas terkait lainnya.
Syarif Karnadi, Facility Services & Stakeholder Relations Manager Sarihusada, mengatakan bahwa Panen Raya ini menjadi wujud komitmen Sarihusada untuk memberikan banyak manfaat kepada Masyarakat di sekitar pabrik.
"Penerapan pertanian berkelanjutan bisa memiliki keuntungan dari berbagai aspek. Dalam pelaksanaan program, kami menggandeng Gita Pertiwi sebagai mitra pelaksana, bersama-sama kami mendorong Petani di sekitar Pabrik kami untuk mulai menerapkan pertanian berkelanjutan," kata Syarif Karnadi.
"Apresiasi juga kami sampaikan kepada semua pihak yang terlibat, dari Tim Desa Kemudo, Kelompok Wanita Tani, Pemuda, tentunya juga pemerintah sebagai partner kami untuk berkoordinasi dan berkonsultasi," ujarnya.
Pertanian berkelanjutan atau juga dikenal sebagai Regenerative Agriculture merupakan upaya perbaikan kondisi lahan dan meningkatkan kesuburan lahan dengan rehabilitasi dan revitalisasi seluruh ekosistem seperti tanah dan air.
Petani didorong untuk mengurangi pupuk kimia dengan memanfaatkan potensi lokal berupa kotoran hewan (sapi dan kambing), arang sekam dan sludge yang dihasilkan oleh aktifitas Sarihusada yang ada di Desa Kemudo untuk dikembangkan menjadi bahan baku pupuk oganik.
Sementara itu, Kepala Desa Kemudo Hermawan Kristanto mengatakan bahwa program Reg agri bisa menjadi solusi alternatif untuk mengatasi masalah berkurangnya pupuk subsidi yang diterima petani.
"Program ini memberikan pembelajaran pada petani untuk memanfaatkan potensi lokal menjadi sarana produksi pertanian yang ramah lingkungan," katanya.
Saat ini sudah ada 7 KWT dan 4 kelompok tani yang menerapkan prinsip Pertanian Berkelanjutan dengan luas lahan 11,36 hektare dan 39 petani di Desa Kemudo dan Desa Sanggrahan, Prambanan Klaten. Petani menerapkan pola tanam padi-palawija-palawija atau padi-palawija-padi.
"Harapannya hasil panen menjadi pangan sehat yang akan berkontribusi pada peningkatan kondisi kesehatan masyarakat. Program ini juga memberikan ruang dan peluang bagi kaum muda untuk terlibat dalam pertanian," ujar Hermawan.
Komoditas pada Panen Raya kali ini di antaranya pare, terong, cabe rawit, cabe keriting, kacang tanah, bayam, selada, kenikir dan lele. Untuk meningkatkan pengetahuan pangan lokal dan pangan sehat anak-anak akan diadakan game interaktif dan diskusi dengan anak-anak.
BUMDes juga berperan dalam menyerap hasil panen dari lahan demplot budidaya sehat kemudian dipasarkan di Toko Desa.
Rangkaian acara Panen Raya ini juga dimeriahkan dengan live talk show bertema membangun kerja sama suplai pangan sehat di Urban Peri Urban Agriculture. Ada 4 narasumber yang akan berbagi pengalaman tentang Keamanan Pangan, peranan Wanita dalam Gerakan kebun gizi, regenerative agriculture dan membangun kolaborasi UPA (Urban and Peri-urban Agriculture).
"Program Pertanian berkelanjutan adalah program yang sangat bagus. Bagi kami ibu rumah tangga, dari program ini kami jadi tahu bahwa sisa sayuran, kulit buah maupun kulit telur dapat dimanfaatkan menjadi pupuk bagi tanaman sayur. Sayur yang dihasilkan juga bagus dan tentunya sehat," kata Rini, penerima manfaat dari Kelompok Wanita Tani Subur Makmur.
"Selain pengetahuan bercocok tanam ramah lingkungan kami dapatkan, kami juga bisa menyajikan panganan yang sehat untuk keluarga," ujarnya.
Panen raya bertujuan untuk mengajak kesadaran petani dan publik lebih luas untuk mengenal dan menerapkan pertanian ramah lingkungan. Hasil panen yang diarak oleh masyarakat ke Balai Desa Kemudo diiringi gamelan untuk diserahkan ke kepala desa, muspika dan Sarihusada.
Sebanyak 200 peserta terdiri dari anak-anak, ibu-ibu dan petani, hadir pula dari BPP (Balai Penyuluh Pertanian) Klaten, Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian, petani unggulan dari DAS Pusur Klaten, Kota Surakarta dan Kota Yogyakarta, Tim Penggerak PKK Klaten dan dinas terkait lainnya.
Syarif Karnadi, Facility Services & Stakeholder Relations Manager Sarihusada, mengatakan bahwa Panen Raya ini menjadi wujud komitmen Sarihusada untuk memberikan banyak manfaat kepada Masyarakat di sekitar pabrik.
"Penerapan pertanian berkelanjutan bisa memiliki keuntungan dari berbagai aspek. Dalam pelaksanaan program, kami menggandeng Gita Pertiwi sebagai mitra pelaksana, bersama-sama kami mendorong Petani di sekitar Pabrik kami untuk mulai menerapkan pertanian berkelanjutan," kata Syarif Karnadi.
"Apresiasi juga kami sampaikan kepada semua pihak yang terlibat, dari Tim Desa Kemudo, Kelompok Wanita Tani, Pemuda, tentunya juga pemerintah sebagai partner kami untuk berkoordinasi dan berkonsultasi," ujarnya.
Pertanian berkelanjutan atau juga dikenal sebagai Regenerative Agriculture merupakan upaya perbaikan kondisi lahan dan meningkatkan kesuburan lahan dengan rehabilitasi dan revitalisasi seluruh ekosistem seperti tanah dan air.
Petani didorong untuk mengurangi pupuk kimia dengan memanfaatkan potensi lokal berupa kotoran hewan (sapi dan kambing), arang sekam dan sludge yang dihasilkan oleh aktifitas Sarihusada yang ada di Desa Kemudo untuk dikembangkan menjadi bahan baku pupuk oganik.
Sementara itu, Kepala Desa Kemudo Hermawan Kristanto mengatakan bahwa program Reg agri bisa menjadi solusi alternatif untuk mengatasi masalah berkurangnya pupuk subsidi yang diterima petani.
"Program ini memberikan pembelajaran pada petani untuk memanfaatkan potensi lokal menjadi sarana produksi pertanian yang ramah lingkungan," katanya.
Saat ini sudah ada 7 KWT dan 4 kelompok tani yang menerapkan prinsip Pertanian Berkelanjutan dengan luas lahan 11,36 hektare dan 39 petani di Desa Kemudo dan Desa Sanggrahan, Prambanan Klaten. Petani menerapkan pola tanam padi-palawija-palawija atau padi-palawija-padi.
"Harapannya hasil panen menjadi pangan sehat yang akan berkontribusi pada peningkatan kondisi kesehatan masyarakat. Program ini juga memberikan ruang dan peluang bagi kaum muda untuk terlibat dalam pertanian," ujar Hermawan.
Komoditas pada Panen Raya kali ini di antaranya pare, terong, cabe rawit, cabe keriting, kacang tanah, bayam, selada, kenikir dan lele. Untuk meningkatkan pengetahuan pangan lokal dan pangan sehat anak-anak akan diadakan game interaktif dan diskusi dengan anak-anak.
BUMDes juga berperan dalam menyerap hasil panen dari lahan demplot budidaya sehat kemudian dipasarkan di Toko Desa.
Rangkaian acara Panen Raya ini juga dimeriahkan dengan live talk show bertema membangun kerja sama suplai pangan sehat di Urban Peri Urban Agriculture. Ada 4 narasumber yang akan berbagi pengalaman tentang Keamanan Pangan, peranan Wanita dalam Gerakan kebun gizi, regenerative agriculture dan membangun kolaborasi UPA (Urban and Peri-urban Agriculture).
"Program Pertanian berkelanjutan adalah program yang sangat bagus. Bagi kami ibu rumah tangga, dari program ini kami jadi tahu bahwa sisa sayuran, kulit buah maupun kulit telur dapat dimanfaatkan menjadi pupuk bagi tanaman sayur. Sayur yang dihasilkan juga bagus dan tentunya sehat," kata Rini, penerima manfaat dari Kelompok Wanita Tani Subur Makmur.
"Selain pengetahuan bercocok tanam ramah lingkungan kami dapatkan, kami juga bisa menyajikan panganan yang sehat untuk keluarga," ujarnya.