Kulon Progo (ANTARA) - Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, menggelar Grebek Lumbung Mataraman 2024 di Pasar Hewan Terpadu Pengasih untuk mendukung produk olahan pangan lokal supaya dikenal generasi muda dan menjaga kestabilan pangan.
Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kulon Progo Drajad Purbadi di Kulon Progo, Kamis, mengatakan lumbung mataraman merupakan sebuah program yang bertujuan mewujudkan ketahanan pangan masyarakat berbasis rumah tangga dan produk lokal dengan filosofi 'Nandur Opo Sing Dipangan, Mangan Opo Sing Ditandur" (menanam yang bisa dimakan, makan apa yang ditanam).
"Kami berupaya mengenalkan dan mempromosikan produk pertanian hasil panen kelompok wanita tani (KWT) lewat kegiatan tersebut," kata Drajad.
Ia mengatakan dalam kegiatan ini yang dipromosikan adalah sayuran hingga komoditas pangan lainnya, di mana ada 30 KWT yang terlibat.
Adapun puluhan KWT ini melakukan budi daya pertanian dengan memanfaatkan pekarangan rumah. Komoditas yang ditanam terutama jenis sayuran dan pangan yang menjadi kebutuhan sehari-hari dalam rumah tangga.
"Kami berharap dengan grebek lumbung mataraman ini, masyarakat bisa melakukan pemenuhan bahan pangan secara mandiri. Tak hanya itu, bahan pangan hasil panen pun juga memiliki nilai ekonomi," katanya.
Sementara itu, Penjabat Bupati Kulon Progo Srie Nurkyatsiwi mengatakan kegiatan ini di dukung penuh melalui dana keistimewaan (danais) DIY sebagai tujuan kesejahteraan masyarakat.
“Mari sama sama kita terus menjaga kebutuhan pangan, melalui program lumbung mataraman kita ciptakan sumber pangan lokal, dengan kemandirian kita manfaatkan pekarangan rumah untuk di tanam berbagai jenis tanaman pangan, kita cukupi kebutuhan pangan melalui hasil pangan lokal," kata Siwi.
Ia juga mengajak menjadikan lumbung mataraman sebagai wadah, media promosi penjualan dan memasarkan hasil olahan pangan lokal, sebagai perantara antara produsen dan konsumen.
"Kita kenalkan kepada generasi muda pekarangan rumah kita bisa di manfaatkan untuk mencukupi kebutuhan pangan dan dapat menambah penghasilan," kata Siwi.
Ia berharap tidak hanya Dinas Pertanian saja yang berperan dalam proses pengolahan pangan lokal akan tetapi dinas-dinas yang ada di Pemerintah Kulon Progo saling bersinergi dan berkolaborasi menjaga ketahanan pangan
“Kita dorong dinas, BUMN, BUMD dan aneka usaha untuk membantu memasarkan hasil olahan pangan lokal dari KWT," katanya.
Siwi juga berpesan kepada masyarakat untuk mendukung program dari pemerintah, pemerintah menfasilitasi masyarakat dan kelompok usaha dalam pemasaran hasil olahan pangan lokal.
“Kabupaten Kulon Progo mempunyai sumber daya alam yang sangat luar biasa mari kita sama sama mewujudkan ketahanan pangan di Kabupaten Kulon Progo," kata Siwi.
Sementara itu, Paniradya Pati Kaistimewan DIY Aris Eko Nugroho mengatakan lumbung mataraman menjadi amanat dari Gubernur DIY Sri Sultan HB X.
Program tersebut menjadi salah satu upaya pengentasan kemiskinan dan kesejahteraan masyarakat.
“Lumbung mataraman menjadi bagian cerita untuk mengentaskan kemiskinan, masyarakat bisa bercerita melakukan aktifitas dengan optimal untuk kesejahteraan masyarakat," kata Aris
Selain itu, program ini dilakukan dengan memanfaatkan lahan-lahan milik Sultan yang dikelola kalurahan untuk jadi lumbung mataraman.
Pengelolaannya juga mendapat dukungan dari dana keistimewaan.
"Itu sebabnya ia berpesan agar masyarakat DIY, khususnya di Kulon Progo memanfaatkan program tersebut secara optimal," katanya.
Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kulon Progo Drajad Purbadi di Kulon Progo, Kamis, mengatakan lumbung mataraman merupakan sebuah program yang bertujuan mewujudkan ketahanan pangan masyarakat berbasis rumah tangga dan produk lokal dengan filosofi 'Nandur Opo Sing Dipangan, Mangan Opo Sing Ditandur" (menanam yang bisa dimakan, makan apa yang ditanam).
"Kami berupaya mengenalkan dan mempromosikan produk pertanian hasil panen kelompok wanita tani (KWT) lewat kegiatan tersebut," kata Drajad.
Ia mengatakan dalam kegiatan ini yang dipromosikan adalah sayuran hingga komoditas pangan lainnya, di mana ada 30 KWT yang terlibat.
Adapun puluhan KWT ini melakukan budi daya pertanian dengan memanfaatkan pekarangan rumah. Komoditas yang ditanam terutama jenis sayuran dan pangan yang menjadi kebutuhan sehari-hari dalam rumah tangga.
"Kami berharap dengan grebek lumbung mataraman ini, masyarakat bisa melakukan pemenuhan bahan pangan secara mandiri. Tak hanya itu, bahan pangan hasil panen pun juga memiliki nilai ekonomi," katanya.
Sementara itu, Penjabat Bupati Kulon Progo Srie Nurkyatsiwi mengatakan kegiatan ini di dukung penuh melalui dana keistimewaan (danais) DIY sebagai tujuan kesejahteraan masyarakat.
“Mari sama sama kita terus menjaga kebutuhan pangan, melalui program lumbung mataraman kita ciptakan sumber pangan lokal, dengan kemandirian kita manfaatkan pekarangan rumah untuk di tanam berbagai jenis tanaman pangan, kita cukupi kebutuhan pangan melalui hasil pangan lokal," kata Siwi.
Ia juga mengajak menjadikan lumbung mataraman sebagai wadah, media promosi penjualan dan memasarkan hasil olahan pangan lokal, sebagai perantara antara produsen dan konsumen.
"Kita kenalkan kepada generasi muda pekarangan rumah kita bisa di manfaatkan untuk mencukupi kebutuhan pangan dan dapat menambah penghasilan," kata Siwi.
Ia berharap tidak hanya Dinas Pertanian saja yang berperan dalam proses pengolahan pangan lokal akan tetapi dinas-dinas yang ada di Pemerintah Kulon Progo saling bersinergi dan berkolaborasi menjaga ketahanan pangan
“Kita dorong dinas, BUMN, BUMD dan aneka usaha untuk membantu memasarkan hasil olahan pangan lokal dari KWT," katanya.
Siwi juga berpesan kepada masyarakat untuk mendukung program dari pemerintah, pemerintah menfasilitasi masyarakat dan kelompok usaha dalam pemasaran hasil olahan pangan lokal.
“Kabupaten Kulon Progo mempunyai sumber daya alam yang sangat luar biasa mari kita sama sama mewujudkan ketahanan pangan di Kabupaten Kulon Progo," kata Siwi.
Sementara itu, Paniradya Pati Kaistimewan DIY Aris Eko Nugroho mengatakan lumbung mataraman menjadi amanat dari Gubernur DIY Sri Sultan HB X.
Program tersebut menjadi salah satu upaya pengentasan kemiskinan dan kesejahteraan masyarakat.
“Lumbung mataraman menjadi bagian cerita untuk mengentaskan kemiskinan, masyarakat bisa bercerita melakukan aktifitas dengan optimal untuk kesejahteraan masyarakat," kata Aris
Selain itu, program ini dilakukan dengan memanfaatkan lahan-lahan milik Sultan yang dikelola kalurahan untuk jadi lumbung mataraman.
Pengelolaannya juga mendapat dukungan dari dana keistimewaan.
"Itu sebabnya ia berpesan agar masyarakat DIY, khususnya di Kulon Progo memanfaatkan program tersebut secara optimal," katanya.