Gunungkidul (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, memperpanjang status siaga darurat kekeringan hingga Oktober 2024 karena tingginya permintaan air bersih warga terdampak kekeringan.
Kepala Pelaksana BPBD Gunungkidul Purwono di Gunungkidul, Jumat, mengatakan tahap pertama, pada SK Bupati Nomor 135/KPTS/2024 tentang Penetapan Status Siaga Darurat Bencana Hidrometeorologi bencana kekeringan diberlakukan mulai 1 Juni - 31 Agustus 2024.
"Status siaga darurat ini diperpanjang dengan pertimbangan karena situasi kekeringan yang terus meluas serta kemarau diprediksi sampai akhir Oktober," kata Purwono.
Ia mengatakan perpanjangan status ini didasarkan pada prediksi BMKG, di mana puncak musim kemarau sampai Oktober dasarian kedua.
Selain itu, jumlah permintaan air bersih dari masyarakat sangat tinggi, serta wilayah terdampak kekeringan meluas.
"Berdasarkan data, BPBD Gunungkidul telah mendistribusikan air bersih sebanyak 912 tangki atau 4.950.000 liter kepada warga terdampak kekeringan," katanya.
Bantuan air ini disalurkan ke 10 kapanewon, yakni Purwosari, Panggang, Saptosari, Paliyan, Tepus, Nglipar, Karangmojo, Ponjong, Rongkop, dan Girisubo.
"Dari 10 kaponewon tersebut, paling parah di Kapanewon Tepus sebanyak 272 tangki, Panggang 192 tangki, dan Girisubo 116 tangki," katanya.
Sementara itu, Kepala Seksi Logistik BPBD Kabupaten Gunungkidul Arif Prasetyo Nugroho mengatakan pihaknya mengajukan tambahan air bersih sebanyak 600 tangki bersumber dari dana belanja tak terduga (BTT). Saat ini pengajuan air bersih ini sudah dalam proses.
"Selain penyaluran air bersih dari BPBD Gunungkidul, warga juga telah menerima bantuan air dari CSR, komunitas maupun pihak ketiga," katanya.*
Kepala Pelaksana BPBD Gunungkidul Purwono di Gunungkidul, Jumat, mengatakan tahap pertama, pada SK Bupati Nomor 135/KPTS/2024 tentang Penetapan Status Siaga Darurat Bencana Hidrometeorologi bencana kekeringan diberlakukan mulai 1 Juni - 31 Agustus 2024.
"Status siaga darurat ini diperpanjang dengan pertimbangan karena situasi kekeringan yang terus meluas serta kemarau diprediksi sampai akhir Oktober," kata Purwono.
Ia mengatakan perpanjangan status ini didasarkan pada prediksi BMKG, di mana puncak musim kemarau sampai Oktober dasarian kedua.
Selain itu, jumlah permintaan air bersih dari masyarakat sangat tinggi, serta wilayah terdampak kekeringan meluas.
"Berdasarkan data, BPBD Gunungkidul telah mendistribusikan air bersih sebanyak 912 tangki atau 4.950.000 liter kepada warga terdampak kekeringan," katanya.
Bantuan air ini disalurkan ke 10 kapanewon, yakni Purwosari, Panggang, Saptosari, Paliyan, Tepus, Nglipar, Karangmojo, Ponjong, Rongkop, dan Girisubo.
"Dari 10 kaponewon tersebut, paling parah di Kapanewon Tepus sebanyak 272 tangki, Panggang 192 tangki, dan Girisubo 116 tangki," katanya.
Sementara itu, Kepala Seksi Logistik BPBD Kabupaten Gunungkidul Arif Prasetyo Nugroho mengatakan pihaknya mengajukan tambahan air bersih sebanyak 600 tangki bersumber dari dana belanja tak terduga (BTT). Saat ini pengajuan air bersih ini sudah dalam proses.
"Selain penyaluran air bersih dari BPBD Gunungkidul, warga juga telah menerima bantuan air dari CSR, komunitas maupun pihak ketiga," katanya.*