Gunungkidul (ANTARA) - Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, melakukan penguatan kolaborasi sebagai strategi pengembangan sektor kelautan dan perikanan di wilayah itu.
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Gunungkidul Johan Wijayanto di Gunungkidul, Kamis, mengatakan, DKP Gunungkidul menggelar temu pelaku utama sektor kelautan dan perikanan dengan tema "Golong Giling Ngupaya Mina Amrih Raharjo" sebagai bentuk kolaborasi dengan berbagai instansi/lembaga.
Acara dihadiri oleh berbagai pemangku kepentingan dari pemerintah, akademisi, badan usaha, komunitas, hingga media massa yang berperan dalam pembangunan sektor kelautan dan perikanan.
"Kegiatan ini bertujuan memperkuat sinergi antar pelaku utama sektor kelautan dan perikanan di wilayah Gunungkidul," kata Johan.
Ia mengatakan strategi pengembangan sektor kelautan dan perikanan di Gunungkidul diarahkan pada optimalisasi potensi melalui penguatan kolaborasi.
Dengan panjang garis pantai mencapai 72 km, Gunungkidul memiliki potensi besar dalam produksi perikanan tangkap. Terdapat dua Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) di Sadeng dan Gesing, serta tujuh pangkalan pendaratan ikan (PPI) yang tersebar di Ngrenehan, Baron, Ngandong, Drini, Sundak, Siung, dan Wediombo
Gunungkidul juga memiliki banyak nelayan dan kelompok usaha bersama (KUB) yang tersebar di berbagai lokasi pendaratan ikan, serta kelompok pengolah dan pemasar (Poklahsar) yang sudah terorganisir dalam bentuk asosiasi.
"Selain itu, potensi pasar ikan konsumsi seperti lele dan nila terus meningkat, didukung oleh ketersediaan benih dari UPT BBI Mina Kencana dan Unit Perbenihan Rakyat (UPR), meski belum sepenuhnya mencukupi permintaan masyarakat," katanya.
Johan mengatakan pengembangan sektor kelautan dan perikanan juga dibutuhkan sinergi pentahelix, yaitu kolaborasi multi-pihak antara pemerintah, akademisi, pelaku usaha, masyarakat, dan media massa.
"Konsep pentahelix diperlukan untuk mencapai tujuan bersama, yaitu peningkatan produksi sektor kelautan dan perikanan, peningkatan kesejahteraan pelaku usaha, serta peningkatan konsumsi ikan di masyarakat," kata Johan.
Bupati Gunungkidul Sunaryanta menyatakan bahwa sektor kelautan memiliki potensi besar bagi penguatan struktur ekonomi Gunungkidul.
"Potensi biota laut di sepanjang pantai Gunungkidul sangat besar, termasuk dengan adanya bantuan benih lobster sebanyak 52 ribu. Namun, kita menghadapi tantangan sumber daya alam yang harus dikelola dengan bijak,” katanya.
Ia juga menekankan pentingnya kolaborasi seluruh pihak untuk mendukung pengembangan sektor ini, terutama dalam pengolahan yang menjadi motor penggerak utama ekonomi kelautan di Gunungkidul.
“Memperkuat peran kelompok usaha, dan mendukung pengembangan sektor kelautan untuk kesejahteraan masyarakat setempat,” kata dia.
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Gunungkidul Johan Wijayanto di Gunungkidul, Kamis, mengatakan, DKP Gunungkidul menggelar temu pelaku utama sektor kelautan dan perikanan dengan tema "Golong Giling Ngupaya Mina Amrih Raharjo" sebagai bentuk kolaborasi dengan berbagai instansi/lembaga.
Acara dihadiri oleh berbagai pemangku kepentingan dari pemerintah, akademisi, badan usaha, komunitas, hingga media massa yang berperan dalam pembangunan sektor kelautan dan perikanan.
"Kegiatan ini bertujuan memperkuat sinergi antar pelaku utama sektor kelautan dan perikanan di wilayah Gunungkidul," kata Johan.
Ia mengatakan strategi pengembangan sektor kelautan dan perikanan di Gunungkidul diarahkan pada optimalisasi potensi melalui penguatan kolaborasi.
Dengan panjang garis pantai mencapai 72 km, Gunungkidul memiliki potensi besar dalam produksi perikanan tangkap. Terdapat dua Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) di Sadeng dan Gesing, serta tujuh pangkalan pendaratan ikan (PPI) yang tersebar di Ngrenehan, Baron, Ngandong, Drini, Sundak, Siung, dan Wediombo
Gunungkidul juga memiliki banyak nelayan dan kelompok usaha bersama (KUB) yang tersebar di berbagai lokasi pendaratan ikan, serta kelompok pengolah dan pemasar (Poklahsar) yang sudah terorganisir dalam bentuk asosiasi.
"Selain itu, potensi pasar ikan konsumsi seperti lele dan nila terus meningkat, didukung oleh ketersediaan benih dari UPT BBI Mina Kencana dan Unit Perbenihan Rakyat (UPR), meski belum sepenuhnya mencukupi permintaan masyarakat," katanya.
Johan mengatakan pengembangan sektor kelautan dan perikanan juga dibutuhkan sinergi pentahelix, yaitu kolaborasi multi-pihak antara pemerintah, akademisi, pelaku usaha, masyarakat, dan media massa.
"Konsep pentahelix diperlukan untuk mencapai tujuan bersama, yaitu peningkatan produksi sektor kelautan dan perikanan, peningkatan kesejahteraan pelaku usaha, serta peningkatan konsumsi ikan di masyarakat," kata Johan.
Bupati Gunungkidul Sunaryanta menyatakan bahwa sektor kelautan memiliki potensi besar bagi penguatan struktur ekonomi Gunungkidul.
"Potensi biota laut di sepanjang pantai Gunungkidul sangat besar, termasuk dengan adanya bantuan benih lobster sebanyak 52 ribu. Namun, kita menghadapi tantangan sumber daya alam yang harus dikelola dengan bijak,” katanya.
Ia juga menekankan pentingnya kolaborasi seluruh pihak untuk mendukung pengembangan sektor ini, terutama dalam pengolahan yang menjadi motor penggerak utama ekonomi kelautan di Gunungkidul.
“Memperkuat peran kelompok usaha, dan mendukung pengembangan sektor kelautan untuk kesejahteraan masyarakat setempat,” kata dia.