Yogyakarta (ANTARA) - Guru Besar Bidang Ilmu Pembelajaran Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta Prof Saliman mengatakan pendidikan karakter berbasis budaya dibutuhkan untuk menghadapi berbagai tantangan sosial di era globalisasi.
Saliman dalam keterangannya di Yogyakarta, Jumat, menyebut pendidikan karakter berbasis budaya bukan sekadar sebuah tren, melainkan kebutuhan mendesak yang harus segera diterapkan.
"Pembelajaran yang berbasis budaya memungkinkan siswa untuk lebih mudah memahami konsep-konsep abstrak dan mengaitkannya dengan kehidupan sehari-hari. Selain itu, mereka juga akan memiliki rasa bangga terhadap identitas budaya bangsa," ujar dia.
Menurut Saliman, pendidikan karakter berbasis budaya adalah kompas moral yang akan membimbing generasi muda dalam mengambil keputusan dan bertindak di masa depan.
Dengan pendekatan tersebut, menurut dia, siswa tidak hanya belajar tentang pengetahuan akademik, tetapi juga diajak untuk memahami dan menghargai warisan budaya bangsa.
"Ini diharapkan dapat membentuk generasi yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga memiliki kebanggaan terhadap identitas budaya mereka," tutur dia.
Karena itu, Saliman memadang perlunya integrasi nilai-nilai budaya ke dalam kurikulum pendidikan nasional.
Pasalnya, pendidikan berbasis budaya tidak hanya bertujuan untuk memberikan pengetahuan, tetapi juga untuk menanamkan nilai-nilai moral yang dapat membentuk karakter individu yang tangguh dan berintegritas
Meskipun demikian, Saliman mengakui bahwa implementasi pendidikan karakter berbasis budaya di Indonesia masih menghadapi berbagai tantangan.
"Salah satu tantangan terbesar adalah pengaruh kuat budaya asing yang sering kali bertentangan dengan nilai-nilai budaya lokal," ujar dia.
Untuk mengatasi hal tersebut, dia menyarankan kolaborasi yang kuat antara sekolah, keluarga, dan masyarakat dalam menciptakan lingkungan yang mendukung perkembangan nilai-nilai budaya.
Menurut dia, pemerintah juga harus memberikan dukungan yang lebih besar terhadap upaya pelestarian dan pengembangan budaya.
"Di sisi lain, para pendidik perlu terus meningkatkan kompetensinya dalam mengimplementasikan pendidikan karakter berbasis budaya," kata Prof Saliman.
Saliman optimistis dengan semakin kuatnya pendidikan karakter berbasis budaya, generasi muda Indonesia akan tumbuh menjadi generasi yang berkarakter kuat, berbudaya tinggi, dan mampu memberikan kontribusi besar bagi kemajuan bangsa.
"Pendidikan karakter adalah investasi jangka panjang yang hasilnya akan dirasakan dalam bentuk generasi emas yang membawa Indonesia menuju masa depan yang lebih cerah," ujar dia.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Guru Besar UNY: Pendidikan berbasis budaya penting hadapi globalisasi
Saliman dalam keterangannya di Yogyakarta, Jumat, menyebut pendidikan karakter berbasis budaya bukan sekadar sebuah tren, melainkan kebutuhan mendesak yang harus segera diterapkan.
"Pembelajaran yang berbasis budaya memungkinkan siswa untuk lebih mudah memahami konsep-konsep abstrak dan mengaitkannya dengan kehidupan sehari-hari. Selain itu, mereka juga akan memiliki rasa bangga terhadap identitas budaya bangsa," ujar dia.
Menurut Saliman, pendidikan karakter berbasis budaya adalah kompas moral yang akan membimbing generasi muda dalam mengambil keputusan dan bertindak di masa depan.
Dengan pendekatan tersebut, menurut dia, siswa tidak hanya belajar tentang pengetahuan akademik, tetapi juga diajak untuk memahami dan menghargai warisan budaya bangsa.
"Ini diharapkan dapat membentuk generasi yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga memiliki kebanggaan terhadap identitas budaya mereka," tutur dia.
Karena itu, Saliman memadang perlunya integrasi nilai-nilai budaya ke dalam kurikulum pendidikan nasional.
Pasalnya, pendidikan berbasis budaya tidak hanya bertujuan untuk memberikan pengetahuan, tetapi juga untuk menanamkan nilai-nilai moral yang dapat membentuk karakter individu yang tangguh dan berintegritas
Meskipun demikian, Saliman mengakui bahwa implementasi pendidikan karakter berbasis budaya di Indonesia masih menghadapi berbagai tantangan.
"Salah satu tantangan terbesar adalah pengaruh kuat budaya asing yang sering kali bertentangan dengan nilai-nilai budaya lokal," ujar dia.
Untuk mengatasi hal tersebut, dia menyarankan kolaborasi yang kuat antara sekolah, keluarga, dan masyarakat dalam menciptakan lingkungan yang mendukung perkembangan nilai-nilai budaya.
Menurut dia, pemerintah juga harus memberikan dukungan yang lebih besar terhadap upaya pelestarian dan pengembangan budaya.
"Di sisi lain, para pendidik perlu terus meningkatkan kompetensinya dalam mengimplementasikan pendidikan karakter berbasis budaya," kata Prof Saliman.
Saliman optimistis dengan semakin kuatnya pendidikan karakter berbasis budaya, generasi muda Indonesia akan tumbuh menjadi generasi yang berkarakter kuat, berbudaya tinggi, dan mampu memberikan kontribusi besar bagi kemajuan bangsa.
"Pendidikan karakter adalah investasi jangka panjang yang hasilnya akan dirasakan dalam bentuk generasi emas yang membawa Indonesia menuju masa depan yang lebih cerah," ujar dia.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Guru Besar UNY: Pendidikan berbasis budaya penting hadapi globalisasi